5 Fakta Phiomicetus anubis, Paus yang Bisa Hidup di Dua Alam

Berusia 43 juta tahun dan punya empat kaki #IDNTimesScience

Banyak ilmuwan berpendapat bahwa paus awalnya di era purba adalah mamalia amfibi. Hewan itu diyakini dapat hidup di dua alam. Kemudian, mereka berevolusi secara bertahap dan kini kita melihatnya hidup di dalam air sepenuhnya.

Ketika diyakini sebagai binatang amfibi, paus disebut juga dapat berjalan. Mereka diduga memiliki empat kaki yang pendek dan dapat memangsa buruannya, baik itu di darat maupun di dalam laut.

Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan fosil paus berkaki empat di Mesir yang diberi nama Phiomicetus anubis. Berikut ini adalah lima fakta temuan tersebut.

1. Ditemukan di Lembah Paus, Mesir

5 Fakta Phiomicetus anubis, Paus yang Bisa Hidup di Dua AlamPiramida, salah satu warisan arkeologis yang penting di Mesir. (Pexels.com/Mostafa El Shershaby)

Mesir telah lama menjadi surga paleontologis dan arkeologis. Salah satu wilayah yang kaya dengan fosil hewan purba terletak di Gurun Barat Mesir yang dinamakan Wadi Al-Hitan atau Lembah Paus.

Menurut situs remi UNESCO, fosil-fosil yang ditemukan di Lembah Paus mewakili kisah utama evolusi dari kemunculan paus yang sebelumnya hewan darat kemudian berubah menjadi mamalia laut. Situs itu diyakini memberikan bukti era peralihan dari paus yang awalnya hidup amfibi kemudian sepenuhnya hidup di dalam air.

Salah satu ilmuwan yang menulis hasil temuan fosil Phiomicetus anubis bernama Abdullah Gohar dari Universitas Mansoura. Dilansir BBC, Gohar mengatakan, "Phiomicetus anubis adalah spesies paus baru yang penting, dan penemuan ini penting untuk paleontologi Mesir dan Afrika."

2. Berat tubuh paus berkaki empat diperkirakan mencapai 600 kilogram

Tim peneliti dari Universitas Mansoura memperkirakan bahwa fosil paus berkaki empat yang ditemukan memiliki panjang sekitar tiga meter. Berat tubuhnya diperkirakan mencapai 6 kuintal atau 600 kilogram.

Jika dibandingkan dengan paus saat ini, mereka justru terkesan jauh lebih kecil. Menurut laporan Natonal Geographic, paus saat ini memiliki panjang sekitar 30 meter dengan berat puluhan ton. Bahkan paus biru, beratnya bisa mencapai sekitar 200 ton.

Akan tetapi, karena proses evolusi selama jutaan tahun itulah, paus yang tadinya makhluk amfibi kemudian hidup sepenuhnya di lautan. Tubuhnya pun berevolusi jadi jauh lebih besar seperti yang kita lihat saat ini.

Dilansir Reuters, Phiomicetus anubis menurut para peneliti tersebut, kemungkinan merupakan predator puncak. Spesies paus berkaki empat sebelumnya tidak diketahui di Mesir dan temuan kali ini dapat membantu melacak transisi paus dari binatang darat menjadi mamalia laut.

Baca Juga: 5 Hewan yang Dapat Menaklukkan Singa, Jangan Harap Nyawanya Selamat!

3. Fosil Phiomicetus anubis berusia 43 juta tahun

5 Fakta Phiomicetus anubis, Paus yang Bisa Hidup di Dua Alamilustrasi fosil (Pixabay.com/TheDigitalArtist)

Phiomicetus anubis adalah fosil dari spesies paus primitif Protocetidae. Fosil yang ditemukan oleh para peneliti belum lengkap dan masih berwujud serpihan bagian tubuh sehingga belum dapat dirangkai secara sempurna.

Deepa Shivaram yang menulis untuk NPR mengatakan bahwa fosil paus berkaki empat itu berusia 43 juta tahun. Fosilnya ditemukan di lapisan batuan Eosen tengah di Lembah Paus, Dataran Rendah Fayum.

Itu berarti paus berkaki empat di Mesir usianya lebih muda jika dibandingkan dengan fosil-fosil dinosaurus. Fosil dinosaurus diperkirakan berasalah dari 66 juta tahun yang lalu sebelum mengalami kepunahan.

4. Namanya diambil dari Dewa Kematian Mesir Kuno

5 Fakta Phiomicetus anubis, Paus yang Bisa Hidup di Dua Alamilustrasi anubis era Mesir kuno (Pixabay.com/KathleenPirroArts)

Secara resmi, para peneliti yang menamakannya Phiomicetus anubis, didasarkan pada Dewa Kematian Mesir Kuno yang bernama Dewa Anubis. Ia merupakan dewa berkepala serigala yang menemani firaun ke alam baka atau kehidupan setelah kematian.

Dilansir Smithsonian, Abdullah Gohar, salah satu peneliti menjelaskan, "Kami menemukan betapa ganas dan mematikan rahangnya yang kuat mampu merobek berbagai mangsa paus ini adalah dewa kematian bagi sebagian besar hewan yang hidup di daerahnya," katanya.

Fosil paus purba yang ditemukan oleh Abdullah Gohar bersama rekannya seperti di antaranya potongan tengkorak, rahang, gigi, tulang belakang, dan rusuknya. Menurut laporan National Gegraphic, Phiomicetus anubis ini memiliki gigi seri dan taring yang berguna untuk menangkap dan melemahkan mangsanya.

5. Bukan paus berkaki empat pertama yang ditemukan

https://www.youtube.com/embed/Ctq7841ZmlI

Paus disebut awalnya adalah "mamalia darat herbivora, mirip rusa". Secara bertahap, binatang purba itu disebut melakukan evolusi dan mampu hidup secara semi-akuatik. Dari tahap tersebut, mereka berubah menjadi akuatik dengan empat kaki yang tak lagi terlihat secara nyata.

Proses evolusi itu diperkirakan berlangsung selama sekitar 10 juta tahun. Setelah jadi makhluk aquatik, mereka menjadi karnivor di lautan. Ukuran tubuh yang kian meningkat menjadikannya salah satu makhluk terbesar di muka bumi.

Penemuan Phiomicetus anubis, bukanlah penemuan pertama paus berkaki empat kaki yang dapat hidup di darat dan di lautan. Pada tahun 2011 lalu, para peneliti menemukan paus berkaki empat lain di Peru.

The Guardian melansir bahwa, fosil paus berkaki empat itu dinamai Peregocetus pacificus, yang berarti "paus keliling yang mencapai Pasifik". Olivier Lambert, seorang ilmuwan di Royal Belgian Institute of Natural Sciences menjelaskan, "Kemungkinan paus pada awalnya harus kembali ke darat untuk kegiatan tertentu seperti kawin dan melahirkan anak."

Dengan temuan fosil paus purba yang berusia sekitar 41 juta hingga 35 juta tahun yang lalu, hal itu telah mengisi kekosongan ilmiah hasil temuan ketika reptil laut terakhir punah bersama dinosaurus pada 66 juta tahun lalu. Temuan tersebut sangat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan untuk memahami kehidupan masa lalu. 

Baca Juga: 5 Karakter Unik Hewan yang Berkembang akibat Evolusi, Termasuk Kanibal

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya