7 Partai Politik Anti Islam di Negara-Negara Eropa

Eropa seringkali dikenal sebagai kawasan yang menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia (HAM). Hal ini dibuktikan dari hasilThe Human Freedom Index pada tahun 2021 yang menunjukan negara-negara di Eropa mendominasi urutan teratas dalam pelaksanaan penegakan HAM. Eropa juga dikenal sebagai tempat yang terbuka dengan berbagai perbedaan baik agama, ras, etnis, dan gender.
Akan tetapi faktanya, keberadaan partai politik sayap kanan jauh dan beraliran konservatif dan gerakan populis lainnya membuat beberapa kelompok minoritas di Eropa menjadi rentan. Hal ini misalnya dialami komunitas muslim di Eropa yang seringkali mendapatkan serangan dari gerakan islamofobia.
Gerakan kebencian ini biasanya digerakan oleh partai politik tertentu. Misalnya saja gerakan Stop Islamisation of Europe (SIOE) yang bertujuan untuk melawan masuknya ancaman jihad dari para imigran dari Timur Tengah ke Eropa. Persepsi negatif terhadap Islam dan imigran kemudian dimanfaatkan oleh beberapa partai politik di negara-negara Eropa untuk menarik dukungan dari masyarakat. Berikut 7 partai politik di Eropa yang menolak kehadiran Islam.
1. Alternative for Germany
Alternative for Germany (Alternative für Deutschland) atau biasa disingkat AfD adalah partai berideologi sayap kanan dan konservatif dari Jerman. AfD didirikan pada tanggal 6 Februari 2013 oleh Alexander Gauland, Bernd Lucke, Gerd Robanus, dan Konrad Adam.
Sebagian besar pengurus AfD merupakan mantan dari partai Persatuan Demokrat Kristen Jerman. AfD dikenal sebagai partai yang tegas dalam mempertahankan identitas budaya Jerman. Berbagai kebijakan yang mereka sarankan dan terapkan cenderung mengarah pada penolakan terhadap keberadaan imigran muslim di Jerman.
AfD menganggap kehadiran para imigran muslim dari Timur Tengah mengancam budaya Jerman. AfD mengadopsi kebijakan anti-Islam secara eksplisit pada pemilu 2017 dengan mengeluarkan manifesto yang berbunyi "Islam does not belong to Germany".
Partai ini juga melarang pendanaan asing untuk masjid-masjid dan menerapkan pemeriksaan secara ketat terhadap para pemuka agama Islam di Jerman. Kasus-kasus terorisme yang dilakukan oleh kelompok ekstremis Islam seperti ISIS di tahun 2015 menjadi faktor yang meningkatkan dukungan terhadap partai AfD.
Selain sikap anti Islam, partai ini juga mendapatkan perhatian setelah Alexander Gauland selaku pendiri AfD menyatakan bahwa masyarakat Jerman harus bangga dengan apa yang diperbuat tentara mereka (Nazi) selama perang dunia kedua.
AfD juga dikenal dengan keterkaitannya dengan organisasi Pediga yang seringkali melakukan serangan terhadap penganut agama Islam di Jerman. Pegida (Patriotische Europaeer Gegen die Islamisierung des Abendlandes) merupakan organisasi masyarakat yang dikenal memiliki keterkaitan dengan gerakan Neo-Nazi.
Anggota dari organisasi Pegida sebagian besar adalah fans sepak bola garis keras (hooligan). Mereka seringkali melakukan unjuk rasa yang menolak keberadaan Masjid di kota-kota Jerman. Setidaknya terdapat 580 kasus penyerangan terhadap penganut agama Islam di Jerman oleh anggota Pegida selama tahun 2015. Melalui organisasi ini, AfD berhasil meraih dukungan politik dari kelompok masyarakat Jerman yang juga memiliki rasa tidak suka terhadap umat Islam.