Menguak Fakta Wabah Black Death, Benarkah Tikus Pemicunya?

Ketahui kebenarannya di sini!

Black death merupakan peristiwa mengerikan yang pernah terjadi di masa lalu. Ini merujuk pada wabah pes (bubonic plague) yang terjadi pada tahun 1346-1353 di Eropa, Asia, dan Afrika Utara. Tak main-main, wabah ini menyapu bersih 75-200 juta nyawa!

Sudah sedari lama tikus disalahkan sebagai penyebab black death. Tetapi, berdasarkan penelitian terbaru, pelakunya bukan tikus. Siapakah dia?

1. Penyebabnya bukan tikus, melainkan bakteri yang menginfeksi kutu

Menguak Fakta Wabah Black Death, Benarkah Tikus Pemicunya?ilustrasi kutu (usu.edu)

Wabah pes disebabkan oleh kutu (flea atau body lice) yang terinfeksi yang menyebar lewat hewan pengerat. Studi ini diterbitkan dalam jurnal PNAS di tahun 2018.

Ketika kutu yang terinfeksi bakteri Yersinia pestis menggigit manusia, bakteri bisa masuk ke aliran darah dan berkumpul di kelenjar getah bening manusia. Lalu, kelenjar getah bening akan membengkak karena infeksi.

2. Peran tikus adalah membantu menyebarkan wabah

Menguak Fakta Wabah Black Death, Benarkah Tikus Pemicunya?ilustrasi tikus (unsplash.com/Brett Jordan)

Meski begitu, tikus tetap punya andil dalam wabah black death. Mengutip National Geographic, tikus dan hewan pengerat lainnya membantu menyebarkan wabah tersebut. Alias sebagai perantara.

Ini sangat mungkin karena tikus hidup berdampingan dengan manusia. Mereka sering terlihat mengorek-ngorek sisa makanan di tempat sampah atau mencuri makanan di rumah.

Jika Yersinia pestis menginfeksi tikus, bakteri bisa berpindah ke kutu yang meminum darah tikus. Jika tikus itu mati, kutu akan meninggalkan mayatnya dan mungkin berpindah ke tikus lain atau menggigit manusia.

3. Gejalanya tidak hanya pembengkakan kelenjar getah bening, tetapi juga demam

Menguak Fakta Wabah Black Death, Benarkah Tikus Pemicunya?ilustrasi demam (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memangnya, separah apa black death hingga menyebabkan 75-200 juta orang tewas? Dilansir Drugs.com, lebih dari 80 persen dari seluruh kasus berupa wabah pes.

Seperti namanya (bubonic plague), kata "bubos" merujuk pada kelenjar getah bening yang bengkak, merah, dan sangat menyakitkan. Gejalanya muncul di dekat area gigitan kutu.

Jika gigitannya di kaki, benjolan mungkin muncul di selangkangan. Jika gigitannya di lengan, benjolan mungkin muncul di ketiak atau leher. Sekitar 2-6 hari setelah digigit kutu, muncul gejala seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, menggigil, dan kelemahan ekstrem.

Karena beberapa abad lalu antibiotik belum diciptakan, orang yang terjangkit wabah pes kebanyakan meninggal. Tingkat kematiannya sekitar 30-60 persen, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Kenapa Tikus Menjadi Hewan Percobaan Lab Paling Populer?

4. Jangan kira sudah punah, wabah pes masih ada hingga kini!

Menguak Fakta Wabah Black Death, Benarkah Tikus Pemicunya?ilustrasi benjolan di ketiak (researchgate.net/Jacqueline D Fetherston)

Black death memang terjadi ratusan tahun silam, sekitar tahun 1300-an. Tetapi, sampai sekarang masih ada, lho! Mengutip Cleveland Clinic, wabah pes masih terjadi di Afrika, Amerika Selatan, wilayah barat Amerika Utara, dan Asia.

Jangan khawatir, kasusnya cukup langka. Hanya beberapa ribu kasus yang dilaporkan dari seluruh dunia setiap tahun, yang sebagian besar berasal dari Afrika, India, dan Peru. Bahkan, di Amerika Serikat hanya ada sekitar tujuh kasus per tahun.

Menurut Dr. Shanthi Kappagoda, spesialis penyakit menular di Stanford Health Care, kita sekarang memiliki pemahaman bagaimana penyakit ini ditularkan beserta penanganannya. Sehingga, angka kematian bisa ditekan, tidak seperti di abad ke-14, ujarnya dalam laman Healthline.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan antibiotik bisa menurunkan tingkat kematian hingga 11 persen. Antibiotik bekerja paling baik jika diberikan dalam waktu 24 jam setelah gejala pertama muncul.

"Sangat penting untuk diobati lebih awal karena keterlambatan dalam menerima antibiotik meningkatkan risiko kematian," Dr. Shanthi Kappagoda menegaskan.

5. Sebagai pencegahan, pastikan tidak ada hewan pengerat di rumah kita

Menguak Fakta Wabah Black Death, Benarkah Tikus Pemicunya?ilustrasi perangkap tikus (pixabay.com/Peggy_Marco)

Walau sangat kecil, masih ada kemungkinan kita terkena penyakit pes. Sehingga, kita perlu melakukan langkah pencegahan, seperti memastikan rumah kita bebas dari hewan pengerat (tikus atau tupai) dan hewan liar lainnya.

Periksa tempat-tempat yang rawan dijadikan sarang seperti lemari, atap atau plafon, gudang, dan sebagainya. Tutup erat makanan yang ada di dapur atau simpan di dalam kulkas. Jika memiliki hewan peliharaan seperti kucing atau anjing, berikan mereka obat kutu secara rutin.

Selain itu, jangan biarkan hewan peliharaan tidur di kasur kita. Serta gunakan sarung tangan dan masker jika kita menangani hewan mati, terutama bangkai tikus.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai penyebab wabah black death yang sebenarnya. Semoga peristiwa mengerikan itu tidak terulang lagi!

Baca Juga: Masih Ada, 7 Wabah Penyakit yang Hampir Tuntas Diberantas

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya