Tanda Datangnya Pancaroba, Yuk Ketahui!

Seringkali menampilkan cuaca yang tidak stabil

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa musim hujan akan dimulai pada bulan November hingga Desember 2023. Sementara puncaknya terjadi pada bulan Januari dan Februari tahun depan.

Perlu diketahui bahwa negara kita hanya memiliki dua musim, yaitu musim panas dan hujan. Peralihan antara keduanya ini disebut pancaroba.

Pancaroba adalah masa peralihan antara musim hujan ke kemarau atau sebaliknya. Pada periode ini, cuaca dapat berubah dengan cepat, menciptakan tantangan dan potensi bencana.

Ciri-ciri pancaroba

Tanda Datangnya Pancaroba, Yuk Ketahui!ilustrasi musim kemarau (pexels.com/Tim Eiden)

Berikut adalah ciri-ciri pancaroba:

  • Arah angin bertiup sangat bervariasi, mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya. 
  • Secara umum cuaca di pagi hari biasanya cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, menyebabkan hujan menjelang sore hari atau malam.
  • Awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh di saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol dan punya warna ke abu-abuan dengan tepian yang jelas. Namun, menjelang sore hari, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir dan angin.
  • Suhu udara dapat berfluktuasi secara signifikan selama pancaroba.
  • Hujan dapat turun dalam jumlah yang bervariasi, kadang-kadang dalam intensitas yang tinggi.
  • Angin kencang dan badai singkat tidak jarang terjadi selama pancaroba.
  • Saat Pancaroba, posisi Matahari akan tegak lurus di atas wilayah Indonesia sehingga suhu udara di siang hari lebih panas dari pada biasanya.
  • Menjelang sore, potensi angin kencang bisa mencapai 45 kilometer per jam, meningkat dari kondisi normal 0-20 kilometer per jam.

Baca Juga: Kapan Suhu Panas di Indonesia Berakhir? Ini Penjelasan BMKG

Persiapan peralihan musim

Tanda Datangnya Pancaroba, Yuk Ketahui!Ilustrasi banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Saat memasuki musim peralihan, kita perlu waspada akan beberapa hal yang mungkin terjadi. Berikut beberapa persiapan yang bisa kita lakukan:

  • Masyarakat diharapkan memeriksa kondisi pohon dan memangkasnya jika sudah terlalu kering atau rapuh.
  • Periksa juga atap rumah, terutama yang terbuat dari bahan ringan.
  • Masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, dihimbau untuk waspada dan berhati-hati.
  • Curah hujan menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor.
  • Mengingatkan untuk memiliki tas kesiapsiagaan dengan perlengkapan darurat, termasuk makanan, udara, pakaian hangat, dan peralatan pertolongan pertama.
  • Pantau perkembangan cuaca melalui laporan cuaca resmi dan aplikasi cuaca yang andal.
  • Angin kencang dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan. Jadi hindari aktivitas yang dapat memicu kebakaran.
  • Waspadai kemungkinan badai dan angin kencang.

Baca Juga: BMKG Makassar: Suhu Panas Terus Menurun di Musim Transisi

Topik:

  • Fatkhur Rozi
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya