Menariknya, ini bukanlah game pertama yang dikembangkan oleh para peneliti UCSF, terutama Gazzaley. Dimuat dalam jurnal Nature pada 2013, game latihan kognitif 3D produksi UCSF, NeuroRacer, juga ditemukan bisa mengembalikan kemampuan mental lansia hanya dalam waktu 4 minggu.
Selanjutnya, Gazzaley dan tim juga mengembangkan game realitas virtual (VR) yang melatih navigasi spasial, Labyrinth. Dipaparkan dalam jurnal Scientific Reports pada 2021, game ini ditemukan meningkatkan daya ingat jangka panjang setelah dimainkan selama 4 minggu.
Sebelum Rhythmicity, Gazzaley dan tim juga mengembangkan game latihan fisik dan kognitif bernama Body Brain Trainer. Dalam penelitian yang dimuat dalam jurnal NPJ Aging pada akhir Agustus 2022, game ini ternyata melatih perhatian dan kemampuan multitasking lansia serta melatih fisik dengan intensitas yang tepat.
Dari tiga studi mengenai video game yang berlangsung sejak 2013 hingga yang terbaru pada Oktober 2022 tersebut, ini menunjukkan bahwa video game bisa berguna untuk para lansia. Gazzaley mengatakan bahwa semua latihan ini melatih kontrol kognitif, kemampuan yang menurun di lansia padahal penting untuk kualitas hidup.
"Game-game ini memiliki dasar algoritma adaptif dan pendekatan yang sama, tetapi dengan jenis aktivitas yang amat berbeda. Dan, dalam semua itu, kami menunjukkan bahwa kamu bisa meningkatkan kemampuan kognitif di populasi ini [lansia]," ujar Gazzaley yang juga adalah pendiri Akili Interactive Labs, perusahaan terapi video game.
Itulah perjalanan para peneliti AS mengembangkan game untuk menyehatkan otak kelompok lansia. Menarik, 'kan? Ternyata, video game terbukti berguna untuk kesehatan otak bahkan di usia senja!