3 Jenis Otak Bilingual Manusia, Kamu Termasuk yang Mana?

Saat kita mampu menguasai lebih dari satu bahasa

Memiliki otak bilingual tentu menjadi impian bagi banyak orang. Bagaimana tidak, menguasai lebih dari satu bahasa menjadi salah satu kekuatan untuk bersaing apalagi di era modern seperti ini. Selain itu, banyak pula yang mengungkapkan bahwa menguasai lebih dari satu bahasa memberikan dampak positif bagi kesehatan tubuh dan otak. 

Akan tetapi, masih sedikit yang memahami bahwa kemampuan bilingual terdiri dari beberapa jenis. Yuk, baca sampai akhir biar tahu penjelasannya!

1. Compound bilingual

3 Jenis Otak Bilingual Manusia, Kamu Termasuk yang Mana?ilustrasi anak belajar bersama guru (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Compound bilingualism merupakan kondisi saat seseorang belajar dua bahasa secara sekaligus pada lingkungan yang sama. Mereka yang tergolong jenis ini mampu mengembangkan pemahaman dan mahir menggunakan dua bahasa dalam konteks tertentu. Hal ini biasa terjadi pada anak-anak yang telah dipaparkan dua bahasa berbeda sejak kecil oleh kedua orangtuanya. Dengan begitu, ia mengembangkan dua bahasa tersebut secara paralel di dalamsatu sistem otak. 

Misalnya, seorang anak yang berkebangsaan Indonesia pindah ke Amerika karena pekerjaan orangtuanya. Ia pindah sejak masih dalam usia balita yang belum memahami bahasa secara komprehensif. Akibatnya, ketika beranjak dewasa mereka menjadi mahir untuk menggunakan dua bahasa tersebut di kehidupan sehari-hari ketika berinteraksi. Mereka mampu mengekspresikan dirinya secara optimal, baik dengan bahasa Indonesia maupun Amerika. 

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah Otak Manusia, Organ yang Sangat Penting!

2. Coordinate bilingual

3 Jenis Otak Bilingual Manusia, Kamu Termasuk yang Mana?ilustrasi fokus dalam belajar (pexels.com/George Dolgikh)

Coordinate bilingualism merupakan kondisi saat seseorang mempelajari dua bahasa sekaligus pada lingkungan yang berbeda. Misalnya, A belajar bahasa Inggris di sekolah dan telah mempelajari bahasa Indonesia di rumah. Dengan begitu, kosa kata dari kedua bahasa tersebut berkembang di otak menjadi dua sistem yang berbeda namun saling berkaitan.  

Jadi, sistem di dalam otak yang berperan untuk bahasa pertama dan kedua berjalan secara paralel walaupun tidak berada dalam satu sistem yang sama. Biasanya, hal ini terjadi saat seseorang baru mempelajari bahasa asing di usia remaja. Sistem pertama akan terbentuk saat anak masih mempelajari bahasa pertamanya (bahasa ibu). Lalu, sistem kedua akan terbentuk saat anak mempelajari bahasa keduanya, entah itu di sekolah ataupun di lingkungan lainnya. 

3. Subordinate bilingual

3 Jenis Otak Bilingual Manusia, Kamu Termasuk yang Mana?ilustrasi orang fokus bekerja (pexels.com/Kindel Media)

Terakhir, ada subordinate bilingualism yang terjadi saat bahasa pertama mendominasi bahasa kedua. Seseorang yang tergolong kategori ini cenderung akan mempelajari bahasa kedua dengan cara memfilter informasi yang diketahui pada bahasa pertama. Misalnya, saat mempelajari kata 'book', ia akan mengasosiasikan kata tersebut terlebih dahulu dengan bahasa pertamanya untuk mengetahui makna atau artinya. Hal ini dapat terjadi saat seseorang baru terpapar bahasa baru di usia yang lebih tua. 

Jadi, proses mempelajari bahasa kedua akan memberikan pengaruh pada aktivitas dan kinerja otak. Semakin dini kamu mempelajari sebuah bahasa, maka semakin mudah kamu menguasai bahasa tersebut. Kira-kira kamu termasuk tipe yang mana, nih?

Baca Juga: 10 Fakta Sains tentang Otak Manusia yang Harus Kamu Ketahui

Nur Tazkiyah Sejati Photo Verified Writer Nur Tazkiyah Sejati

rarely found someone who wants to listen carefully, so i write to release what is inside my mind

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya