lukisan Oda Nobunaga (dok. commons.wikimedia.org)
Pada 1551, Nobuhide meninggal dunia dan mewariskan kekuasaannya kepada Nobunaga. Namun, hal tersebut ditentang oleh beberapa anggota klan Oda, terutama oleh anak Nobuhide lainnya, seperti Nobuyuki dan Nobuharu. Mereka berusaha untuk merebut Owari dari Nobunaga, tetapi upaya mereka berhasil digagalkan berkat strategi Nobunaga yang terlalu kuat.
Meskipun Nobunaga berhasil memenangkan persaingan dengan saudara-saudaranya, krisis masih belum berakhir. Saat itu, banyak klan lain yang memanfaatkan kematian Nobuhide untuk merebut Owari. Puncaknya terjadi pada 1554, Matsudaira Motoyasu, yang kemudian dikenal sebagai Tokugawa Iyeasu, melakukan serangan kepada klan Oda.
Saat itu, Matsudaira memimpin 5 ribu pasukannya untuk melakukan serangan kepada klan Oda. Dalam perang ini, Nobunaga sebenarnya kalah jumlah karena dirinya hanya memiliki 2 ribu pasukan. Meski begitu, Nobunaga tetap berhasil memenangkan pertempuran berkat strateginya yang inovatif dan penggunaan senjata api. Pertempuran ini memantapkan posisi Nobunaga sebagai salah satu daimyo terkuat saat itu.