5 Fakta Seputar Bulu Kucing, Ternyata Bukan Pemicu Alergi

Bulu kucing ternyata bukan pemicu alergi

Kucing merupakan hewan peliharaan yang banyak digemari. Fitur tubuhnya yang unik dan lucu menjadi daya tarik bagi sebagian orang. Selain itu, hewan ini memiliki bulu-bulu yang lembut yang membuat kita merasa gemas dan ingin membelainya.

Bulu kucing sering kali dianggap sebagai penyebab alergi, namun tahukah kamu ternyata secara ilmiah bulu kucing tidak memicu alergi? Alergi terhadap kucing ternyata disebabkan karena sejumlah protein yang dieksresikan organ kulit. Nah, apa saja fakta menarik seputar bulu kucing lainnya? Yuk check it out!

1. Kucing menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan bulu-bulunya

5 Fakta Seputar Bulu Kucing, Ternyata Bukan Pemicu Alergiilustrasi kucing (unsplash.com/Ludemeula Fernandes)

Kucing sering terlihat tengah menjilat bulu-bulu pada tubuhnya atau dikenal dengan istilah grooming. Ini adalah cara yang dilakukan kucing untuk menjaga  kebersihan tubuh. Grooming akan menstimulasi produksi sebum, membantu mengurangi kotoran dan parasit serta membuang rambut-rambut yang rontok. 

Kucing menghabiskan banyak waktu untuk melakukan grooming pada bulunya. Melansir laman Fully Feline, sebuah studi terhadap sebelas kucing domestik menunjukkan bahwa kucing menghabiskan sekitar 8% waktu terjaga untuk grooming. Penelitian lain menyebutkan kucing bisa menghabiskan 25-30% waktunya untuk grooming. Ini menunjukkan seberapa penting kebersihan bagi seekor kucing.

2. Bagian bulu kucing

5 Fakta Seputar Bulu Kucing, Ternyata Bukan Pemicu Alergiilustrasi kucing (unsplash.com/Mikhail Vasilyev)

Setiap bulu kucing terdiri dari filamen panjang dan ramping yang tersusun atas keratin. Secara umum, ada dua bagian rambut kucing yaitu akar dan batang. Akar berada dalam kantung atau folikel yang tertanam pada lapisan dermis. Pada bagian folikel terdapat kelenjar keringat yang mengeluarkan substansi semifluid. Zat ini menyelimuti setiap rambut dan membuatnya tampak berkilau.

Pada bulu kucing terdapat otot kecil bernama arrector pili yang melekat pada bagian folikel rambut. Ketika otot-otot ini berkontraksi, rambut-rambut kucing akan berdiri. Selain itu, arrector pili juga bertanggung jawab atas kerontokan pada rambut. Ketika kucing stres, arrector pili akan bergetar dan menstimulasi kerontokan pada rambut kucing.

3. Kondisi bulu kucing menunjukkan status kesehatan kucing

5 Fakta Seputar Bulu Kucing, Ternyata Bukan Pemicu Alergiilustrasi kucing (unsplash.com/Erik-Jan Leusink)

Selain untuk menjaga tubuh kucing tetap hangat, bulu kucing bisa menunjukkan status kesehatan kucing. Kucing yang sehat akan rutin memelihara bulu-bulunya sehingga tampak bersih.

Sementara itu kucing yang sakit, kurang asupan nutrisi atau tengah stres akan memiliki bulu yang tidak rata, kasar, dan kotor. Kucing yang terinfeksi atau mengalami stres ekstrim cenderung melakukan grooming berlebihan. Ini bisa menyebabkan munculnya titik-titik kebotakan pada kucing.

4. Kucing memiliki tiga lapis bulu

5 Fakta Seputar Bulu Kucing, Ternyata Bukan Pemicu Alergiilustrasi kucing (unsplash.com/Pacto Visual)

Melansir laman Explore Cats, bulu kucing terdiri dari tiga lapis yakni, lapisan rambut penjaga, rambut tenda. dan rambut dasar. Rambut penjaga berupa bulu lurus, tebal, panjang dan kasar dengan ujung meruncing yang bertugas melindungi kucing agar tetap kering dan juga berfungsi sebagai indra peraba. Saat kucing merasa takut, bulu-bulu ini akan tampak menonjol.

Rambut tenda berada tepat di bawah lapisan rambut penjaga dan memiliki ukuran lebih pendek. Pada kucing domestik, rambut ini berperan membentuk warna bulu kucing. Lapisan terakhir yakni rambut sekunder yang berukuran pendek dan lembut.

Lapisan rambut sekunder berperan menahan suhu dan menjaga suhu tubuh kucing agar tetap stabil. Ketika cuaca dingin, rambut sekunder akan tumbuh lebih panjang untuk menjaga tubuh tetap hangat. Sementara jika cuaca mulai hangat, lapisan ini akan rontok.

5. Bulu kucing tidak menimbulkan alergi

5 Fakta Seputar Bulu Kucing, Ternyata Bukan Pemicu Alergiilustrasi kucing (unsplash.com/Michael Sum)

Bulu kucing sering kali dianggap sebagai penyebab alergi pada sebagian orang. Namun faktanya bulu kucing tidak memicu timbulnya alergi. Dilansir Cattitude Daily, alergi terhadap kucing disebabkan karena adanya protein yang dikeluarkan oleh kulit.

Protein ini ditemukan pada ludah kucing. Ketika kucing melakukan grooming dengan menjilat bulu-bulunya, protein ini akan menyebar dan menempel pada bulu-bulunya.

Bulu merupakan bagian tubuh yang penting bagi kucing. Bagian tubuh ini berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kucing agar tetap stabil. Gak hanya itu, bulu kucing juga menjadi indikator penting yang menunjukkan status kesehatan kucing.

Baca Juga: 6 Fakta Kucing Ras Peterbald, Kucing Botak yang Sering Dikira Sphynx

Nadhifatul Khafidzoh Photo Verified Writer Nadhifatul Khafidzoh

Love to write about anything interesting

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya