Benarkah Beruang Kutub dari Alaska Mati karena Flu Burung?

Tidak hanya unggas yang bisa kena

Flu burung atau avian flu adalah penyakit yang disebabkan oleh H5N1, salah satu virus influenza. Virus ini menginfeksi unggas, tetapi bisa menyebar ke manusia dan hewan lain.

Dilansir World Health Organization, sejak 1 Januari 2003 hingga 21 Desember 2023, terdapat 882 kasus flu burung pada manusia di 23 negara. Dari 882 kasus, 461 di antaranya berujung pada kematian.

Tidak hanya membunuh manusia, flu burung juga menewaskan beruang kutub dari Alaska Utara. Tak percaya?

1. Kemungkinan karena memakan bangkai burung yang terinfeksi

Bagaimana bisa beruang kutub mati karena flu burung? Mengutip Science Alert, kemungkinan karena memakan bangkai burung laut yang terinfeksi H5N1 dengan viral load yang tinggi.

Istilah ini mengacu pada jumlah partikel virus dalam setiap mililiter darah. Viral load yang tinggi akan melampaui sistem kekebalan beruang kutub, lalu menyebabkan infeksi dan kematian dengan cepat.

2. H5N1 juga menginfeksi mamalia lain

Benarkah Beruang Kutub dari Alaska Mati karena Flu Burung?ilustrasi anjing laut (pexels.com/Josy Mol)

Bukan hanya beruang kutub, H5N1 juga diketahui menginfeksi mamalia lain, seperti anjing laut, singa laut, rubah, berang-berang, dan cerpelai (karnivora semiakuatik dari keluarga Mustelidae). Tingkat keparahannya bervariasi, tidak selalu menyebabkan kematian.

Menurut para ilmuwan, hewan non-unggas yang rentan terinfeksi flu burung adalah karnivora dan scavengers (pemakan bangkai). Terkadang, beruang kutub terpaksa menjadi pemakan bangkai jika gagal berburu mangsa, ungkap World Wide Fund for Nature.

3. Diperkirakan, dua pertiga beruang kutub akan punah pada tahun 2050

Terlepas dari flu burung, ancaman utama beruang kutub adalah perubahan iklim yang membuat mereka kehilangan habitat es laut. Bahkan, dua pertiga populasi beruang kutub bisa lenyap pada tahun 2050 jika kondisi ini terus dibiarkan!

Perubahan iklim adalah masalah sistemik yang tidak bisa diurai oleh individu tanpa peran pemimpin dunia. Yang bisa kita lakukan adalah mendesak pemerintah untuk membuat kebijakan yang lebih ramah lingkungan, seperti menerapkan carbon tax, mengurangi deforestasi, dan sebagainya.

Baca Juga: 7 Adaptasi Unik yang Dimiliki Beruang Kutub, Hebat!

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya