Siapa Sangka, Kerak Bulan Dulunya Kaya Akan Air?

Dibuktikan oleh peneliti dari University of Western Ontario

Selama ini, kita menganggap bulan itu kering, tandus, dan berdebu. Ini karena bulan tidak memiliki atmosfer dan awan, sehingga air akan segera menguap, mengutip National Aeronautics and Space Administration.

Namun, siapa sangka kalau bulan dulunya kaya akan air? Pernyataan ini dikeluarkan oleh para peneliti dari University of Western Ontario, Kanada. Simak, yuk!

1. Empat miliar tahun yang lalu, kerak bulan kaya akan unsur-unsur yang mudah menguap

Menurut tim yang dipimpin oleh Tara Hayden, ahli geosains bulan, kerak bulan dulunya jauh lebih kaya air daripada yang kita duga sebelumnya. Mereka menganalisis meteorit yang diperkirakan berasal dari bulan dan mineral di dalamnya (apatit) mengandung unsur-unsur yang mudah menguap, termasuk air. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy pada tahun 2024.

“Penemuan apatit di kerak bulan untuk pertama kalinya sungguh sangat menarik. Kami menemukan bahwa kerak bulan awalnya lebih kaya akan air daripada yang kami perkirakan, dan isotop stabil yang mudah menguap mengungkapkan sejarah yang lebih kompleks daripada yang kami ketahui sebelumnya,” ucap Tara.

2. Meteorit tersebut diberi nama Arabian Peninsula 007

Siapa Sangka, Kerak Bulan Dulunya Kaya Akan Air?ilustrasi meteorit bulan (commons.wikimedia.org/James St. John)

Dilansir Science Alert, meteorit yang diberi nama Arabian Peninsula 007 itu adalah bongkahan breksi bulan yang terdiri dari sekumpulan mineral berbeda yang terikat menjadi satu. Menurut Tara, sampel tersebut diperkirakan hanya mewakili sekitar lima persen dari keseluruhan permukaan bulan.

Meteorit seberat 1.337 gram ini ditemukan oleh warga lokal pada tahun 2015 di Al Jouf, Arab Saudi. Lalu, dibeli oleh Dustin Dickens pada November 2017 ketika melakukan ekspedisi di wilayah tersebut, jelas The Meteoritical Society.

3. Namun, bulan masih belum layak untuk dihuni

Bulan memang terbukti mengandung air di masa lampau. Namun, manusia harus menemukan cara untuk mengekstraknya. Selain itu, kita tidak tahu seberapa banyak air yang tersedia dan apakah layak untuk dikonsumsi.

Tantangan selanjutnya adalah atmosfer bulan yang sangat tipis, sehingga kita berisiko terkena radiasi dan hantaman benda angkasa. Suhunya juga sangat ekstrem, yaitu 121 derajat celsius di siang hari dan -133 derajat celsius di malam hari. Yakin bisa survive di sana?

Baca Juga: Perbedaan Meteoroid, Meteor, dan Meteorit

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya