Mengapa Antartika Disebut sebagai Benua Berdenyut?

Berhubungan dengan penumpukkan dan penyusutan lapisan es

Antartika adalah benua yang unik karena tidak memiliki populasi manusia asli. Wilayah paling dingin di belahan bumi selatan ini juga disebut sebagai benua yang berdenyut karena penumpukan dan penyusutan lapisan es di garis pantai.

Benua Antartika membentuk sebagian besar wilayah Antartika yang menguasai 20 persen belahan bumi selatan. Ini juga merupakan benua terbesar kelima.

Di bawah ini adalah penjelasan mengapa benua ini disebut sebagai benua yang berdenyut, berikut ulasannya.

Perubahan lapisan es

Mengapa Antartika Disebut sebagai Benua Berdenyut?ilustrasi Samudra Antartika (unsplash.com/@tdederichs)

Melansir dari situs Britannica, benua ini mempunyai dua bentuk massa es terapung yang terbentuk di sekitar benua, yakni:

  1. Lapisan es semi permanen yang berasal dari gletser. Beberapa di antaranya berukurang sangat besar seperti Ross Ice Shelf.
  2. Lapisan es yang membeku dan mencair setiap tahunnya, di mana pada musim dingin suhunya mencapai 56 derajat S di Atlantik dan 64 derajat S di Samudra Selatan di perbatasan Pasifik.

Antartika disebut sebagai benua berdenyut karena adanya penumpukkan dan penyusutan lapisan es di garis pantai sekunder yang dilapisi es setiap tahunnya. Didorong oleh angin dan arus, bongkahan es tersebut terus bergerak.

Pergerakan ini mengarah ke barat, di sabuk pantai aliran angin timur dan ke arah timur (lebih jauh ke utara) di sabuk aliran angin barat.

Dengan variasi wilayah bongkahan es di Arktik, bongkahan es di Antartika memainkan peran yang jauh lebih besar dalam memvariasikan pertukaran panas antara lautan dan atmosfer. Dengan demikian ini juga mengubah cuaca global.

Baca Juga: Ribuan Penguin di Antartika Tewas karena Krisis Iklim

Jaga keseimbangan panas di Bumi

Mengapa Antartika Disebut sebagai Benua Berdenyut?ilustrasi Bumi (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut situs National Geographic, Antartika memiliki peran yang lebih besar dibandingkan kebanyakan benua dalam menjaga keseimbangan panas Bumi. Es lebih reflektif dibandingkan permukaan tanah atau air. Lapisan es Antartika yang sangat besar memantulkan sejumlah besar radiasi matahari dari permukaan bumi.

Ketika lapisan es dan gletser berkurang, reflektifitas permukaan bumi juga menurun. Hai ini memungkinkan lebih banyak radiasi matahari yang diserap permukaan bumi, menyebabkan panas yang tidak seimbang yang terkait dengan pemanasan global.

Ilmuwan dari Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) menemukan bahwa perubahan iklim justru menyebabkan lebih banyak es terbentuk di beberapa bagian Antartika. Perairan di sekitar Antartika adalah bagian penting dari 'sabuk konveyor samudera', sebuah sistem global di mana air bersirkulasi ke seluruh dunia berdasarkan kepadatan dan arus.

Perairan dingin di sekitar Antartika yang dikenal sebagai Perairan Dasar Antartika sangat padat sehingga menekan dasar laut. Perairan Dasar Antartika menyebabkan air hangat naik. Upwelling Antartika begitu kuat sehingga membantu menggerakkan air ke seluruh planet.

Pergerakan ini dibantu oleh angin kencang yang mengelilingi Antartika. Tanpa bantuan lautan di sekitar Antartika, perairan di Bumi tidak akan bersirkulasi secara seimbang dan efisien.

Diketahui perluasan dan penyusutan lapisan es di sana terjadi enam kali lipat dibanding bongkahan es di Arktik sehingga benua Antartika jauh lebih berpengaruh terhadap cuaca global. Peristiwa alamiah ini menciptakan 'denyut' yang mengubah massa es, yang terjadi secara berkala.

Baca Juga: Kasus Flu Burung Pertama di Kawasan Antartika Terkonfirmasi

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya