ilustrasi keadaan ekosistem laut dalam (wikimedia.org/NOAA Ocean Exploration & Research)
Laut dalam masih belum banyak diteliti dan dipahami sehingga akan banyak kesenjangan dalam memahami tentang keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Hal ini mengakibatkan beberapa terjadinya dampak yang disebabkan dari adanya pertambangan laut dalam.
Dampak yang pertama yaitu penggalian dan pengukuran dasar laut oleh mesin dapat mengubah atau menghancurkan habitat laut dalam, sehingga menyebabkan hilangnya spesies dan fungsi ekosistem laut dalam. Ini adalah dampak langsung dari pertambangan laut dalam yang kemungkinan besar bersifat permanen.
Selain itu, pertambangan laut dalam akan mengaduk sedimen halus di dasar laut sehingga menciptakan gumpalan sedimen yang berbahaya begi spesies di laut dalam. Spesies seperti paus, tuna, dan hiu juga terkena dampak oleh kebisingan, getaran, dan polusi cahaya yang disebabkan oleh peralatan tambang dan kapal di permukaan. Terdapat pula potensi kebocoran, tumpahan bahan bakar, dan produk beracun ke laut.
Permintaan global terhadap beberapa mineral terus meningkat, sedangkan ketersediaan mineral logam di daratan semakin berkurang. Hal inilah yang membuat banyak perusahaan dan negara berencana untuk melakukan pertambangan laut dalam. Walaupun kaya akan sumber daya mineral, aktivitas pertambangan laut sendiri memiliki dampak yang besar bagi keberlangsungan habitat makhluk hidup laut dalam. Oleh sebab itu, daripada harus mengorbankan ekosistem laut dalam, berbagai pihak seharusnya berfokus untuk mencari dan melakukan penelitian terkait hal alternatif yang lebih berkelanjutan salah satunya dengan mendaur ulang logam yang diperkirakan oleh Bank Dunia akan meningkat secara signifikan pada tahun 2050.