3 Fakta Hujan Meteor Eta-Lyrid, Puncaknya Terjadi pada 10 Mei 2024

Termasuk fenomena langit yang jarang dibahas

Langit di bulan Mei 2024 akan bertabur sejumlah fenomena astronomi yang spektakuler, salah satunya hujan meteor Eta-Lyrid. Mulai aktif sejak awal bulan, hujan meteor ini diprakirakan mencapai puncaknya pada tanggal 10 Mei 2024. Sama seperti kebanyakan fenomena hujan meteor, Eta-Lyrid bisa disaksikan secara aman dengan mata telanjang.

Untuk mengamati fenomena astronomi tersebut kamu harus mengeluarkan usaha yang ekstra. Pasalnya, Eta-Lyrid termasuk hujan meteor yang memiliki intensitas kecil setiap jamnya. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak fakta-fakta menarik hujan meteor Eta-Lyrid berikut ini!

1. Berasal dari serpihan komet IRAS–Araki–Alcock

3 Fakta Hujan Meteor Eta-Lyrid, Puncaknya Terjadi pada 10 Mei 2024ilustrasi komet IRAS–Araki–Alcock (commons.wikimedia.org/Russel E. Milton)

Hujan meteor Eta-Lyrid berasal dari serpihan komet IRAS–Araki–Alcock yang tertinggal di luar angkasa. Ketika Bumi melintasi orbit yang pernah dilalui komet tersebut, maka terjadilah hujan meteor Eta-Lyrid. Serpihan-serpihan komet IRAS–Araki–Alcock akan masuk ke atmosfer Bumi karena adanya tarikan gravitasi.

Dilansir Oxford Reference, komet yang memiliki nama lain C/1983 H1 ini merupakan komet periode panjang. Untuk menyelesaikan satu kali orbitnya terhadap Matahari, IRAS–Araki–Alcock membutuhkan waktu sekitar 200 tahun. Komet ini pertama kali terdeteksi oleh Satelit Astronomi Inframerah (IRAS) pada tanggal 25 April 1983. Sebelumnya, objek ini ditemukan secara independen pada tahun 1954 oleh astronom amatir Jepang Genichi Araki dan astronom amatir Inggris George Eric Deacon Alcock.

Baca Juga: 6 Fakta Unik Ngengat Komet, Apa Fungsi Ekor Panjangnya?

2. Muncul dari konstelasi Lyra

3 Fakta Hujan Meteor Eta-Lyrid, Puncaknya Terjadi pada 10 Mei 2024ilustrasi hujan meteor Eta-Lyrid (pexels.com/Neale LaSalle)

Dari sudut pandang Bumi, hujan meteor Eta-Lyrid akan muncul dari arah konstelasi Lyra. Mengutip dari The Sky Live, saat mencapai puncaknya, Eta-Lyrid hanya memproduksi sekitar tiga meteor per jamnya. Hal ini membuat Eta-Lyrid sulit untuk diamati apabila kondisi langit serta lingkungan tidak mendukung.

Bahkan, dilansir American Meteor Society, meteor-meteor tersebut tidak akan terlihat jelas di wilayah selatan khatulistiwa lantaran pancarannya yang tak terlalu tinggi. Itu artinya, di Indonesia sendiri yang berada di wilayah khatulistiwa, Eta-Lyrid diperkirakan akan sulit untuk diamati. Namun, apabila ingin mencobanya, kamu bisa memburu hujan meteor Eta-Lyrid ketika mencapai puncaknya pada waktu sebelum fajar.

3. Puncaknya diperkirakan terjadi pada tanggal 10 Mei 2024

3 Fakta Hujan Meteor Eta-Lyrid, Puncaknya Terjadi pada 10 Mei 2024ilustrasi hujan meteor Eta-Lyrid (pexels.com/Raman Deep)

Hujan meteor Eta-Lyrid merupakan fenomena astronomi yang jarang dibahas lantaran intensitasnya yang kecil. Selain itu, periode hujan meteor ini juga terbilang pendek, yakni dari tanggal 3--14 Mei 2024. Sementara itu, periode hujan meteor lainnya bisa mencapai 1 bulan lamanya.

Waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor ini adalah ketika ia mencapai puncaknya pada tanggal 10 Mei 2024. Kamu bisa mengamatinya pada Jumat dini hari atau menjelang Matahari terbit. Pastikan cuaca cerah dan carilah tempat yang minim polusi cahaya agar pengamatanmu tidak terganggu.

Meskipun intensitas hujan meteor Eta-Lyrid kecil, mengutip dari Universe Guide, meteor-meteor yang dihasilkan kerap kali memancarkan cahaya yang terang. Itulah mengapa, masih ada harapan untuk pengamat yang ingin menyaksikan Eta-Lyrid secara langsung. Apa kamu salah satunya?

Baca Juga: Apa Itu Meteor? Ini Penjelasan, Asal-Usul, dan Jenisnya

Mutiara Ananda Photo Verified Writer Mutiara Ananda

From the sea who love everything in the sky.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya