Jejak Sejarah Barbershop dan Peran Mereka dalam Dunia Medis di Abad 15
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat zaman yang dingin di Prancis abad ke-15, tukang cukur menjadi sosok yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, jauh sebelum menjadi ahli dalam merapikan jenggot dan memotong rambut, mereka memiliki peran yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang kita bayangkan.
1. Peran tukang cukur sebagai ahli bedah berpengalaman
Kedai tukang cukur pada masa itu menjadi pusat kegiatan sosial yang menarik. Mereka bukan hanya sekadar merapikan penampilan, tetapi juga terampil dalam berbagai prosedur medis.
Tukang cukur bukan hanya memotong rambut, tetapi juga terlatih dalam berbagai operasi karena keahlian menggunakkan alat-alat tajam, mulai dari pencabutan gigi hingga amputasi. Peran mereka sebagai ahli bedah adalah aspek yang tak terduga namun penting pada masa itu.
Seiring berjalannya waktu, tukang cukur menjadi tempat di mana peran mereka berkembang dari sekadar melakukan prosedur kecantikan menjadi spesialis dalam intervensi medis yang lebih serius.
2. Transisi dari peran gereja ke dunia kedokteran
Perubahan dramatis dalam peran tukang cukur terkait dengan aturan gereja pada saat itu. Sebelumnya, operasi medis banyak dilakukan oleh biarawan yang dipersyaratkan oleh Gereja Katolik. Namun, pada tahun 1215, gereja melarang para biarawan untuk melakukan prosedur yang mengakibatkan pendarahan. Inilah yang membuka jalan bagi perkembangan profesi medis secara mandiri.
Bersamaan dengan larangan gereja, perguruan tinggi kedokteran mulai muncul di Eropa. Meskipun demikian, para dokter pada masa itu enggan terlibat dalam prosedur yang melibatkan darah. Dalam akibatnya, bidang kedokteran dan pembedahan dipisahkan, dan tugas operasi ditangani oleh tukang cukur yang terlatih melalui pengalaman praktis dan pelatihan yang mendalam.
3. Pengaruh cuaca ekstrem dan penyakit di atlantik utara terhadap profesi tukang cukur
Evolusi pengatahuan lebih formal dari tukang cukur ini mengarah pada peran tukang cukur sebagai ahli bedah menjadi semakin berpengalaman. Mereka tidak hanya memotong rambut dan mencukur jenggot, tetapi juga terlibat dalam berbagai prosedur pembedahan, seperti pencabutan gigi, jahitan, hingga amputasi.
Ketika cuaca tak terduga di sepanjang Atlantik Utara di akhir abad ke-15 menyebabkan kelaparan dan penyebaran penyakit, tukang cukur menjadi penolong yang tak tergantikan. Mereka melakukan amputasi untuk menyelamatkan pasien dari gangrene.
Editor’s picks
Sehingga sejak itu tukang cukur tidak hanya beroperasi di toko dan biara, tetapi juga menemani tentara dalam kampanye perang dengan jarak dekat dan jauh, serta menyumbangkan pengetahuan medis yang penting untuk lembaga medis angkatan bersenjata.
4. Ambroise Paré
Ambroise Paré (1510–1590) adalah seorang ahli bedah Prancis yang dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah kedokteran. Lahir pada awal abad ke-16, Paré memulai karirnya sebagai tukang cukur, kemudian menjadi asisten ahli bedah di rumah sakit Hôtel-Dieu di Paris. Kepandaian dan inovasinya membuatnya mendapatkan pengakuan di dunia medis pada masanya.
Ambroise Paré terkenal karena melawan praktik bedah yang menyakitkan dan tak efektif yang umum pada zaman itu. Salah satu kontribusinya yang paling terkenal adalah penggantian minyak mendidih dengan salep antiseptik.
Ketika Paré mendapati persediaan minyak habis selama suatu pertempuran, ia menggunakan campuran telur, air mawar, dan terpentin sebagai alternatif. Keputusannya ini tidak hanya lebih efektif dalam mengobati luka, tetapi juga lebih menghormati pasien.
Ambroise Paré menjadi pionir dalam menggunakan teknik pengikatan pembuluh darah setelah amputasi, yang membantu mengurangi risiko infeksi dan mempercepat penyembuhan. Pencapaiannya yang signifikan melibatkan penulisan buku-buku medis, termasuk karya monumentalnya "Des instruments chirurgicaux" (Tentang Alat Bedah), yang menjadi rujukan penting di bidang bedah selama berabad-abad.
3. Perkembangan profesi tukang cukur sebagai ahli bedah
Pemisahan profesi tukang cukur dan ahli bedah terjadi secara lebih jelas pada abad ke-18. Adanya tekanan dari lembaga medis dan perkembangan pengetahuan medis menyebabkan pemisahan yang lebih tegas antara tukang cukur dan ahli bedah.
Ahli bedah dan dokter gigi mulai menjadi praktisi medis yang terlatih melalui universitas dan pendidikan formal, sementara tukang cukur tetap sebagai pengrajin yang mempelajari keterampilan mereka melalui pelatihan praktis. Meski demikian, warisan tukang cukur sebagai ahli bedah masih dapat kita lihat saat ini.
Ciri khas seperti garis merah dan putih di tiang tukang cukur dipercaya mewakili simbol darah dan perban yang digunakan oleh praktisi pada masa lalu, tiang ini biasa disebut sebagai barber pole.
Jejak perjalanan tukang cukur dari peran sehari-hari menjadi ahli bedah yang terlatih telah memberikan warisan berharga bagi dunia kedokteran. Meskipun peran mereka telah berubah seiring waktu, kontribusi dan pengalaman mereka tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah perkembangan ilmu medis. Fondasi pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, telah membantu membentuk praktik medis modern yang kita kenal hingga saat ini.
Baca Juga: 10 Arti Mimpi Cukur Rambut, Pertanda Untung atau Sial?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.