5 Fakta Singa Berber, Raja Pegunungan Atlas yang Punah di Alam Liar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada masa peradaban kuno hingga abad ke-20 awal, Pegunungan Atlas, Afrika Utara, dikuasai oleh predator buas dan mematikan bernama singa berber. Dikenal juga sebagai singa Atlas, singa Mesir, dan singa Afrika Utara, kucing besar ini menjadi salah satu predator paling populer dalam sejarah. Pasalnya, selain hidup di alam liar, singa berber dipelihara oleh keluarga kerajaan Afrika Utara dan Maroko.
Namun sayangnya, singa berber dinyatakan punah di alam liar pada abad ke-20. Menurut klaim dan penelitian, hewan mamalia berkaki empat tersebut terakhir terlihat di Aljazair, Afrika Utara pada tahun 1956. Lalu, apa sebenarnya penyebab singa berber punah di alam liar? Yuk, simak fakta-faktanya di bawah ini!
1. Berasal dari Pegunungan Atlas, Afrika Utara
Berdasarkan sejarahnya, singa berber berasal dari Pegunungan Atlas, Afrika Utara. Pegunungan tersebut membentang sekitar 2.574 kilometer melintasi Pegunungan Rif di Maroko, Pegungan Ksour dan Amour di Aljazair, dan Pegunungan Aures di Tunisia. Selain di pegunungan, singa besar ini berkeliaran melintasi Pantai Barbary melalui Libya dan Mesir. Maka tak heran apabila singa berber juga dikenal sebagai singa Mesir.
2. Merupakan salah satu spesies singa paling besar
Singa berber merupakan salah satu spesies singa yang paling besar dan agresif. Dilansir Discovery UK, menurut catatan para pemburu pada abad ke-19 dan 20 awal, panjang "raja" Pegunungan Atlas itu bisa sampai 3 meter. Kemudian, beratnya bisa lebih dari 300 kilogram.
Tak hanya karena tubuhnya yang besar, singa berber terkenal karena surainya yang gelap dan tebal. Hal itu membuat perawakannya terlihat sangat gagah dan mematikan. Otot-otot yang melekat di tubuhnya pun semakin menunjukkan bahwa ia adalah predator yang sangat berbahaya di alam liar Afrika Utara.
3. Kerap dijadikan lawan bertarung para gladiator di Koloseum Roma
Pada masa kekaisaran Romawi, singa berber kerap ditangkap lalu dibawa ke pusat kota untuk dijadikan lawan bertarung para gladiator di Koloseum Roma. Selain itu, mengutip dari The Revelator, singa berber banyak ditemukan di kebun binatang di Eropa. Bahkan, predator tersebut sempat disimpan di London Tower pada abad ke-13.
Editor’s picks
Tak hanya itu, singa berber juga sering diburu untuk dijadikan hadiah atau persembahan kepada keluarga kerajaan Afrika Utara dan Maroko. Oleh sebab itu, tak heran apabila jumlah predator berkaki empat ini semakin menurun di alam liar.
Baca Juga: 5 Perbandingan Singa dengan Harimau, Mana yang Lebih Unggul?
4. Dinyatakan punah di alam liar
Karena terus diburu untuk berbagai kepentingan, jumlah singa berber di alam liar mengalami penurunan yang signifikan. Mengutip dari Discovery UK, pada tahun 1830, spesies singa ini marak dibunuh seiring berkembangnya pemukiman penduduk di Pantai Mediterania. Kemudian, pada tahun 1890, singa berber dinyatakan punah di Tunisia. Selang tiga tahun, yakni pada 1893, predator dari Pegunungan Atlas itu disebut sudah punah di Aljazair.
Lalu, pada abad ke-20, kronologi punahnya singa berber tertuang dalam berbagai cerita, teori, dan penelitian. Menurut studi yang terbit dalam jurnal PLOS ONE pada tahun 2013, singa berber kemungkinan masih hidup bersembunyi di alam liar Aljazair dan Maroko setidaknya hingga tahun 1965.
Berdasarkan probabilitas statistik dalam studi tersebut, singa berber kemungkinan punah di Maroko pada tahun 1948. Kemudian, menyusul di Aljazair pada tahun 1958. Mamalia dengan surai gelap dan tebal itu diklaim terlihat untuk terakhir kalinya pada tahun 1956 di Setif, Aljazair. Para peneliti percaya bahwa singa berber benar-benar punah di alam bebas pada rentang tahun 1958—1965.
5. Tersisa puluhan individu di Kebun Binatang Rabat, Maroko
Meskipun sudah dinyatakan punah di alam liar, puluhan individu singa berber yang diklaim asli (bukan hasil persilangan) masih ada di Kebun Binatang Rabat, Maroko. Diketahui, individu-individu tersebut dikumpulkan dari hasil koleksi-koleksi para bangsawan Maroko. Untuk saat ini, di seluruh dunia, diperkirakan tersisa 90—100 individu singa berber (termasuk yang berada di Kebun Binatang Rabat).
Mengingat jumlah singa berber yang tersisa sangat sedikit, para ahli di seluruh dunia berkoordinasi untuk tetap memelihara dan menjaga keaslian mereka. Walaupun telah dinyatakan punah di alam liar, cerita-cerita tentang keganasan predator satu ini bak tak lekang oleh waktu. Terlebih, singa berber sudah ada sejak masa peradaban kuno, membuat citra kucing besar itu semakin gagah dan mematikan.
Baca Juga: 5 Fakta Singa Laut Jepang, Benarkah Punah Akibat Perang Dunia II?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.