Nicholas Kolesch Ungkap Sasaran Program Bersih Indonesia Selanjutnya

Saat ini masih fokus di Kabupaten Malang

Tahap pertama program “Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik” resmi dimulai pada Kamis, 11 Januari lalu. Acara utama digelar di Pendopo Kantor Bupati Malang, kemudian dilanjutkan dengan site visit ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Paras, Desa Karangnongko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Ini adalah hasil kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Malang dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan Alliance to End Plastic Waste, yang bertujuan untuk meningkatkan sistem pengelolaan sampah.

IDN Times berkesempatan untuk berbincang langsung dengan Nicholas Kolesch, Vice President, Projects, Alliance to End Plastic Waste. Simak obrolan kami, yuk!

T: Hi, Nick! Boleh dijelaskan tentang program Bersih Indonesia? Apa tujuan, tantangan, dan mengapa memilih Kabupaten Malang dibandingkan yang lain?

J: Program Bersih Indonesia adalah sistem pengelolaan sampah yang komprehensif di tingkat kabupaten. Kami bersama DLH (Dinas Lingkungan Hidup) di Malang membuat program yang mencakup seluruh kabupaten. Kami memperkirakan 2,6 juta orang dari 580.000 rumah tangga di wilayah seluas kira-kira 3.500 kilometer persegi (yang akan merasakan manfaatnya).

Kami memastikan setiap orang memiliki dua tempat sampah di rumah mereka, di mana mereka memisahkan sampah organik dan anorganik, lalu kendaraan pengumpul sampah akan pergi dari rumah ke rumah secara rutin. Kemudian, material recovery facility (MRF) akan memisahkannya menjadi sampah yang dapat didaur ulang dan tidak dapat didaur ulang, sambil memastikan bahwa ada pasar untuk sampah yang dapat didaur ulang dan meminimalkan sebanyak mungkin sampah yang dibuang ke TPA.

Faktanya, kami melakukan penelitian terhadap 11 kabupaten di Pulau Jawa dan mempersempitnya menjadi tiga, yaitu Malang, Magelang, dan Sukabumi. Kemudian, berdasarkan diskusi yang kami lakukan dengan Pemerintah Kabupaten Malang dan Bidang Pengelolaan Sampah di bawah DLH, kami memutuskan bahwa Kabupaten Malang siap, bersedia, mampu, dan berkomitmen penuh untuk mengambil peran dalam program Bersih Indonesia.

Kami punya cukup banyak kriteria dalam memilih kabupaten. Yang pertama dan terpenting adalah jumlah sampah yang tidak dikelola dan langsung dibuang ke lingkungan. Kami juga melihat infrastruktur yang ada saat ini dan pendekatan yang telah diambil pemerintah untuk meningkatkan pengelolaan sampah. Kami melihat profil wisatawan dan sejumlah elemen lain.

T: Menurutmu, apakah masyarakat Kabupaten Malang sudah siap untuk mengikuti program ini?

J: Ya, kami sangat yakin demikian. Kami percaya bahwa semua orang ingin memiliki lingkungan yang bersih. Kami yakin mereka akan berpartisipasi karena ini adalah rumah mereka, right?

T: Bagaimana program Bersih Indonesia memposisikan diri sebagai yang terdepan dalam pengelolaan sampah?

J: Sebenarnya, tujuan kami adalah menjadikan Bersih Indonesia sebagai model bagi dunia, terutama bagi negara-negara yang ikut serta dalam perjalanan pengelolaan sampahnya. Meskipun kami banyak berbicara tentang sampah plastik dalam Alliance to End Plastic Waste, tujuan program ini adalah mengelola semua limbah rumah tangga. Jika melihat model yang kami terapkan, yang terpenting adalah sistem pengumpulannya.

Pengumpulan yang terpisah akan mempermudah proses daur ulang. Semakin banyak bahan daur ulang bersih yang dimasukkan ke dalam sistem, semakin mudah untuk mendaur ulangnya di hilir. Sumber daya yang dibutuhkan lebih sedikit, lebih minim kontaminasi, dan inilah yang kami sebut dengan kumpulan sampah daur ulang berkualitas tinggi yang kemudian dapat dijual ke mitra yang berminat. Dan yang terpenting, sistem tersebut menjadi berkelanjutan secara ekonomi.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengadakan pungutan yang dikumpulkan dari setiap rumah tangga. Pungutan tersebut membantu mempertahankan sistem secara ekonomi, ditambah dengan penjualan barang-barang daur ulang. Jadi, kami ingin menjadi program yang bertanggung jawab secara sosial, berwawasan lingkungan, dan layak secara ekonomi.

Baca Juga: 60 Persen Negara Belum Memiliki Sistem Pengelolaan Sampah yang Matang

T: Mungkin ada kota atau kabupaten lain yang menjadi sasaran program Bersih Indonesia setelah Malang?

J: Kami yakin bahwa tempat seperti Sukabumi akan menjadi pilihan kedua yang baik. Magelang juga tempat yang kami prioritaskan. Kami tahu Pemerintah Indonesia telah menempatkan prioritas tinggi di sana, mengingat pentingnya lokasi tersebut sebagai tujuan wisata.

Alliance to End Plastic Waste hadir untuk membantu pemerintah melaksanakannya. Kami berharap ini menjadi upaya bersama, baik dari segi pelaksanaan maupun pendanaannya.

T: Apa strategi atau rencana program Bersih Indonesia selanjutnya?

J: Bersama Pemerintah Kabupaten Malang dan DLH, kami sepakat membagi program menjadi dua tahap. Tahap pertama kami laksanakan di Paras dan Kepanjen. Jadi, akan ada dua wilayah layanan yang dikerjakan dalam dua tahun ke depan.

Kemudian, kami menargetkan untuk mengerjakan tahap kedua, yaitu tiga TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) lagi yang akan dibangun. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah segera memulai kontrak dan membangun fasilitas tersebut.

Selain itu, kami akan segera meluncurkan program H.E.B.A.T.S di Malang, yang merupakan strategi perubahan perilaku. Akan ada media, video, pamflet, leaflet, flip chart, stiker, dan hal-hal lain untuk membantu masyarakat memahami bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam sistem.

Ini akan menjadi kampanye perubahan perilaku besar-besaran yang menyasar 580.000 rumah tangga dalam beberapa tahun ke depan. Namun, pada tahap pertama, kami menargetkan sekitar satu juta orang atau 270.000 rumah tangga dulu.

Kami akan bekerja sama dengan kepala desa dan tokoh masyarakat setempat untuk menerapkan sistem tersebut. Sehingga, akan terjadi perpaduan antara “infrastruktur keras” dan perubahan perilaku secara lunak. Tujuan jangka menengah kami adalah Pemerintah Indonesia beserta berbagai kementerian yang bertanggung jawab atas sampah melihat ini sebagai program yang layak dan dapat direplikasi di lokasi lain.

T: Oke, apa saran yang bisa kamu berikan kepada Pemerintah Indonesia terkait permasalahan sampah?

J: Dimulai dari pengumpulan. Seperti yang selalu saya katakan, kita perlu mengumpulkan sampah. Tidak peduli itu sampah plastik, organik, logam, kaca, kertas, karton, apa pun itu harus dikumpulkan. Dan itulah tantangan terbesar yang kita hadapi di Indonesia.

Negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Konsumsi semakin meningkat, masyarakat menjadi lebih makmur. Namun, yang belum berjalan dengan baik adalah sistem pengelolaan sampah. Oleh karena itu, kami ingin mendukung pemerintah Indonesia untuk membangun sistem pengelolaan sampah tersebut.

Kami juga melihat peningkatan permintaan akan bahan-bahan yang bisa didaur ulang. Dan kami sangat ingin mendukung para pendaur ulang dalam menyediakan material (yang mereka butuhkan).

Baca Juga: Program Bersih Indonesia Tahap 1 di Kabupaten Malang Resmi Dimulai

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya