Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Struktur Alam Semesta Miring, Temuan Studi

ilustrasi alam semesta (pexels.com/Vishva Patel)
Intinya sih...
  • Peneliti konfirmasi gemuruh alam semesta disebabkan tabrakan lubang hitam raksasa di galaksi.
  • Detektor gelombang gravitasi hasilkan peta detil dan temukan "titik panas" aktivitas di Bumi Selatan.
  • Eksperimen MeerKAT Pulsar Timing Array umumkan bukti gelombang gravitasi frekuensi rendah yang menarik.

Dengan detektor gelombang gravitasi terbesar yang pernah dibuat, peneliti telah mengkonfirmasi laporan sebelumnya bahwa struktur alam semesta terus bergetar.

Gemuruh di latar belakang ini kemungkinan besar disebabkan oleh tabrakan antara lubang hitam raksasa yang berada di jantung galaksi, menurut laman Live Science.

Hasil detektor

Hasil dari detektor—yang terdiri dari bintang-bintang neutron yang berputar cepat dan tersebar di seluruh galaksi—menunjukkan jika latar belakang gelombang gravitasi itu lebih keras dari yang diperkirakan sebelumnya. 

Mereka juga telah membuat peta gelombang gravitasi yang paling detil di langit, dan menemukan "titik panas" yang menarik dari aktivitas di Belahan Bumi Selatan.

Gelombang gravitasi adalah riak dalam tatanan ruang dan waktu. Gelombang ini tercipta ketika objek-objek yang sangat padat dan masif mengorbit atau bertabrakan satu sama lain.

Objek terpadat dan termasif di alam semesta adalah lubang hitam, sisa-sisa bintang mati. Satu-satunya cara untuk mempelajari lubang hitam adalah dengan mencari gelombang gravitasi yang dipancarkannya ketika mereka bergerak mendekati satu sama lain.

Seperti halnya cahaya, gelombang gravitasi dipancarkan dalam sebuah spektrum. Lubang hitam yang paling masif memancarkan gelombang yang paling lambat dan paling kuat—tapi untuk mempelajarinya, kita butuh detektor sebesar galaksi.

Upaya ilmuwan

Ilustrasi lubang hitam S5 0014+8 (phys.org)

Beberapa kelompok astronom di seluruh dunia telah merakit detektor gelombang gravitasi skala galaksi dengan mengamati secara seksama perilaku kelompok-kelompok bintang tertentu. Eksperimen MeerKAT Pulsar Timing Array, merupakan yang terbesar di antara detektor-detektor berskala galaksi.

Penelitian yang diterbitkan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, mengumumkan bukti lebih lanjut untuk gelombang gravitasi frekuensi rendah, dengan beberapa perbedaan yang menarik dari hasil sebelumnya.

Ilmuwan menemukan sinyal yang mengisyaratkan alam semesta yang lebih aktif dari yang diperkirakan. Mereka juga berhasil memetakan arsitektur kosmik yang ditinggalkan oleh penggabungan galaksi-galaksi dengan lebih akurat daripada sebelumnya.

Di pusat sebagian besar galaksi, para ilmuwan meyakini bahwa di sana terdapat objek raksasa yang dikenal sebagai lubang hitam supermasif. Meskipun massanya sangat besar, milyaran kali massa Matahari, raksasa kosmik ini sulit untuk dipelajari.

Lubang hitam dan pulsar

Para astronom sudah mengetahui tentang lubang hitam supermasif selama beberapa dekade, tapi baru pertama kali mengamati lubang hitam supermasif secara langsung pada 2019.

Ketika dua galaksi bergabung, lubang hitam di pusatnya mulai berputar ke arah satu sama lain. Dalam proses ini, lubang hitam memancarkan gelombang gravitasi yang sangat kuat dan lambat sehingga memberi kesempatan untuk peneliti mempelajarinya.

Mereka menggunakan kelompok objek kosmik eksotis lainnya yakni pulsar. Pulsar adalah bintang-bintang yang sangat rapat dan sebagian besar terdiri dari neutron, yang ukurannya kira-kira sebesar kota tapi massanya dua kali lipat massa Matahari.

Pulsar berputar ratusan kali dalam satu detik. Ketika berputar, pulsar bertindak seperti mercusuar, menghantam Bumi dengan pancaran radiasi dari jarak ribuan tahun cahaya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Misrohatun H
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us