10 Burung Kicau yang Kerap Digunakan Lomba

- Burung kicau bukan hanya soal suara, tapi juga stamina, mental bertarung, dan kecerdasan
- Berbagai jenis burung memiliki keunggulan masing-masing di ajang perlombaan
- Faktor perawatan, pola makan, dan latihan rutin memegang peran penting dalam mencapai performa maksimal
Dalam dunia kicau mania, memilih burung terbaik untuk lomba bukan sekadar soal suara merdu, tetapi juga stamina, mental bertarung, dan kecerdasan burung dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kompetisi.
Berbagai jenis burung seperti murai batu, lovebird, kenari, hingga cucak ijo memiliki keunggulan masing-masing yang menjadikannya favorit di berbagai ajang perlombaan. Namun, untuk mencapai performa maksimal, faktor perawatan, pola makan, serta latihan rutin juga memegang peran penting.
1. Burung kenari

Burung kenari memiliki kicauann yang bagus, juga warna bulu yang khas dan menarik. Dia termasuk salah satu jenis burung yang dijadikan hewan peliharaan oleh banyak orang.
Itu merupakan jenis burung yang berasal dari Kepulauan Canaria di Samudera Pasifik, dekat dengan Spanyol dan Maroko.
Serinus canaria, nama ilmiah burung tersebut, persebaran burung kenari ke seluruh dunia terjadi karena ada beberapa pelaut di masa lalu yang membawanya untuk dipelihara dan dikembangkan.
Mulanya burung ini tersebar di daratan Eropa, dimulai dari Italia, Inggris, dan Spanyol hingga ada di berbagai negara.
Negara Belanda dikenal sebagai negara pengekspor kenari di Indonesia, setelah sebelumnya dikirim dari Inggris, Jerman, dan Belgia.
Burung kenari yang diekspor itu kemudian dikawinkan dengan kenari liar dan menghasilkan beberapa jenis kenari, seperti Kenari Scotch Fancy, Kenari Jambul, Kenari Giboso, dan Russian Canary.
2. Cucak ijo

Seperti namanya, burung cucak ijo atau cica daun besar (Greater Green Leafbird) mempunyai ciri utama bulu berwarna hijau. Nama ilmiahnya adalah Chloropsis sonnerati, yang termasuk dalam keluarga Chloropseidae.
Punya suara yang indah, dia merupakan kerabat dekat dari burung cipoh. Habitatnya tersebar luas meliputi kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, dan pulau-pulau sekitarnya.
Cucak ijo bertubuh sedang dengan panjang sekitar 18 hingga 22 cm. Pada umumnya burung ini memiliki warna bulu yang didominasi hijau daun di tenggorokan dan pipi. Sementara varian jantan akan berwarna hitam berkilau di bagian tenggorokan dan pipi. Cucak ijo betina di tenggorokan dan lingkaran matanya akan berwarna kuning.
3. Burung kacer

Kacer atau juga dikenal kucica kampung merupakan burung kicau yang banyak ditemukan di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Ada berbagai jenis di Indonesia, termasuk Kacer Poci, Jawa, Kalimantan, Blorok dan Madagaskar.
Burung ini memiliki bulu berwarna hitam dan putih dengan ekor panjang. Dia biasanya bersarang di lubang pohon atau ceruk di dinding.
Saat merasa ketakutan atau stres, dia akan berperilaku mbagog atau membesarkan badan. Jika sudah begitu, burung tidak bisa ikut lomba.
Burung kacer memiliki suara yang nyaring dan agresif ketika melihat musuh. Saat ada predator, burung akan mengembangkan ekornya seperti kipas, membuat mereka tampak lebih besar daripada tubuh aslinya.
4. Burung pleci

Melansir laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, burung kacamata biasa (Zosterops palpebrosus) adalah jenis burung yang dapat dijumpai di sini dan kerap menjadi peserta lomba.
Pleci dipilah lagi menjadi lima subspesies, yakni Zosterops palpebrosus everetti, Zosterops palpebrosus auriventer, Zosterops palpebrosus buxtoni, Zosterops palpebrosus melanurus dan Zosterops palpebrosus unicus.
Di antara kelimanya, yang paling umum dijumpai ialah Zosterops palpebrosus melanurus dengan ciri garis penghubung antara mata dan paruh yang tebal.
Pleci termasuk burung pengicau yang lincah. Memiliki bulu hijau zaitun dengan hitam di bagian sayap dan ekor, dia berukuran kecil, sebesar ibu jari tangan orang dewasa.
5. Burung cendet

Burung cendet dengan nama latin Lanius excubitor memiliki ciri-ciri fisik berwarna abu-abu, hitam dan putih, dengan ukuran dewasa mencapai 24 cm. Biasanya jenis betina memiliki warna yang lebih pudar daripada pejantan.
Keunikan bentuk dan warnanya membuat banyak orang tertarik untuk memeliharanya.
Selain menirukan kicauan burung lain, dia bahkan bisa menirukan suara hewan lain. Burung yang banyak diminati pecinta burung ini kerap diikutsertakan dalam lomba burung kicau.
Burung cendet jantan biasanya lebih agresif dibandingkan dengan betina. Apalagi saat tengah kelaparan.
Umumnya laki-laki memiliki kicauan yang lebih indah dan bervariasi daripada betina. Sedangkan cendet betina punya ciri khas menirukan suara kicauan dari pejantan.
Ciri lain burung cendet jantan adalah bagian pipi burung berwarna hitam pekat, bentuk kepala ceper bagian atas serta datar pada sisinya, paruh burung lebih tebal, ujung kepala berwarna hitam seperti memakai blangkon dan memiliki wajah yang sangat menakutkan dengan sorot mata yang sangat tajam.
Sedangkan cendet betina memiliki paruh burung yang tipis, pemalu jika bertemu orang baru, memiliki area tulang pubis lebih teratur dan indah, bentuk kepala lebih bulat dan warna berwarna hitam pucat di pipinya.
6. Burung anis merah

Burung anis merah memiliki warna oranye sedikit merah di bagian kepala hingga dada. Sedangkan sayapnya berwarna hitam dan sedikit putih, hitam di bagian iris mata serta kakinya yang cukup panjang dan paruh hitam.
Punya nama latin geokichla citrine, dia tidak hanya pandai berkicau, tapi juga bisa menari dengan gaya yang unik seperti leher yang dilenturkan dan digerakkan ke samping maupun ke bawah.
Tarian ini dikatakan kicau mania dengan sebutan teler. Hal itu menjadi daya tarik karena makin terlihat teler dan berkicau kencang, dia semakin mempesona.
7. Burung perkutut

Burung perkutut adalah jenis burung yang termasuk dalam keluarga Columbidae, yang juga dikenal sebagai keluarga merpati. Diketahui bahwa perkutut sangat populer dan sering dijadikan sebagai hewan peliharaan karena suaranya yang merdu dan penampilannya yang menawan.
Ia memiliki postur tubuh yang kecil hingga sedang, dengan panjang rata-rata antara 25 hingga 30 cm. Suara kicauan burung ini terdengar lembut dan berirama, sehingga sering digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual keagamaan.
Burung perkutut dikenal sebagai simbol keberuntungan dan sering dianggap membawa hoki bagi pemiliknya. Terdapat berbagai jenis dan varian, masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Di Indonesia, perkutut yang populer meliputi perkutut lokal, perkutut banyuwangi, dan perkutut majapahit.
Setiap jenis dari mereka memiliki ciri fisik dan karakteristik suara yang berbeda. Burung perkutut biasanya mudah dipelihara, dengan syarat diberi pakan yang tepat dan perawatan yang baik. Mereka cenderung beradaptasi dengan baik di lingkungan rumah, baik di dalam kandang maupun di luar.
8. Burung kolibri

Unggas ini mempunyai warna bulu yang memukau dan kicauan merdu. Disebut juga sebagai burung madu, dia berukuran 6-12 cm serta kemampuan terbang yang unik seperti helikopter. Ia juga bisa terbang mundur.
Keanekaragaman spesies kolibri yang menghiasi berbagai ekosistem adalah kekayaan alam yang wajib dijaga dan dilestarikan. Setiap spesies memiliki ciri khas, adaptasi dan peran ekologis yang krusial.
9. Murai batu

Burung murai batu (Copsychus malabaricus) termasuk ke dalam famili Muscicapidae atau burung cacing. Populasinya tersebar di seluruh pulau Sumatera, Semenanjung Malaysia dan sebagian pulau Jawa.
Jenis ini juga dikenal dengan sebutan kucica hutan. Murai batu dapat dijumpai di hutan yang rapat atau hutan sekunder mulai dari daerah India, Sri Lanka, China, Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri spesies ini dapat dijumpai mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Murai Batu merupakan kelompok burung yang dikenal teritorial dan sangat kuat dalam mempertahankan wilayahnya. Kicau mania mengatakan bahwa mereka merupakan yang terbaik dari beberapa jenis burung murai yang ada. Hal ini dibuktikan dengan keunikan serta ciri khas suara yang tidak dimiliki oleh burung impor lainnya.
Murai batu yang terpopuler di Indonesia, kebanyakan berasal dari Sumatera, seperti murai batu Lampung, murai batu Medan, murai batu Aceh, murai batu Sabang, murai batu Bordan, murai batu Bahorok, murai batu Balak, murai batu Lahat, murai batu Jambi, dan murai batu Nias.
10. Burung lovebirds

Burung ini masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan beo. Meski begitu, dia tidak bisa meniru ucapan manusia, hanya yang sifatnya sederhana saja. Rata-rata panjangnya 12017 cm saat dewasa.
Lovebirds setidaknya memiliki sembilan spesies, termasuk lovebird bertopeng, pipi hitam, fischer, nyasa, swindern, wajah merah, abyssinian, madagaskar dan persik.
Meski aktif, dia harus tetap dilatih agar selalu prima. Jika kamu memeliharanya, loverbirds harus dilatih di luar kandang beberapa jam dalam sehari untuk melatih ototnya serta memberikan rangsangan untuk kecerdasannya.
Setiap jenis burung memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri, sehingga pemilik perlu memahami kebutuhan serta teknik perawatannya agar performa burung tetap optimal di arena kompetisi. Dengan pemilihan yang tepat dan perawatan yang maksimal, bukan tidak mungkin burung peliharaanmu bisa menjadi juara dan mendulang prestasi di berbagai ajang lomba kicau.