5 Kota Kuno di Luar Eropa yang Pernah Jadi Pusat Peradaban Romawi

Bukti besarnya pengaruh Romawi di wilayah Mediterania

Kekaisaran Romawi, yang berdiri sejak tahun 27 SM hingga 476 M, merupakan fondasi penting dalam perkembangan kebudayaan barat. Pada masa era kepemimpinan Five Good Emperors, kekaisaran Romawi mencapai era kejayaannya. Daerah kekuasaan Romawi kala itu menyebar dari Roma hingga seluruh kawasan Mediterania, termasuk sebagian benua Asia dan Afrika.

Sisa-sisa peninggalan kekaisaran Romawi pun masih dapat dijumpai di beberapa tempat di luar Eropa. Reruntuhan kota-kota kuno yang pernah jadi pusat peradaban berikut menyimpan bukti kejayaan Romawi dan pengaruhnya kebudayaan setempat.

1. Baalbek, Libanon

5 Kota Kuno di Luar Eropa yang Pernah Jadi Pusat Peradaban Romawiilustrasi reruntuhan kota baalbek (flickr.com/Khalid Albaih)

Dilansir dari World History Encyclopedia, sejarah Baalbek bermula dari bangsa Fenesia yang sudah menghuni kawasan tersebut sejak 9000 tahun SM. Baalbek merujuk pada nama dewa Baal atau dewa kesuburan kepercayaan bangsa Fenesia. Ketika Alexander the Great menaklukkan Baalbek, ia mengganti nama kota tersebut menjadi Heliopolis atau kota matahari.

Setelah jadi daerah koloni dari kekaisaran Romawi pada tahun 15 SM, Baalbek menjadi kota yang maju dengan infrastruktur di dalamnya seperti jalan raya dan akuaduk. Menariknya, di kota ini pulalah berdiri bangunan kuil terbesar dari seluruh wilayah Romawi, yaitu Temple of Jupiter. 

2. Leptis Magna, Libya

5 Kota Kuno di Luar Eropa yang Pernah Jadi Pusat Peradaban Romawiilustrasi reruntuhan leptis magna (flickr.com/Ben Sutherland)

Seperti Baalbek, Leptis Magna juga tidak terlepas dari sejarah bangsa Fenesia sebelum menjadi bagian dari Republik Roma pada tahun 111 SM. Lokasinya yang berada di tepi laut, membuat Leptis Magna berperan sebagai kota pelabuhan. Rombongan pedagang dari wilayah Trans-Sahara dan kawasan fertile crescent akan melewati Leptis Magna untuk bisa sampai ke Benua Eropa. 

Leptis Magna mencapai masa kejayaannya di bawah kaisar Septimius Severus. Dilansir dari Britannica, area pelabuhan Leptis Magna kembali diperluas dan diperbaiki kualitasnya. Selain itu, para penduduk juga dibebaskan dari pajak properti serta kepemilikan tanah.

Baca Juga: 7 Makanan Favorit Orang-orang di Masa Peradaban Romawi Kuno, Enak?

3. Carthage, Tunisia

5 Kota Kuno di Luar Eropa yang Pernah Jadi Pusat Peradaban Romawiilustrasi reruntuhan kota carthage (pexels.com/Son Tung Tran)

Jauh sebelum kalah perang dari bangsa Romawi, Carthage merupakan pusat kebudayaan bangsa Fenesia. Selama lebih dari 600 tahun, bangsa Fenesia bersatu dalam naungan Republik Fenesia sebelum jatuh ke Romawi pada tahun 146 SM, dikutip dari World History Encyclopedia.

Sempat dihancurkan oleh Jendral Scipio Aemilianus setelah ditaklukkan, Carthage kembali dibangun atas prakarsa Julius Caesar. Tanahnya yang subur menjadi ladang pertanian penting bagi kelangsungan bangsa Romawi. Carthage juga menjadi ibukota provinsi di bawah kepemimpinan Saint Augustine I.

4. Palmyra, Syria

5 Kota Kuno di Luar Eropa yang Pernah Jadi Pusat Peradaban Romawiilustrasi reruntuhan kota palmyra (commons.m.wikimedia.org/James Gordon)

Palmyra, yang berarti kota pohon palem, berlokasi di antara Laut Mediterania dan Sungai Eufrat. Dikutip dari Britannica, Palmyra mencapai puncak kejayaan pada abad ke-3 SM setelah menjadi penghubung antara jalur perdagangan barat dan timur.

Palmyra berperan penting sebagai mitra perdagangan Romawi. Walaupun sudah menjadi bagian dari wilayah Romawi sejak tahun 64 SM, Palmyra merupakan daerah otonom atau memiliki sistem pemerintahannya sendiri tanpa campur tangan Romawi. Dikutip dari History Channel, Palmyra baru berada di bawah kontrol Romawi sepenuhnya saat kaisar Tiberius berkuasa antara tahun 14–37 M. 

5. Jerash, Yordania

5 Kota Kuno di Luar Eropa yang Pernah Jadi Pusat Peradaban Romawiilustrasi kota jerash (flickr.com/Carole Raddato)

Jerash dikenal sebagai kota metropolitan kuno pada masanya. Aneka komoditas pertanian seperti buah zaitun, gandum, cedar, eucalyptus, tumbuh dengan subur di tanah Jerash. Keberadaan tambang besi juga turut memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Jerash.

Jerash menjadi bagian dari Romawi setelah Pompey menaklukkan Syria pada tahun 63 SM. Beberapa dekade setelahnya, Jerash mencapai kejayaannya di bawah pimpinan kaisar Trajan. Dikutip dari World History Encyclopedia, Trajan menginisiasi dibukanya via nova traijana atau jalur perdagangan baru dari Jerash hingga Teluk Aqaba yang berada di dekat Laut Merah.

Reruntuhan kota-kota kuno yang pernah jadi pusat peradaban di luar Eropa ini, membuktikan besarnya kekuatan Romawi pada masa itu. Meskipun demikian, tahun 395 M menandai terpecahnya kekaisaran Romawi menjadi Romawi Barat yang berpusat di Roma dan Romawi Timur dengan Kontanstinopel sebagai ibukotanya.

Baca Juga: 7 Fakta Kelam Kehidupan Perempuan di Masa Peradaban Romawi Kuno

Nisa Istiqomah Photo Verified Writer Nisa Istiqomah

menulis sebagian dari hobi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya