NASA Berencana Membangun Rumah di Bulan pada Tahun 2040

Menurutmu, masuk akal atau tidak?

Dibandingkan dengan planet Mars, jarak bumi ke bulan lebih dekat, yaitu "hanya" 384.400 kilometer. Jarak tersebut bisa ditempuh dalam waktu tiga hari saja. Sementara itu, jarak rata-rata antara bumi dan Mars adalah 225 juta kilometer dengan lama perjalanan 150-300 hari. Itulah mengapa, lebih banyak ilmuwan yang meneliti bulan daripada Mars.

Salah satu kabar terbaru yang sedang hangat diperbincangkan adalah NASA (National Aeronautics and Space Administration) berencana membangun rumah di bulan pada tahun 2040 nanti. Berikut ini detailnya!

1. Diharapkan bisa menjadi hunian jangka panjang bagi astronot

Dilansir Forbes, rumah di bulan tersebut akan dibangun dengan printer 3D oleh ICON, perusahaan percetakan 3D yang berbasis di Austin, Texas, Amerika Serikat (AS). Proyek ini diberi nama Project Olympus.

Struktur rumah tersebut dibuat dari beton khusus dan diharapkan bisa ditinggali oleh para astronot dalam jangka panjang. Menurut Niki Werkheiser, direktur pematangan teknologi NASA, ia optimis karena memiliki orang-orang yang tepat dengan tujuan yang sama.

2. Proyek ini mengalami beberapa hambatan

NASA Berencana Membangun Rumah di Bulan pada Tahun 2040ilustrasi astronot di bulan (pixabay.com/Tumisu)

ICON pertama kali menerima dana dari NASA pada tahun 2020 dan pada tahun 2022 mengumumkan bahwa mereka membutuhkan tambahan dana senilai 60 juta dollar AS untuk sistem konstruksi berbasis ruang angkasa yang bisa digunakan di luar bumi.

Nantinya, printer 3D akan dikirim ke bulan dengan roket dan alat tersebut akan menyelesaikan tugasnya dari sana. Printer itu akan menjalani pengujian pertamanya pada Februari tahun depan. Beberapa kendala yang dihadapi adalah berat material dan jarak yang cukup jauh. Harus diakui bahwa tak mudah untuk mengirimkan logistik ke luar angkasa. Selain karena jarak, harga yang dibayarkan juga tak sedikit.

3. Untuk bisa tinggal di bulan, ini yang manusia butuhkan

Selain menelan biaya yang luar biasa, mengirim manusia ke bulan juga memiliki risiko yang besar. That's why, banyak badan antariksa yang menggunakan robot penjelajah karena lebih murah dan aman.

Untuk bisa tinggal di bulan, manusia membutuhkan oksigen untuk bernapas. Untungnya, tanah bulan mengandung 42 persen oksigen. Dengan menggunakan panas dan listrik, oksigen bisa "dipanen" oleh robot.

Bagaimana dengan air? Air bisa "diciptakan" dengan menggabungkan hidrogen dan oksigen. Mengutip Institute of Physics, hidrogen bisa dikirimkan dari bumi dalam bentuk cair. Namun, opsi ini terlalu mahal dan merepotkan.

Akan lebih baik jika manusia bisa menemukan air di bulan. Walaupun bulan tidak memiliki air dalam bentuk cair, tetapi terdapat es di permukaan bulan.

Apakah kita bisa menanam tanaman di bulan? Sayangnya, tanah bulan seperti pasir yang sangat halus dan berdebu, yang bisa mengikis akar tanaman. Selain itu, tanah bulan juga mengandung banyak logam beracun dan senyawa lain yang berbahaya bagi tanaman.

Manusia tidak kekurangan akal. Berdasarkan eksperimen, menambahkan kotoran manusia ke dalam tanah bulan bisa mengikat logam dan senyawa beracun, menambah nutrisi, serta membantu menahan air. Manusia juga perlu membawa cacing tanah karena bisa mendaur ulang bahan organik dan memperbaiki struktur tanah.

Sekilas rencana ini terlihat lebih masuk akal lantaran masalah jarak antara bumi ke bulan yang lebih dekat dibandingkan ke Mars. Alih-alih berambisi untuk meneliti planet Mars dan membuat koloni manusia di sana, membangun rumah di bulan terkesan lebih berada pada jangkauan.

Baca Juga: 11 Gambaran Ilmiah Bagaimana Rasanya Tinggal di Bulan

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya