Ilustrasi Jakarta (IDN Times/Sunariyah)
Dibanding suhu panas, gelombang panas bisa memicu efek samping yang lebih serius pada kehidupan. Termasuk memengaruhi kesehatan manusia bahkan hewan, sosial, lingkungan, dan ekonomi.
Sebuah penelitian dalam Nature Medicine menyebutkan bahwa gelombang panas di Eropa yang terjadi sepanjang musim panas 2022 menyebabkan 60 ribu orang meninggal. Di luar itu, manusia juga berisiko mengalami heat stroke yakin ketika tubuh tidak lagi dapat mengontrol suhu karena peningkatannya sangat cepat, melansir Better Health Channel.
Tidak hanya pada manusia, gelombang panas juga dapat memengaruhi ekologi sekitar. Adanya heat wave tanpa dibarengi curah hujan dapat menyebabkan kekurangan air dan peningkatan tekanan pada tanaman. Dilansir Future Earth, efeknya, pertumbuhan tanaman berkurang dan akhirnya memengaruhi basis produksi energi dan rantai makanan.
Lebih lanjut, dampaknya pun memengaruhi berbagai sektor industri seperti pertanian, pertambangan, konstruksi, manufaktur, hingga transportasi. Hilangnya produktivitas akibat panas menjadi salah satu kerugian ekonomi terbesar akibat panas tinggi dan perubahan iklim ini, melansir Joint Economic Comittee Democrats.
Setelah mengetahui perbedaan suhu panas dan gelombang panas di atas, tidak usah panik, ya. Indonesia tidak mengalami gelombang panas, melainkan lebih pada suhu panas yang memang rutin terjadi setiap tahunnya.