Mengenal Ethnoentomology, Ilmu Hubungan Manusia dengan Serangga!

Serangga menjadi bagian dari kehidupan manusia!

Manusia dan serangga tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling membutuhkan satu sama lain dari banyak lini kehidupan. Ilmu yang mempelajari hubungan mereka disebut ethnoentomology. Berasal dari kata ethno yang berarti manusia dan entomology yaitu ilmu serangga.

Ilmu tersebut pasti terdengar baru di telinga kita. Namun jika kita buka, ilmu tersebut berasal dari kebiasaan, cara atau interaksi kita dengan serangga. Ilmu yang bagi anak muda sekarang mungkin sudah banyak ditinggalkan, namun sangat bermanfaat jika dipahami lebih mendalam, makna dan pesannya.

Bukan hanya itu, banyak wawasan dan nilai mulia juga terbuka ketika mempelajarinya. Bagi kamu yang penasaran aspek apa saja yang ada di ethnoentomology, jangan lupa disimak sampai tuntas uraian berikut ini, ya! Let's check it out!

1. Manusia memanfaatkan serangga sebagai pangan

Mengenal Ethnoentomology, Ilmu Hubungan Manusia dengan Serangga!Belalang goreng (pixabay.com/SadiaK123)

Serangga memiliki hubungan erat dengan manusia karena banyak spesies serangga yang dapat dijadikan sumber makanan, bahkan mengandung tinggi protein. Kebiasaan ini di berbagai negara ada dan sudah sejak lama dilakukan. Dilansir Fine Dining Lovers, beberapa negara yang memiliki kuliner khas dari serangga yaitu Meksiko dengan belalangnya, Thailand dengan jangkrik, Zimbabwe ada mopane worm, Kenya ada rayap yang dikonsumsi dan Brasil dengan kebiasaan masyarakatnya memakan semut.

Dari deretan negara tersebut sebenarnya masih banyak lagi yang memiliki kebiasaan menjadikan serangga sebagai bahan pangan mereka. Bahkan di Indonesia sendiri ada belalang goreng yang terkenal dari Gunung Kidul, Yogyakarta. Bukan hanya tersebar di berbagai negara, lho. Sajian makanan dari serangga ini juga sangat beragam, mulai dari sesederhana menggorengnya, sampai dijadikan cemilan bahkan toping di berbagai makanan. Meskipun terlihat sederhana ternyata kebiasaan memakan serangga bisa dijadikan solusi bila makanan lain sudah sulit untuk didapatkan.

2. Serangga digunakan sebagai bahan obat tradisional

Mengenal Ethnoentomology, Ilmu Hubungan Manusia dengan Serangga!ilustrasi obat tradisional (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Tidak dapat dipungkiri bila serangga adalah salah satu hewan yang banyak disebutkan di berbagai agama dan kebudayaan bisa digunakan sebagai obat dari berbagai macam penyakit. Mulai dari yang sederhana seperti lebah, di mana madu yang dihasilkannya memiliki khasiat untuk pengobatan maupun untuk menjaga vitalitas tubuh manusia.

Tak kalah populernya, di Indonesia sendiri ada undur-undur yang diyakini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti diabetes. Dilansir Journal of Taibah University Medical Sciences dalam artikel berjudul Antihyperglycaemic and tissue-repair effects of Myrmeleon formicarius extract in streptozotocin-induced diabetic mice menyimpulkan bahwa mengonsumsi undur-undur atau antlion dapat menurunkan gula darah karena ketika hewan tersebut diekstrak mengandung sulphonylureas.

Dari penelitian ilmiah tersebut membuktikan bahwa kebiasaan masyarakat Indonesia tentang mengonsumsi undur-undur ternyata terbukti secara ilmiah, Iho. Padahal jika dipikir-pikir dahulu belum ada teknologi secanggih sekarang, bukan? Terus bagaimana orang dahulu bisa tahu, ya?

3. Serangga dijadikan simbol kepercayaan atau keagamaan

Mengenal Ethnoentomology, Ilmu Hubungan Manusia dengan Serangga!ilustrasi gambar scarab beetle ada di peninggalan Mesir (flickr.com/Carole Raddato)

Hubungan manusia dengan serangga tidak hanya berkaitan dengan makanan ataupun sekedar dijadikan obat, lho. Hubungan keduanya bahkan tercatat ada kaitan dengan keagamaan atau simbol kepercayaan di dalamnya. Dilansir kpbs, scarab atau kumbang kotoran bagi Ancient Egyptians atau orang Mesir kuno dikaitkan dengan Sun God Ra, atau dewa matahari.

Perilaku dung beetle yaitu memutar-mutar makanannya berupa kotoran disimbolkan dewa matahari sedang memutar matahari. Selain itu kumbang tersebut juga diartikan sebagai bentuk proses renkarnasi, hidup dan mati. Sangat menarik bukan? Tidak hanya itu saja, lho. Serangga lainnya juga banyak dijadikan simbol seperti Cicadas atau tonggeret di China sebagai simbol bentuk dilahirkannya kembali. Bahkan nyamuk di cerita rakyat penduduk asli Amerika sebagai hewan mitologi.

4. Serangga ikut andil dalam kesenian dan kebudayaan yang dibuat manusia

Mengenal Ethnoentomology, Ilmu Hubungan Manusia dengan Serangga!ilustrasi anak-anak main wayang serangga (instagram.com/yatscolony)

Indonesia merupakan negara yang kaya akan ragam seni dan kebudayaan. Salah satu di antaranya adalah wayang. Peran atau aktor biasanya adalah manusia yang diambil dari cerita pewayangan, seperti mahabarata atau ramayana. Namun tahukah kamu jika ada wayang yang dibuat tokohnya dari jenis-jenis serangga? Yups, ternyata ada lho, karakter wayang yang bentuk atau rupanya mirip dengan serangga.

Dilansir Agroteknologi UMY, pemilik sanggar wayang serangga yaitu Saujana membuat karakter-karakter berdasarkan apa yang dia lihat di sawah. Fungsi dan tujuannya adalah sebagai bentuk pengenalan serangga apa yang dia lihat di sawah. Fungsi dan tujuannya adalah sebagai bentuk pengenalan serangga yang ada di sawah ke petani agar lebih mudah dipahami. Di mana kita tahu bahwa serangga tidak semuanya buruk, bahkan banyak serangga di sawah yang bermanfaat. Sangat kreatif dan inspiratif, kan?

5. Serangga sebagai pengingat terbaik manusia tentang alam

Mengenal Ethnoentomology, Ilmu Hubungan Manusia dengan Serangga!ilustrasi semut rangrang (pexels.com/Ludwig Kwan)

Ilmu ethnoentomology biasanya  membahas empat aspek di atas, yaitu serangga sebagai pangan, obat, keagamaan, seni dan kebudayaan. Ilmu ini merupakan ilmu yang sangat penting sebagai pengingat manusia dalam bertindak. Khususnya mengingatkan kembali manusia untuk semakin peduli dengan alamnya. Hubungan mereka dengan serangga begitu erat. Alam yang semakin rusak artinya adalah perusak dan perenggang hubungan keduanya.

Serangga terbukti punya peranan sangat vital bagi manusia, manusia pun demikian. Serangga juga merupakan pengingat terbesar untuk manusia, di mana jika kiamat serangga terjadi maka manusia juga cepat atau lambat akan tiada. Oleh sebab itu, ayo lestarikan dan jaga alam kita, jangan sampai mereka tiada begitu saja tanpa kita sadari. Jangan jadikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih menjadi penghalang lagi. Menjadikan ilmu dan teknologi tersebut untuk mempererat hubungan kita dengan serangga adalah solusi paling tepat untuk masa depan yang lebih baik.

Baca Juga: Jangan Dibasmi, 6 Serangga ini Berstatus Terancam Punah!

Norman Wijaya Photo Verified Writer Norman Wijaya

I like Write about insect at aĺl, enjoy my artikel!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya