6 Fakta Origami, Dahulu Hanya untuk Kaum Elit dan Upacara Keagamaan

Yuk, kenalan lebih dalam dengan seni origami!

Intinya Sih...

  • Origami berasal dari Jepang, dari kata 'oru' yang berarti 'melipat' dan 'kami' yang berarti 'kertas', menghasilkan kata origami yang artinya 'melipat kertas'
  • Origami lahir berkaitan dengan penemuan kertas di Tiongkok, kemudian berkembang di Jepang sebagai bentuk seni melipat kertas
  • Pada awalnya, origami digunakan untuk keperluan upacara dan keagamaan, namun pada zaman Edo lebih berkembang pesat sebagai bentuk seni atau hobi

Siapa sih, yang gak kenal dengan origami? Seni melipat kertas ini sangat identik dengan budaya Jepang dan juga populer di negara lain, termasuk Indonesia.

Namun, kalau yang kamu ketahui tentang origami hanya sebatas seni melipat kertas dari Jepang, itu artinya kamu belum benar-benar mengenal origami. Sebab, masih banyak fakta-fakta menarik di balik seni melipat kertas ini, lho.

Penasaran? Yuk, simak fakta-fakta seni origami berikut ini!

1. Asal usul nama origami

6 Fakta Origami, Dahulu Hanya untuk Kaum Elit dan Upacara Keagamaanilustrasi origami burung bangau (unsplash.com/Carolina Garcia Tavizon)

Nama origami berasal dari kosakata bahasa Jepang, yaitu ‘oru’ yang berarti ‘melipat’, dan ‘kami’ yang bermakna ‘kertas’. Kedua kata ini digabungkan dan mengalami sedikit perubahan bunyi, sehingga menghasilkan kata origami yang artinya ‘melipat kertas’.

Berdasarkan asal kata tersebut, kemudian origami didefinisikan sebagai seni melipat kertas dari Jepang yang menghasilkan berbagai macam objek atau bentuk, seperti bunga, burung, dan lain sebagainya.

2. Cikal bakal origami berasal dari Tiongkok

6 Fakta Origami, Dahulu Hanya untuk Kaum Elit dan Upacara Keagamaanilustrasi origami (pexels.com/Monstera Production)

Lahirnya origami berkaitan erat dengan penemuan kertas dan pelipatan kertas asal Tiongkok. Pembuatan kertas pertama kali diperkenalkan oleh Ts’ai Lun di Tiongkok pada abad pertama sekitar tahun 105 M.

Selanjutnya, di Tiongkok berkembang pelipatan kertas bernama Zhe Zhi yang berfungsi untuk kegiatan spiritual. Zhe Zhi inilah yang disebut-sebut menjadi dasar munculnya origami di Jepang. Orang Jepang mengadaptasi Zhe Zhi untuk menciptakan lipatan kertas dengan menambah prinsip dan aturan mereka sendiri.

Pembuatan kertas itu sendiri masuk ke Jepang sekitar tahun 610 M dibawa oleh biksu Buddha bernama Doncho (Dokyo) dari Goguryeo (Semenanjung Korea). Dialah yang mengenalkan kertas dan tinta pada masyarakat Jepang di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko. Diperkirakan, pada masa ini pula pengaruh Zhe Zhi masuk ke Jepang.

Cikal bakal lahirnya pelipatan kertas di Jepang memang dipengaruhi budaya lain. Namun, dapat dikatakan bahwa orang Jepanglah yang menciptakan origami sebagai bentuk seni.

3. Origami hanya untuk keperluan upacara  keagamaan

6 Fakta Origami, Dahulu Hanya untuk Kaum Elit dan Upacara Keagamaanilustrasi origami kupu-kupu (pexels.com/Miguel Á. Padriñán)

Pada awalnya, origami khusus digunakan untuk keperluan upacara dan keagamaan. Selama masa Heian (794—1185 M), origami berperan penting dalam ritual kepercayaan Shinto.

Origami berbentuk kupu-kupu jantan (O-cho) dan kupu-kupu betina (Me-cho) selalu hadir pada upacara perkawinan Shinto sebagai lambang pengantin pria dan wanita. Pada ritual Shinto, kreasi lipatan origami juga digunakan sebagai penutup botol sake untuk keperluan penyembahan.

Namun, sejak zaman Edo (1603—1868 M) origami lebih berkembang pesat dan diakui sebagai bentuk seni atau hobi.

Baca Juga: 5 Ide DIY Lampu Tumblr untuk Dekorasi Kamar, Ada yang Pakai Origami!

4. Origami hanya diperuntukkan bagi kaum elit

6 Fakta Origami, Dahulu Hanya untuk Kaum Elit dan Upacara Keagamaanilustrasi kaum elit Jepang (unsplash.com/Library of Congress)

Pada masa-masa awal penyebarannya di Jepang, kertas merupakan barang yang cukup langka dan mahal. Umumnya, kertas hanya tersedia untuk orang kaya saja. Hal ini turut mempengaruhi perkembangan origami.

Selama masa tersebut, seni melipat kertas hanya populer di kalangan masyarakat kelas atas. Bahkan, origami menjadi simbol status bagi kaum elit dan hanya digunakan untuk tujuan seremonial keagamaan. Origami seakan menjadi alat pemisah antara masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah.

Barulah pada zaman Edo, origami berkembang pesat di seluruh masyarakat dan tidak lagi diperuntukkan bagi kaum elit saja.

5. Buku panduan origami tertua di dunia

6 Fakta Origami, Dahulu Hanya untuk Kaum Elit dan Upacara Keagamaanilustrasi origami (pexels.com/Saeed Khokhar)

Buku berjudul Senbazuru Orikata disebut-sebut sebagai buku panduan origami tertua di dunia. Buku ini diterbitkan tahun 1797.

Senbazuru Orikata itu sendiri merupakan karya Akashito Rito. Di dalam buku tersebut memuat 49 metode melipat burung bangau kertas.

6. Bapak seni origami modern

6 Fakta Origami, Dahulu Hanya untuk Kaum Elit dan Upacara Keagamaanilustrasi origami (unsplash.com/Katrin Hauf)

Seiring perkembangan zaman, Akira Yoshizawa hadir memperkenalkan seni origami modern dan dianggap sebagai bapak origami modern. Ia mengembangkan format petunjuk pembuatan origami yang dinamakan Yoshizawa-Randlett.

Yoshizawa menuangkan sistem Yoshizawa-Randlett dalam buku berjudul Atarashi Origami Geijutsu yang terbit tahun 1954. Dalam bukunya ini, ia menjelaskan cara-cara melipat origami dengan petunjuk simbol dan garis. Buku tersebut telah digunakan sebagai panduan secara internasional, bahkan masih populer hingga sekarang.

Itulah fakta-fakta tentang seni origami. Bagaimana? Sekarang kamu jadi lebih kenal dengan seni melipat kertas ini, kan? 

Baca Juga: 9 Origami dengan Desain Karakter Paling Populer, Keren Banget!

Nurul Fatin Sazanah Photo Verified Writer Nurul Fatin Sazanah

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya