Kolonel Claus von Stauffenberg adalah seorang perwira militer Angkatan Darat Jerman. Ia terlahir dari keluarga bangsawan ternama. Karier militernya cukup cemerlang dan dia pernah terlibat dalam beberapa operasi tempur angkatan perang Jerman seperti: invasi Polandia, pertempuran di Prancis, Operasi Barbarossa, dan operasi di Tunisia.
Ketika dia sedang bertugas di Tunisia pada tahun 1943 sebagai bagian dari 10th Panzer Division -Afrika Korps dibawah komando Jenderal Erwin Rommel kendaraannya diserang oleh pesawat tempur Sekutu. Kolonel Claus von Stauffenberg menderita luka parah akibat serangan udara sekutu tersebut, dia kehilangan mata kiri, tangan kanan dan dua jari di tangan kirinya.
Sebenarnya Stauffenberg gusar dengan peperangan yang terjadi, secara moral hati kecilnya sebenarnya tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Hitler dengan ambisi dan ideologi Partai Nazinya. Apalagi ia mengetahui kekejaman di luar perikemanusiaan yang telah dilakukan Hitler terhadap lawan politiknya dan kepada para tawanan perang. Ia melihat suramnya masa depan Jerman dan kekhawatiran besar bahwa generasi penerus akan dijadikan mesin-mesin perang yang brutal oleh Hitler.
Dalam masa pemulihannya, Stauffenberg diperkenalkan oleh kelompok yang juga tidak sejalan dengan Hitler dan semakin masuk ke dalam lingkaran kelompok tersebut. Ia menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh utama yang merencanakan kudeta dan pembunuhan Hitler, di antaranya Jenderal Henning Hermann von Tresckow, Jenderal Ludwig Beck, dan Jenderal Friedrich Olbricht.
Pada bulan Juni 1944, Panglima tertinggi Sekutu Jenderal Dwight D. Eisenhower berhasil melakukan operasi pendaratan besar-besaran pasukan Sekutu di pantai Normandia Prancis dengan tujuan untuk mengakhiri dominasi dan kekejaman Nazi di daratan Eropa.
Setelah pendaratan tersebut, gerak maju pasukan Sekutu tidak terbendung lagi dalam membebaskan kota-kota yang dahulu dikuasai pasukan Jerman. Pasukan Jerman terdesak di semua lini pertahanannya. Sejak saat itu arah peperangan sudah tidak menguntungkan Jerman lagi.
Dengan berhasilnya pasukan Sekutu mendarat di pantai Normandia, Kolonel Stauffenberg dan perwira-perwira militer profesional lainnya melihat bahwa kekalahan Jerman dalam peperangan hanya tinggal menunggu waktu saja dan mereka bertekad untuk menyelamatkan Jerman dari kehancuran total dari sebuah peperangan.
Kelak Kolonel Stauffenberg akan menjadi pelaku utama Plot 20 Juli 1944 ketika dia membawa sendiri bom yang telah diaktifkan dalam koper dan ditaruh dalam ruangan dimana Hitler sedang memimpin rapat bersama dengan para Jenderalnya.