7 Fakta Mata-mata Bernama Mata Hari, Dulunya Penari!

Sempat tinggal di Indonesia sekitar tahun 1890-an

Jika dibandingkan dengan pria, nama perempuan yang tercatat dalam sejarah dunia mata-mata rupanya tak begitu banyak. Deretan mata-mata perempuan yang tercatat merupakan agen yang dikenal karena kemampuan dan kontribusi mereka dalam sejarah

Salah satu perempuan yang berhasil menorehkan namanya dalam catatan sejarah mata-mata adalah Mata Hari. Nama Mata Hari cukup dikenal di Eropa pada masa Perang Dunia I. Mata Hari merupakan nama panggung dari perempuan kelahiran 7 Agustus 1876. Mata Hari lahir di Leeuwarden, Belanda, dengan nama Margaretha Geertruida Zelle. Perjalanan hidup Margaretha tidak mulus, bahkan kematiannya cukup menyedihkan. Ia harus bertahan menjalani hari-harinya sendirian. Simak fakta menarik mengenai Mata Hari dalam daftar berikut.

1. Mata-mata ini pernah tinggal di Indonesia

7 Fakta Mata-mata Bernama Mata Hari, Dulunya Penari!potret wajah Mata Hari dari samping (commons.wikimedia.org/Jan Arkesteijn)

Dilansir The Guardian, mata-mata perempuan ini pernah sempat tinggal di Indonesia. Hal ini dikarenakan sang suaminya anggota militer, tepatnya seorang kapten kolonial Belanda, tak lama setelah kelahiran anak pertama mereka, Norman-John MacLeod, tahun 1897 Margaretha dibawa oleh suaminya ke Hindia Belanda, sebutan bagi Indonesia pada masa Perang Dunia I. Margaretha dan keluarganya tinggal di pulau Jawa. Di Indonesia, Margaretha melahirkan anak keduaya, seorang putri yang diberi nama Louise Jeanne MacLeod pada tahun 1898.

Keluarga Margaretha tinggal di pulau Jawa hingga tahun 1900. Dilansir History of Yesterday, selama tinggal di Indonesia, Margaretha merasa terpana akan budaya masyarakat di Indonesia. Ia pun bergabung dengan kelompok tari lokal dan belajar menari. Ia kemudian mengambil nama panggung 'Mata Hari'.

2. Pernikahannya tidak berlangsung lama

7 Fakta Mata-mata Bernama Mata Hari, Dulunya Penari!potret Margaretha (Mata Hari) dan suaminya, Rudolph MacLeod (commons.wikimedia.org/Hohum)

Untuk meningkatkan taraf hidupnya, Margaretha yang saat itu berusia 18 tahun memutuskan untuk merespon pengumuman pencarian istri oleh seorang kapten kolonial Belanda bernama Rudolf MacLeod. Margaretha akhirnya berhasil menghubungi Rudolf dan menikah dengan pria yang berusia lebih tua 20 tahun darinya itu pada 11 Juli 1895.

Namun, pernikahan mereka tidak bertahan lama. Dilansir BBC, Rudolf adalah seorang pemabuk dan suka main perempuan. Namun, Rudolf juga mengeluh tentang Margaretha yang senang bergosip dan sangat tertarik dengan fashion. Setelah kembali ke Belanda, pada tahun 1902 pasangan tersebut akhirnya bercerai.

Ketika berada di Indonesia, kedua anak mereka sakit. Ada dugaan keduanya diracuni oleh pengasuhnya. Putra mereka, Norman, meninggal dunia, sementara adiknya sekarat namun berhasil selamat. Setelah bercerai, putri mereka berada dalam asuhan Rudolf, dan Margaretha tidak mendapatkan apapun, sendirian, dan miskin.  

3. Memilih profesi sebagai penari

7 Fakta Mata-mata Bernama Mata Hari, Dulunya Penari!potret Mata Hari sedang menari (commons.wikimedia.org/Jan Arkesteijn)

Karena tidak mendapatkan apapun setelah bercerai, Margaretha akhirnya memutuskan untuk memulai hidup baru dengan pergi ke Paris dan mencari pekerjaan. Berbekal pengalamannya belajar tarian lokal selama di Indonesia, ia pun menjadi seorang penari dan menggunakan nama panggungnya, Mata Hari. Ia mulai menari di bar-bar hingga tampil dan menari di teater.

Setelah menari pada pembukaan museum seni Musée Guimet di Paris, 13 Maret 1905, Mata Hari semakin dikenal di Eropa. Ia menjadi penari eksotik profesional dan dikenal karena gerakan-gerakan sensual dan profokatif yang dilakukannya. Biography melansir bahwa ia kerap melepaskan pakaiannya satu per satu ketika menari, dan hanya meninggalkan penutup dada.

Ciri khas penampilan Mata Hari adalah hiasan kepala dan penutup dada yang memiliki unsur budaya timur. Ia bepergian ke negara Eropa lainnya dan menari di sana.

4. Banyak berbohong demi karirnya

7 Fakta Mata-mata Bernama Mata Hari, Dulunya Penari!potret Mata Hari (commons.wikimedia.org/Hannolans)

Tarian yang dilakukan Mata Hari sebenarnya merupakan tarian telanjang yang kerap dilakukan para prostitusi. Namun, demi mempertahankan karirnya ia membangun persona dan mengarang cerita agar ia dapat diterima di Eropa.

Mata Hari kerap mengatakan bahwa ia adalah seorang putri dari Jawa. Ia juga mengatakan bahwa tarian yang dibawakannya bukanlah tarian yang tabu dan erotik, melainkan tarian otentik, tradisional, sebuah ritual dan seni dari timur yang disebut temple dancing atau tarian kuil. 

Perempuan yang menguasai beberapa bahasa ini juga mengaku bahwa ia adalah seorang putri Hindu Jawa yang dididik dan dibesarkan untuk menjadi penari pada upacara-upacara dan perayaan. Ia juga berkesempatan 'mengajar' para penontonnya mengenai kebudayaan dan cara-cara hidup budaya timur. 

Baca Juga: 5 Karakter Perempuan Tangguh di Drama Snowdrop, Ada Mata-Mata!

5. Senang menggoda lawan jenis

7 Fakta Mata-mata Bernama Mata Hari, Dulunya Penari!potret Mata Hari (commons.wikimedia.org/Racconish)

Sejak masa muda, bahkan sebelum menikah dengan Rudolf MacLeod, Mata Hari dikenal sudah menggoda pria dan menjadi perempuan simpanan maupun selingkuhan. Ia kerap tampil dengan berlebihan, mengenakan pakaian-pakaian yang mencolok dan baru. 

ThoughtCo melansir bahwa ia pernah dikirim untuk mengajar di sebuah sekolah mengajar untuk calon guru TK pada usia 15 tahun. Namun ia dikeluarkan dari sekolah karena 'berselingkuh' dengan kepala sekolah di sana. 

Setelah berpisah dengan suaminya dan pergi ke Paris, dan menjadi penari erotik, ia dikelilingi banyak pria. Namun Mata Hari hanya senang menggoda pria yang berlatar belakang militer. Ia kerap memiliki hubungan khusus dengan beberapa pria dari pemerintahan dan militer.

Hal ini membuatnya mengenal banyak orang dari kalangan orang-orang penting. Ia pun memperoleh kemudahan ketika melakukan perjalanan ke negara Eropa lainnya, dan memperlancar karirnya sebagai penari.

6. Dimanfaatkan menjadi mata-mata

7 Fakta Mata-mata Bernama Mata Hari, Dulunya Penari!foto Mata Hari (commons.wikimedia.org/Mr.Nostalgic)

Kepopuleran Mata Hari dan hubungannya dengan kaum politik dan militer menarik perhatian agen intelijen Jerman dan Prancis. Kedua negara tersebut kemudian membayar Mata Hari untuk menjadi mata-mata. Dapat dikatakan bahwa Mata Hari adalah seorang double agent.

Mata Hari memanfaatkan hubungan dan pekerjaannya untuk memperoleh informasi. Namun, apa yang dilakukannya tidak begitu banyak dibandingkan mata-mata pada umumnya. Banyak ahli bahkan meragukan status Mata Hari sebagai mata-mata, terlebih sebagai double agent. Selain itu, ia juga terlalu terkenal untuk menjadi seorang mata-mata. 

Mata Hari dikatakan menerima tawaran Prancis untuk mencari informasi rahasia dari Jerman, tanpa mengatakan bahwa ia telah menerima tawaran Jerman untuk memata-matai Prancis. BBC melansir bahwa ia mengirim pesan tanpa kode, mengirim surat pada agen intelijen Prancis melalui layanan pos reguler, dan sering menelepon ke kantor agen intelijen. Hal ini membuat Mata Hari dianggap antara orang yang licik dan cerdik, atau naif dan bodoh.

7. Tewas dieksekusi

7 Fakta Mata-mata Bernama Mata Hari, Dulunya Penari!patung Mata Hari di Leeuwarden (commons.wikimedia.org/Jan Arkesteijn)

Statusnya sebagai mata-mata ternyata membawa Mata Hari pada akhir hidupnya. Ketika kembali ke Paris pada 13 Februari 1917, Mata Hari ditangkap di hotel tempatnya menginap. Ia kemudian ditahan dengan tuduhan sebagai mata-mata Jerman untuk Prancis. Prancis dikatakan berhasil memecahkan kode nama mata-mata yakni H-21, yang merupakan kode nama untuk Mata Hari.

Selain tuduhan menjadi mata-mata, majalah Time melansir bahwa Mata Hari juga dituntut bersalah atas kematian 50 ribu tentara Prancis. Tuntutan tersebut diajukan tanpa adanya bukti dan penjelasan yang jelas. Pada 25 Juli 1917, Mata Hari dinyatakan bersalah atas tuduhan spionase. Sayangnya, pemerintah Belanda tidak melakukan tindakan apa pun untuk membela Mata Hari sebagai warga negara mereka.

Di bulan Oktober 1917, Mata Hari harus menjalani hukumannya, yaitu eksekusi mati dengan cara ditembak. Mata Hari dengan berani menghadapi eksekusinya. Ia menolak menggunakan penutup kepala, dan memilih untuk melihat langsung para eksekutornya. Ia tak melawan dan tidak bergerak sedikit pun. Margaretha Geertruida Zelle akhirnya tewas di tangan eksekutor di usia 41 tahun. 

Perjalanan hidup Margaretha sebagai mata-mata tidak mudah, ia selalu berusaha untuk bertahan hidup, walau harus berbohong. Ia memanfaatkan berbagai kesempatan yang ada, namun tewas dengan cukup menyedihkan.

Baca Juga: 5 Mata-mata Perempuan Paling Berbahaya di Era Perang Dunia II

MONICA GRACIA Photo Verified Writer MONICA GRACIA

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya