Fakta Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Penyebab Gempa Sumedang?

Ini pendapat beberapa ahli!

Pada Minggu (31/12/2023) hingga Senin (1/1/2024), Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dilanda empat kali gempa bumi. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut memiliki kekuatan yang bervariasi, antara magnitudo 3,4 hingga 4,8.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperkirakan bahwa gempa ini terjadi akibat aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Ketahui fakta-fakta seputar sesar ini, yuk!

1. Definisi dan jenis-jenis sesar

Sesar atau patahan (fault) adalah retakan pada batuan akibat pergerakan relatif kerak bumi. Panjangnya bervariasi, mulai dari beberapa milimeter hingga ribuan kilometer.

Setidaknya ada tiga jenis sesar, yaitu sesar normal, naik (reverse), dan mendatar (strike-slip). Sesar normal terjadi akibat gaya tekan maksimum pada arah vertikal, sehingga membuat salah satu bidang batuan bergerak ke bawah.

Sementara, sesar naik membuat salah satu bagian batuan bergerak ke atas karena gaya tekan maksimum dari arah horizontal. Terakhir, sesar mendatar membuat batuan bergerak horizontal berlawanan arah.

2. Sesar Cileunyi-Tanjungsari adalah sesar mendatar mengiri

Fakta Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Penyebab Gempa Sumedang?ilustrasi batu yang mengalami patahan (commons.wikimedia.org/Heruvala)

Menurut Muhammad Wafid, Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berdasarkan lokasi pusat gempa dan kedalamannya, diperkirakan penyebab gempa Sumedang adalah aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Pernyataan ini juga diamini oleh Prof. Dr. Irwan Meilano S.T., M.Sc., Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sesar Cileunyi-Tanjungsari adalah sesar mendatar mengiri (sinistral strike-slip fault). Sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari ke arah timur laut hingga lembah Sungai Cipeles. Nilai laju geser berkisar antara 0,19–0,48 mm per tahun.

3. Tidak ada korban jiwa, tetapi ratusan bangunan menjadi rusak

Sejauh ini, gempa Sumedang tidak menimbulkan korban jiwa. Tetapi, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, 486 bangunan menjadi rusak. Terdiri dari rumah penduduk, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan tempat ibadah.

Mengapa gempa Sumedang menyebabkan kerusakan yang signifikan, padahal magnitudonya tidak terlalu besar? Ini karena kedalamannya cukup dangkal, pelapukan pada batuan, dan karakteristik lapisan tanahnya yang mengandung berbagai produk vulkanik, sehingga bisa meningkatkan guncangan gempa.

Baca Juga: 5 Fakta Gempa Bumi yang Perlu Kamu Tahu

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya