8 Jenis Bias Kognitif yang Paling Umum Terjadi, Pernah Alami?

Kesalahan dalam berpikir yang bisa mempengaruhi keputusan

Walaupun dikenal sebagai makhluk paling rasional, tak dapat dipungkiri akan ada momen dimana kita sebagai manusia tidak mampu menerapkan hal tersebut karena terjadi bias kognitif. Kita mengalami kesalahan dalam berpikir, mudah memberikan judgement sepihak atau mengulang kesalahan yang sama di masa sebelumnya. Yuk, simak beberapa jenis bias kognitif berikut ini!

1. The confirmation bias

8 Jenis Bias Kognitif yang Paling Umum Terjadi, Pernah Alami?ilustrasi meminta validasi orang lain (pexels.com/Liza Summer)

Bias kognitif yang pertama adalah confirmation bias, yaitu keadaan ketika kita lebih memilih untuk mendengarkan dan mempercayai informasi yang mendukung pikiran dan kepercayaan sebelumnya. Misalnya, dalam pemilihan umum, kita mendukung paslon A. Selama prosesnya berlangsung, kita menolak untuk mendengarkan gagasan atau dukungan dari paslon lain dan hanya ingin mendengarkan gagasan dan dukungan dari paslon yang kita pilih. 

Jadi, kita lebih senang terpapar oleh informasi yang mendukung kepercayaan sebelumnya. Hal ini bisa terjadi karena beragam faktor, misalnya karena tidak ingin menambah beban pikiran dengan informasi baru yang bisa menggoyahkan pendirian. Atau, untuk menjaga harga diri, kita ingin mendapatkan validasi dari orang-orang yang memiliki pendapat yang serupa. 

2. Self-serving bias

8 Jenis Bias Kognitif yang Paling Umum Terjadi, Pernah Alami?ilustrasi menyalahkan orang lain (pexels.com/Liza Summer)

Pernah gak sih kamu cenderung menyalahkan guru saat mendapatkan nilai ujian yang buruk? Kamu berpikir hal tersebut terjadi karena materi yang diberikan oleh guru tidak menunjang ujian tersebut. Akan tetapi, saat kamu mendapatkan nilai bagus, alih-alih memuji sang guru yang telah memberikan ilmunya, kamu justru berpikir hal itu terjadi karena kerja kerasmu sendiri. 

Hal ini merupakan bukti nyata dari self-serving bias. Bias kognitif yang satu ini merujuk pada kondisi ketika seseorang menganggap keberhasilan atau kesuksesannya sebagai bagian dari atribut internal, misalnya karena usaha yang dilakukan, bentuk kepribadian, tingkat IQ, dan sebagainya.

Adapun, kegagalan atau kesalahan yang dialami seringkali dianggap sebagai akibat dari faktor eksternal yang berada di luar diri, seperti kondisi sekitar yang tidak menguntungkan ataupun kesalahan teman. 

3. The anchoring bias

8 Jenis Bias Kognitif yang Paling Umum Terjadi, Pernah Alami?ilustrasi sedang bernegosiasi (pexels.com/Alena Darmel)

The anchoring bias merujuk pada keadaan ketika seseorang cenderung mempercayai informasi pertama yang ia dengar atau ketahui. Informasi pertama yang diperoleh menjadi patokan yang paling tinggi dibanding informasi-informasi lainnya tanpa memedulikan keakuratan atau sumbernya.

Hal ini akan sangat berpengaruh saat kita akan mengambil sebuah keputusan karena keputusan tersebut sangat bergantung pada informasi pertama yang diperoleh. 

Contohnya, kamu ingin membeli sebuah furnitur baru. Harga pertama yang terpampang akan menjadi patokan utama atau anchor saat ingin melakukan negosiasi dengan sales.

Harga tersebut juga akan menjadi patokan saat ingin mencari furnitur baru di tempat yang berbeda. Persepsimu tentang mahal dan murah mengenai furnitur yang akan dibeli sangat berpatokan pada harga pertama yang kamu lihat. 

4. Pessimism bias

8 Jenis Bias Kognitif yang Paling Umum Terjadi, Pernah Alami?ilustrasi pasrah dengan keadaan (pexels.com/Alex Green)

Ada juga nih orang-orang yang seringkali melebih-lebihkan kemungkinan terjadinya hal negatif di masa yang akan datang dibanding hal positif. Mereka lebih percaya bahwa hal buruk akan terjadi karena alasan tertentu dan mengabaikan kemungkinan positif. Inilah yang disebut sebagai pessimism bias. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kondisi emosi yang kurang stabi; apalagi bila dialami secara terus menerus. 

Contohnya, kamu melakukan kesalahan di tempat kerja. Hal itu membuat kamu terus-terusan berpikir bahwa dirimu akan diberikan hukuman atau bahkan dipecat. Kamu menolak percaya bahwa atasan akan memaklumi hal tersebut karena masalah yang kamu buat tergolong fatal. Akibatnya, kamu pasrah pada apa yang terjadi dan cenderung tidak melakukan perbaikan karena menyerah di awal. 

5. In-group bias

8 Jenis Bias Kognitif yang Paling Umum Terjadi, Pernah Alami?ilustrasi membangun kedekatan dalam kelompok (pexels.com/fauxels)

In-group bias merujuk pada kecenderungan seseorang memperlakukan orang-orang yang berada di dalam kelompoknya dengan lebih baik dibanding orang di luar kelompok. Mereka yang mengalami hal ini seringkali memberikan penilaian yang lebih positif kepada anggota dalam grup. Hal ini akan sangat berbeda saat kamu diminta memberikan penilaian pada orang-orang yang berada di luar kelompokmu. 

Kondisi ini bisa terjadi karena kita menganggap orang-orang di dalam kelompok yang sama memiliki persamaan dengan diri kita sendiri. Kita akan menjadi tidak adil dan tidak objektif meskipun berusaha memaksa diri untuk bersikap demikian. Akibatnya, hal ini akan sangat berpengaruh pada proses pengambilan keputusan. 

6. The actor-observer bias

8 Jenis Bias Kognitif yang Paling Umum Terjadi, Pernah Alami?ilustrasi menyalahkan rekan kerja (pexels.com/Yan Krukau)

Hampir serupa dengan self-serving bias, jenis bias kognitif ini merujuk pada kecenderungan untuk menghubungan sikap diri sendiri pada pengaruh eksternal serta menghubungan sikap orang lain pada pengaruh internal. Contohnya, saat datang terlambat pada sebuah meeting, kita menyalahkan kondisi sekitar yang kurang menguntungkan, seperti macet yang tiba-tiba.

Namun, bila hal itu terjadi pada orang lain, kita akan memberikan penilaian bahwa orang tersebut memang adalah orang yang kurang disiplin. Hal ini terjadi karena kita menjadi actor saat berhubungan dengan diri sendiri dan hanya menjadi observer saat berhubungan dengan orang lain. Untuk itu, kita lebih memahami apa yang terjadi pada diri sendiri dan hanya menebak-nebak saat berhubungan dengan kondisi orang lain.  

7. Halo effect

8 Jenis Bias Kognitif yang Paling Umum Terjadi, Pernah Alami?ilustrasi berinteraksi dengan lingkungan sosial (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Halo effect juga menjadi salah satu bentuk bias kognitif yang umum dialami oleh sebagian orang. Halo effect merujuk pada kecenderungan menilai seseorang secara keseluruhan hanya berdasarkan pada kesan pertama yang dilihat. Biasanya, saat mendapatkan kesan pertama yang positif atau baik, kita akan menyimpulkan bahwa orang tersebut baik secara keseluruhan. Banyak dari kita yang biasanya melakukan hal ini saat bertemu dengan orang baru. 

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya bias kognitif ini ialah kecenderungan untuk mendapatkan bukti yang sesuai dengan keyakinan. Saat kita mendapatkan kesan positif dari orang lain, ada keinginan untuk membuktikan bahwa penilaian kita terhadap orang tersebut memang benar adanya. Sehingga muncullah kesimpulan untuk menganggap orang tersebut baik secara keseluruhan. 

8. Framing effect

8 Jenis Bias Kognitif yang Paling Umum Terjadi, Pernah Alami?ilustrasi merancang pemasaran produk (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Framing effect terjadi saat keputusan seseorang dipengaruhi atau bergantung kepada bagaimana suatu informasi disajikan. Biasanya hal ini dimanfaatkan oleh para instansi saat ingin melakukan advertising atau pemasaran. Manusia cenderung lebih menghindari potensi kehilangan, sehingga proses penyajian informasi hendaknya dilakukan dengan menekankan aspek positif dibanding aspek negatif. 

Contohnya, saat ingin menjual atau memasarkan produk handsanitizer. Proses pemasaran dilakukan dengan menuliskan 'Ampuh membunuh 96% kuman' vs 'Tersisa 4% kuman yang tidak terpengaruh'. Dari dua jenis pemasaran tersebut, kira-kira kamu akan pilih produk yang mana?

Sebenarnya masih banyak jenis bias kognitif lainnya yang bisa mempengaruhi kita dalam mengambil sebuah keputusan. Namun, dengan memahami beberapa diantaranya, semoga kita mampu mencegah terjadinya proses pengambilan keputusan secara keliru. Cobalah untuk lebih bijak dalam membuat pertimbangan yang tidak bersifat subjektif dan mengakibatkan jump into conclusion

Baca Juga: 6 Rutinitas Mental Health Care buat Jaga Produktivitas ala Bella Hadid

Nur Tazkiyah Sejati Photo Verified Writer Nur Tazkiyah Sejati

rarely found someone who wants to listen carefully, so i write to release what is inside my mind

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya