5 Mitos mengenai Otak Manusia, Jangan Asal Percaya!

Ternyata tak ada bagian otak yang dominan

Otak merupakan salah satu organ tubuh terpenting yang paling kompleks dan misterius. Dilansir Live Science organ yang berfungsi sebagai pusat komando dari seluruh aktivitas tubuh ini memiliki berat sekitar dua persen dari berat badan kita.

Selama bertahun-tahun para peneliti berusaha untuk memahami fungsi dan cara kerja otak. Dengan memahami fungsi dan cara kerja otak, kita dapat mengetahui cara menjaga agar otak tetap sehat dan berfungsi dengan baik.

Ada banyak informasi mengenai otak yang beredar di kalangan masyarakat umum. Sayangnya, tidak semua informasi tersebut benar dan tepat. Simak mitos populer mengenai otak dan fakta yang sebenarnya dalam daftar di bawah ini. 

1. Mitos: Perbedaan otak laki-laki dan perempuan membuat kaum adam lebih pintar

5 Mitos mengenai Otak Manusia, Jangan Asal Percaya!ilustrasi otak pria (pixabay.com/aytuguluturk)

Tak dapat dimungkiri bahwa cara dan pola berpikir antara laki-laki dan perempuan memang berbeda. Hal ini tak lepas dari adanya perbedaan pada otak kedua gender tersebut. Secara ilmiah, hal ini bukanlah mitos. Dilansir Stanford Medicine Magazine, otak keduanya memang sedikit berbeda, dalam ukuran secara keseluruhan, maupun besar volume bagian otak tertentu. 

Secara keseluruhan, ukuran otak pria sekitar 10 persen lebih besar dari perempuan, tapi ini tak berarti bahwa mereka lebih cerdas. Dilansir Science Daily, bagian otak yang disebut amigdala milik pria berukuran lebih besar. Sementara itu, bagian otak yang disebut hipokampus milik perempuan justru lebih besar dibandingkan pria. Hal ini menyebabkan perbedaan kemampuan kognitif.

2. Mitos: Ukuran otak mempengaruhi tingkat kecerdasan

5 Mitos mengenai Otak Manusia, Jangan Asal Percaya!potret Albert Einstein (pixabay.com/ParentRap)

Ada anggapan umum bahwa ukuran otak mempengaruhi tingkat kecerdasan. Semakin besar ukuran otak, semakin tinggi pula tingkat kecerdasannya. Namun faktanya, hal ini kurang tepat. 

Jika ukuran otak mempengaruhi tingkat kecerdasan, maka spesies dengan ukuran otak lebih besar dari manusia, seperti gajah dan paus, seharusnya lebih cerdas. Dilansir New Scientist, ukuran otak laki-laki yang lebih besar bahkan tak menjamin bahwa mereka lebih cerdas daripada perempuan.

Walau tidak menjamin tingkat kecerdasan, dilansir Science Daily, hasil studi menunjukkan bahwa ukuran otak memiliki sedikit efek pada kemampuan kognitif seseorang. Secara umum, orang dengan ukuran otak lebih besar memiliki performa kognitif yang sedikit lebih baik.

Baca Juga: 5 Mitos tentang Olahraga yang Masih Dipercaya, Apa Saja?

3. Mitos: Manusia hanya menggunakan 10 persen dari total kemampuan otaknya

5 Mitos mengenai Otak Manusia, Jangan Asal Percaya!potret hasil pencitraan otak manusia (pixabay.com/kalhh)

Salah satu anggapan yang paling populer mengenai otak adalah bahwa manusia hanya menggunakan 10 persen dari kemampuan otaknya. Namun, hal ini hanyalah mitos belaka. Dilansir Winchester Hospital, hasil pencitraan otak (brain imaging) menunjukkan bahwa sebagian besar bagian otak manusia aktif berfungsi, baik saat seseorang terjaga maupun tertidur.

Dilansir Medical News Today, mitos ini diduga muncul pertama kali pada tahun 1907 dari sebuah artikel yang ditulis oleh William James. Dalam artikel tersebut, James menyatakan bahwa manusia hanya menggunakan sebagian kecil dari sumber daya mental dan fisik, sehingga kita sering merasa kurang bersemangat. Akan tetapi, hal ini disalahartikan oleh banyak orang sebagai kemampuan otak yang tak digunakan secara maksimal.

4. Mitos: Bermain video game merusak otak

5 Mitos mengenai Otak Manusia, Jangan Asal Percaya!ilustrasi orang bermain video game (pixabay.com/Olichel)

Kebanyak orangtua melarang anaknya bermain game karena menganggapnya dapat merusak otak. Namun, anggapan ini ternyata kurang tepat.

Dilansir Science Daily, bermain game memang dapat mempengaruhi performa dan struktur otak. Namun, baik buruknya pengaruh bermain game pada otak dan mental seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti jenis game yang dimainkan, dan lamanya durasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gamer mengalami peningkatan dalam beberapa jenis kemampuan atensi, memori, dan kemampuan motorik. Selain itu, sebuah jurnal pada National Library of Medicine melansir bahwa terdapat peningkatan kemampuan visuospasial pada gamer.

Akan tetapi, bermain video game juga dapat memberikan pengaruh negatif pada otak, seperti menurunnya fungsi eksekutif otak. Risiko lain yang rentan dialami seorang gamer adalah adiksi.

5. Mitos: Orang yang dominan otak kanan lebih kreatif, sedangkan orang yang dominan otak kiri lebih logis

5 Mitos mengenai Otak Manusia, Jangan Asal Percaya!ilustrasi otak kiri dan otak kanan (pixabay.com/ElisaRiva)

Banyak yang percaya bahwa orang yang otak kirinya lebih dominan cenderung lebih logis, dan orang yang dominan otak kanan lebih kreatif. Dilansir Helathline, hal ini hanya mitos belaka dan tak terbukti secara ilmiah. Kedua sisi otak saling terhubung dan bekerja bersama-sama walau memiliki fungsi yang berbeda.  

Harvard Health Publishing melansir bahwa tidak ada bagian otak yang dominan. Kedua sisi otak bekerja dan aktif secara bersamaan, terlepas dari kepribadian seseorang. Setiap bagian otak memiliki fungsi yang berbeda, tapi saling mendukung dan melengkapi.

Jika otak sebelah kiri berfungsi mempelajari bahasa, maka otak kanan berfungsi untuk memahami konteks dan nada berbicara. Walau otak kiri bertanggung jawab dalam memahami logika dan matematika, otak kanan bertanggung jawab dalam membandingkan dan membuat perkiraan kasar.

Otak merupakan salah satu organ terpenting yang berfungsi sebagai pusat komando tubuh. Ada banyak asumsi dan informasi yang beredar mengenai organ yang misterius dan kompleks ini. Dari daftar mitos barusan, mana yang pernah kamu percaya?

Baca Juga: Mitos-mitos Satu Suro yang Masih Dipercaya Hingga Kini

MONICA GRACIA Photo Verified Writer MONICA GRACIA

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya