5 Trik yang Digunakan Parasit untuk Menjerat Inangnya 

Apakah mereka cerdik atau licik?

Evolusi bukanlah proses yang menyenangkan atau bersahabat bagi setiap organisme. Karena evolusi berproses dengan kekuatan buta, tapi hanya menguntungkan organisme yang memiliki mutasi baik untuk mewariskan gennya. Proses tersebut memang dapat mengubah penampilan organisme dengan sifat yang luar biasa. Akan tetapi, di sisi lain hal ini terkadang hanya menguntungkan beberapa parasit yang licik.

Hampir semua spesies memiliki spesies lain yang telah berevolusi, yang berkembang biak di dalam tubuhnya untuk mencuri nutrisi. Terkadang, kita melihat parasit hanya perlu terbang dan menggigit. Namun, beberapa parasit memiliki siklus hidup yang sangat aneh, mereka memerlukan banyak inang untuk menamatkan siklusnya. Setiap parasit yang berbeda memiliki inang yang juga berbeda. Nah, berikut ini ada beberapa trik licik yang digunakan setiap parasit untuk menjerat inangnya.

1. Mengendalikan pikiran inangnya

5 Trik yang Digunakan Parasit untuk Menjerat Inangnya Semut dibunuh oleh jamur (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Parasit yang mungkin paling terkenal dalam menginfeksi semut dan laba-laba adalah jamur Cordyceps atau jamur semut zombie. Dinamakan demikian, sebab jamur tersebut kerap mengendalikan pikiran semut saat menginfeksinya. Saat semut terinfeksi, jamur Cordyceps mengirimkan sinyal kimia ke otak semut untuk memanjat tanaman.

Setelah memanjat, semut menggigit urat daun tanaman, lalu ia akan mati dan menetap selamanya. Setelah proses tersebut, jamur bersiap untuk tumbuh dan membentuk paku tinggi—menembus tubuh semut—untuk melepaskan sporanya. Dilansir NPR, Cordyceps menghabiskan seluruh nutrisi inangnya (semut) sebelum mengisi tubuhnya dengan spora yang memungkinkan jamur berkembang biak.

2. Menjadikan tubuh inangnya berwarna merah muda

5 Trik yang Digunakan Parasit untuk Menjerat Inangnya Flamingo karibia di Kebun Binatang Toronto (commons.wikimedia.org/Darren Swim)

Penampilan flamingo dengan warna merah jambunya memang terlihat sangat menarik. Flamingo diketahui memakan udang Artemia, atau disebut juga monyet laut. Udang kecil ini berwarna merah muda—yang membuat tubuh flamingo berwarna merah jambu karena zat kimia pigmentasi dari udang. Akan tetapi, penyebab warna udang Artemia berwarna merah muda adalah karena mereka terinfeksi parasit cacing pita yang disebut Flamingolepis liguloides.

Udang yang terinfeksi dan terpengaruh oleh parasit cacing pita akan berkumpul dalam kelompok besar, yang memungkinkan mereka mudah dimangsa oleh flamingo. Parasit tersebut sengaja menjadikan tubuh udang berwarna merah cerah agar dapat mudah ditemukan oleh flamingo. Sehingga, parasit cacing pita yang dimakan bersama udang tersebut dapat tumbuh hingga dewasa di dalam perut flamingo.

3. Berpura-pura menjadi anak semut

5 Trik yang Digunakan Parasit untuk Menjerat Inangnya Larva kupu-kupu Phengaris arion yang berpura-pura menjadi anak semut myrmica (commons.wikimedia.org/Tartally A, Koschuh A, Varga Z)

Apakah kamu sudah pernah melihat kupu-kupu biru besar atau Phengaris arion? Ternyata, dibalik penampilannya yang cantik, kupu-kupu ini memiliki larva yang bersifat parasitisme. Larva kupu-kupu biru besar mengelabui semut myrmica agar merawatnya. Siklus awal ini terjadi karena kupu-kupu biru besar telah berevolusi, sehingga anak-anaknya yang berbentuk larva terlihat mirip dengan larva semut myrmica.

Larva yang licik sekaligus cerdik ini membiarkan dirinya jatuh ke tanah, di dekat sarang semut myrmica. Mereka melepaskan feromon berbau harum yang meniru bau larva semut. Semut myrmica pun memeriksa apakah larva tersebut adalah anaknya yang melarikan diri atau bukan.

Setelah semut yakin bahwa itu adalah anaknya, kemudian mereka membawa larva sialan itu ke dalam sarangnya untuk dirawat dan diberi makan. Tidak hanya itu, bahkan larva-larva dari kupu-kupu ini juga memakan saudara semutnya yang sudah besar. Mereka membiarkan telur dan larva semut yang masih kecil untuk tumbuh sebagai persediaan makanannya nanti.

4. Menjadikan inangnya mirip seperti buah

5 Trik yang Digunakan Parasit untuk Menjerat Inangnya Semut Cephalotes atratus yang terinfeksi parasit nematoda Myrmeconema neotropicum (42evolution.org)

Korban dari trik parasit—yang bagian tubuhnya diubah menjadi seperti warna buah adalah semut Amerika Selatan Cephalotes atratus. Parasit yang kerap menginfeksi semut ini adalah nematoda Myrmeconema neotropicum.

Penampilan semut Amerika Selatan Cephalotes atratus sebetulnya berwarna hitam polos. Namun, parasit mengubah warna perutnya menjadi merah seperti buah beri. Tujuan parasit tersebut adalah agar semut dimakan oleh burung, karena burung akan mengira itu adalah buah beri. Sehingga, parasit yang disebut nematoda Myrmeconema neotropicum ini dapat berpindah inang, yang kemudian menginfeksi burung.

5. Mengubah perilaku inangnya untuk mengundang predator

5 Trik yang Digunakan Parasit untuk Menjerat Inangnya parasit Leucochloridium paradoxum pada siput (commons.wikimedia.org/AfroBrazilian)

Tampaknya, siput tidak memiliki kehidupan yang menyenangkan. Dengan merangkak lamban di atas tanah, membuat siput kerap terinfeksi berbagai macam parasit. Salah satunya adalah parasit Leucochloridium paradoxum psikedelik, yang berkembang biak di dalam tubuh siput. Secara perlahan, parasit Leucochloridium menyebar ke seluruh tubuh siput dan memakan 20 persen inangnya. Parasit tersebut kemudian menyerang batang mata siput hingga menonjol dan berdenyut.

Tonjolan hijau yang berdenyut ini bertujuan untuk menarik perhatian burung mana pun yang sedang mencari makan. Agar lebih mudah mengundang predator ini, parasit mengubah perilaku siput untuk tetap berada di tempat terang. Setelah siput berhasil dimakan, parasit berpindah ke saluran pencernaan burung untuk bertelur.

Saat burung buang air besar, telur-telur parasit juga akan jatuh ke tanah. Mereka mengawali siklus barunya yang aneh ini dengan menunggu siput merayap di atasnya.

Terlihat begitu malang hewan-hewan yang menjadi korban siklus hidup beberapa parasit ini. Meski demikian, berbagai macam parasit dengan banyak spesies tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya tanpa inang. Terlebih lagi, evolusi telah memberi organisme tersebut untuk hidup demikian.

Baca Juga: 7 Jamur yang Tumbuh di Pohon, Jadi Parasit

Ali Akbar Muhamad Photo Verified Writer Ali Akbar Muhamad

Menulis dalam keheningan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya