5 Penyebab Kunang-Kunang Kini Jarang Dijumpai

Kunang-kunang kehilangan habitat aslinya!

Intinya Sih...

  • Kunang-kunang adalah serangga eksotik yang terancam punah karena faktor-faktor seperti urbanisasi, polusi cahaya, dan perubahan iklim.
  • Polusi cahaya dari cahaya buatan atau artificial light at night (ALAN) mengganggu kunang-kunang dalam mencari makan dan proses mating.
  • Pestisida, perubahan iklim, dan pembangunan yang merusak habitat asli kunang-kunang juga menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup mereka.

Kunang-kunang adalah serangga ajaib dan eksotik karena dapat memancarkan cahaya dari tubuh mereka. Serangga ini masuk kedalam jenis kumbang atau ordo coleoptera. Meskipun dalam bahasa Inggris biasa disebut fireflies , namun jangan salah mengartikan bahwa kunang-kunang seperti kupu-kupu atau lalat, ya. Sebab kumbang dengan kupu-kupu sangat berbeda meskipun sama-sama serangga.

Dilansir Banyantree, di dunia terdapat lebih dari 2.000 jenis kunang-kunang. Namun populasi mereka sekarang sudah berkurang bahkan beberapa terancam punah. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Misalnya semakin meningkatnya populasi manusia, kemudian adanya urbanisasi dan banyak faktor lainnya. Nah, ingin tahu faktor lainnya apa saja? Simak penjelasan berikut ini ya! 

1. Polusi cahaya, penggunaan banyak lampu saat malam hari

5 Penyebab Kunang-Kunang Kini Jarang Dijumpaiilustrasi penggunaan lampu di malam hari (pexels.com/Aleksejs Bergmanis)

Kunang-kunang layaknya serangga pada umumnya yang membutuhkan tempat hidup, makanan dan berkembang biak melalui mating atau perkawinan. Namun dilansir The Guardian, ada satu ancaman terbesar dari keberadaan mereka yaitu polusi cahaya. Cahaya yang dimaksud adalah cahaya buatan atau artificial light. Saat siang hari mungkin cahaya tersebut tidak begitu berpengaruh untuk kunang-kunang. Namun saat malam hari tiba ternyata sangat mengganggu kelangsungan hidup mereka. Cahaya tersebut biasa disebut ALAN (artificial light at night).

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Jurnal Ecology and Evolution berjudul The impact of artificial light at night, ada dua pengaruh ALAN pada kunang-kunang. Pertama mereka akan kebingungan dengan posisi mereka saat ini sehingga saat mencari mangsa mereka kebingungan. Sedangkan pengaruh keduanya adalah proses mating atau perkawinan juga ikut terganggu. Di mana daya tarik betina dengan mengeluarkan cahaya akan menjadi kabur karena adanya ALAN yang menyaingi cahaya tersebut. Alhasil pejantan kunang-kunang kebingungan dan perkawinan tidak terjadi. Hal itulah yang membuat populasi semakin berkurang karena tidak ada keturunan yang dilahirkan.  

2. Kunang-kunang kehilangan habitat alaminya

5 Penyebab Kunang-Kunang Kini Jarang Dijumpaiilustrasi habitat kunang-kunang (flickr.com/Timo Newton-Syms)

Banyak hewan atau serangga yang dapat beradaptasi dengan kehidupan manusia, meski gedung atau bangunan sudah banyak didirikan. Namun tidak dengan kunang-kunang yang harus memiliki tempat hidup tersendiri. Habitat mereka sangat rentan sekali untuk hilang. Pasalnya sekarang banyak pembangunan dan pergantian lahan utan atau areal denagan rumput tinggi menjadi areal perkebunan dan taman.

Contonya seperti dilansir entomologytoday.org, adanya alih lahan dari hutan menjadi perkebunan tebu dan dibuatnya taman berdampak pada penurunan spesies kunang-kunang. Hal itu disebabkan habitat asli mereka di rusak, ditambah dengan adanya lampu yang banyak digunakan. Habitat asli mereka berubah dan sudah tidak sesuai dengan tempat yang sebelumnya mereka tinggali. Makanan serta penunjang hidup lainnya juga pasti sudah tidak tersedia. Alhasil, hanya beberapa spesies yang tercatat masih eksis sampai sekarang.

3. Terkena dampak penggunaan pestisida

5 Penyebab Kunang-Kunang Kini Jarang Dijumpaiilustrasi penyemprotan pestisida (pexels.com/Gilmer Diaz Estela)

Baca Juga: Bagaimana Kunang-Kunang Bersinar saat Malam Hari? Ini Penjelasannya!

Pestisida dikenal ampuh untuk membunuh hewan. Tidak terkecuali serangga yang menjadi targetnya. Meskipun pestisida biasanya digunakan untuk membunuh hama atau hewan yang mengganggu, namun faktanya hewan yang bukan target pun bisa terkena dampaknya, lho. Salah satunya kunang-kunang yang dikenal sangat sensitif atau peka terhadap racun.

Dilansir Tufst Now, ahli kunang-kunang berpendapat bahwa penggunaan pestisida secara masal di sektor pertanian dapat mengancam keberlangsungan hidup dari kunang-kunang. Pestisida mengancam kunang-kunang saat mereka masih pradewasa. Saat itu mereka lebih dominan hidup di tanah dan air. Nah, residu pestisida yang diketahui banyak terdapat di kedua tempat tersebut menjadi alasan pestisida sangat berbahaya untuk kunang-kunang. Namun demikian, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah semua jenis pestisida berbahaya. 

4. Climate change jadi ancaman serius

5 Penyebab Kunang-Kunang Kini Jarang DijumpaiIlustrasi industri besar beroperasi lancar (pexels.com/Pixabay)

Sama halnya dengan pestisida, perubahan iklim secara drastis juga menjadi ancaman bagi kunang-kunang. Jenis-jenis serangga yang sering kita jumpai seperti capung atau kupu-kupu saja sangat terkena dampaknya apalagi fireflies yang dikenal sangat sensitif ketika ada perubahan pada habitatnya. Salah satu contoh nyatanya adalah climate change dapat mengakibatkan adanya kerusakan, gangguan atau perubahan keadaan pada habitat mereka.

Dilansir Xerces.org, banyak spesies kunang-kunang dan mangsanya hidup di habitat yang lembab dengan kadar air tinggi. Sebab adanya perubahan iklim yang drastis seperti, kebanjiran, suhu semakin tinggi dan naiknya tinggi permukaan laut, membuat habitat mereka sangat terganggu. Alhasil populasi kunang-kunang bisa menurun drastis. 

5. Sedikitnya kepedulian melestarikan kunang-kunang

5 Penyebab Kunang-Kunang Kini Jarang Dijumpaiilustrasi anak-anak bermain dengan serangga (pexels.com/Ron Lach)

Kunang-kunang merupakan hewan eksotik yang perlu dilestarikan, Iho. Keunikannya saat memancarkan cahaya tidak didapati pada serangga lainnya. Namun kepedulian mengenai kelestariannya belum banyak dilakukan. Buktinya spesies kunang-kunang sekarang semakin sedikit, salah satunya karena kegiatan konservasi untuk melestarikan serangga ini, dan rasa peduli masih sangat sedikit bahkan tidak ada.

Melestarikan bukan hanya berarti mengembangbiakkan secara masal kemudian dilepas di alam. Namun ternyata dengan menjaga alam agar tetap seimbang, menyediakan habitat yang sesuai adalah kunci agar kunang-kunang masih bisa kita nikmati sampai anak cucu nanti.

Oleh karena itu, sudah saatnya kita peduli terhadap keberadaan dan kelestarian kunang-kunang ya, jumlah dan banyaknya spesies yang menurun drastis jangan diteruskan lagi. Mari kita kurangi penggunaan pestisida berlebihan, pembangunan yang merusak habitat aslinya, dan polusi cahaya yang sering sekali tidak kita sadari. Ayo segera lindungi alam untuk menjaga mereka yang masih tersisa.

Baca Juga: Mengapa Tubuh Kunang-Kunang Bercahaya? Ini Penjelasannya

Norman Wijaya Photo Verified Writer Norman Wijaya

I like Write about insect at aĺl, enjoy my artikel!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya