5 Fakta Enzim Mutan Pemakan Plastik, Hasil Penemuan Mutasi Terbaru

Mampu mengurai material plastik hanya dalam 24 jam

Pencemaran oleh sampah plastik adalah isu lingkungan berskala global yang semakin mengancam dari tahun ke tahun. Untuk itu, para peneliti berlomba-lomba untuk bekerja keras menemukan solusi masalah sampah plastik ini.

Salah satu kabar baiknya, sekelompok peneliti dari University of Texas menemukan varian baru sebuah enzim yang dapat mencerna dan menguraikan plastik hanya dalam hitungan jam. Enzim ini merupakan hasil mutasi dari PETase, suatu enzim alami yang mampu mendegradasi plastik jenis PET.

Studi ini baru saja dipublikasikan di jurnal Nature pada akhir April 2022 kemarin. Yuk, simak info dan fakta tentang enzim ini pada ulasan berikut.

1. Enzim ini diberi nama FAST-PETase

5 Fakta Enzim Mutan Pemakan Plastik, Hasil Penemuan Mutasi Terbaruilustrasi penelitian enzim FAST-PETase (unsplash.com/Julia Koblitz)

Sebagai hasil mutasi terbaru dari enzim PETase, varian terbaru ini dinamakan FAST-PETase (functional, active, stable, and tolerant PETase). Enzim ini dikembangkan dari PETase alami yang memungkinkan bakteri untuk mengurai plastik PET.

Adapun PET (polietilen tereftalat) adalah jenis polimer yang banyak ditemukan di berbagai kemasan, seperti pada plastik pembungkus makanan, botol minuman, hingga beberapa jenis serat dan tekstil.

Dibandingkan versi alaminya, enzim mutan ini mengandung 5 mutasi. Sesuai namanya, varian hasil mutasi ini dibuat lebih stabil dan toleran, dengan kemampuan yang lebih superior dibanding versi alaminya.

2. Dikembangkan dengan model pembelajaran mesin

5 Fakta Enzim Mutan Pemakan Plastik, Hasil Penemuan Mutasi Terbaruhasil penelitian FAST-PETase dengan metode machine learning model (sci-news.com)

Enzim mutan ini dikembangkan menggunakan model pembelajaran mesin (machine learning model). Metode ini memungkinkan peneliti untuk memprediksi mutasi yang dapat mengurai sampah plastik dengan cepat pada suhu rendah.

Proses ini meliputi penelitian dan uji coba terhadap terhadap 51 jenis wadah plastik, 5 jenis serat poliester dan kain, serta botol-botol berbahan PET. Dari proses studi tersebut, tim peneliti berhasil membuktikan tingkat efektivitas yang tinggi dari enzim ini.

“Penelitian ini benar-benar menunjukkan kekuatan dari hasil penyatuan berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu biologi sintetik, teknik kimia, hingga kecerdasan buatan (AI),” sebut Profesor Andrew Ellington, salah satu peneliti yang terlibat.

Baca Juga: Sampah Plastik Diolah Jadi Dexlite, NTB Akan Punya "Sumur" Minyak 

3. Mampu menguraikan plastik dengan efektif dan lebih cepat

5 Fakta Enzim Mutan Pemakan Plastik, Hasil Penemuan Mutasi Terbaruilustrasi proses penguraian plastik (unsplash.com/Naja Bertolt Jensen)

Melansir informasi oleh Sci-News, 12% dari sampah dunia adalah plastik berjenis PET. Normalnya, sampah plastik PET ini membutuhkan waktu hingga berabad-bad untuk bisa terurai sempurna pada kondisi alami.

Yang menarik, hasil uji coba menunjukkan bahwa FAST-PETase mampu mengurai sempurna polimer jenis PET menjadi bentuk monomer dalam waktu cepat, yaitu seminggu. Bahkan pada beberapa studi kasus, enzim ini bisa mendegradasi plastik dalam waktu 24 jam saja.

4. Mampu bekerja secara lebih stabil dan toleran

5 Fakta Enzim Mutan Pemakan Plastik, Hasil Penemuan Mutasi Terbaruilustrasi penelitian enzim FAST-PETase (unsplash.com/Lucas Vasques)

Kemampuan enzim PETase alami cenderung lambat dan kurang aplikatif di suhu rendah. Sementara, agar dapat diaplikasikan secara luas dengan sederhana, dibutuhkan enzim yang stabil dan mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang sesuai dengan situasi di lapangan. 

Hasil studi ini menyatakan bahwa enzim FAST-PETase lebih toleran terhadap suhu rendah. Enzim ini bahkan mampu bekerja diantara suhu 30 hingga 50 derajat celcius dengan rentang pH yang bervariasi.

5. Berpotensi menjadi solusi atasi polusi plastik

https://www.youtube.com/embed/jXVSpuclZt4

Saat ini, metode pengelolaan sampah plastik yang paling umum dilakukan adalah melalui pembuangan langsung ke landfill atau TPA. Opsi populer lainnya melalui insinerasi atau pembakaran. Namun kedua metode ini dianggap membutuhkan biaya dan energi yang tinggi serta dapat menyumbangkan gas-gas pencemar baru di atmosfer.

Di sisi lain, tim peneliti telah menunjukkan bahwa enzim mutan ini mampu melakukan siklus penguraian (depolimerisasi) dan pembentukan kembali (repolimerisasi) plastik secara sekaligus. Hasil tersebut diharapkan dapat menjadi alternatif opsi pengolahan plastik yang lebih berkelanjutan di masa depan.

Tetapi, meski berpotensi menjadi solusi atasi polusi, penemuan ini tentu saja masih membutuhkan banyak waktu untuk dapat dimanfaatkan secara luas. Yang bisa kita lakukan bersama saat ini adalah, yuk membiasakan diri untuk bijak berplastik!

Baca Juga: Wajib Ditanggulangi, Ini 7 Bahaya Fatal Sampah Plastik di Laut

Nurul M Photo Verified Writer Nurul M

Berusaha menulis sesuai fakta. Mohon maaf jika terdapat misinformasi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya