mitologi yunani kuno echo dan narcissus (kompasiana.com)
Istilah narsisme pertama kali didapatkan dari nama Narcissus, dalam kisah mitologi Yunani Kuno. Menurut mitos, Echo adalah seorang Dewi hutan atau peri yang jatuh cinta pada Narcissus yang sangat tampan. Sosok Narcissus ini terlalu berlebihan mencintai dan mengagumi dirinya sendiri. Karena ketampanannya, Narcissus menjadi sombong dan lebih mementingkan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, ia selalu menolak wanita yang jatuh cinta padanya termasuk menampik cinta dari peri Echo.
Karena cintanya ditolak, Echo menjadi patah hati dan larut dalam kesedihannya yang mendalam. Akibat dari kesedihannya ini, Echo tidak lagi mengurus dirinya, hingga kelaparan dan akhirnya mati menjadi debu di dalam hutan.
Teriakan terakhir Echo mengucapkan selamat tinggal pada Narcissus hanya menyisakan gelombang suara. Jadi, nama Echo sampai saat ini, yang dikenal dengan saluran gelombang suara. Lalu, kita kembali ke cerita Narcissus. Karena kesombongan Narcissus terhadap Echo dan wanita lainnya, Dewa Zeus menjadi marah dan mengutuknya seumur hidup, ia tidak akan pernah merasakan cinta.
Pada suatu hari, Narcissus kehausan dan mendatangi sebuah kolam air yang sangat jernih. Ketika pertama kali melihat air tangannya merengkuh ke dalam kolam. Narcissus begitu terpikat pada bayangannya sendiri, dan tidak bisa berhenti menatapnya.
Dari obsesi akan ketampanannya sendiri, Narcissus tidak lagi memperdulikan dirinya sendiri. Hingga akhirnya pun, sama seperti peri Echo, mati karena kelaparan di tepi kolam tempat ia berkaca di atas air. Konon dari cerita legendanya, Narcissus berubah menjadi bunga yang indah, yang sampai saat ini disebut dengan nama bunga narsis atau Narcissus.