Ferdinand Magellan: Pembawa Spanyol ke Nusantara

Tewas dalam perjalanan dan disebut 'pengkhianat'

Jakarta, IDN Times - Ferdinand Magellan adalah salah satu pelaut-penjelajah yang namanya akan terus disebut dalam buku sejarah. Dia menjadi manusia pertama yang (hampir) mengelilingi bumi.

Tapi lelaki kelahiran tahun 1480 itu, juga bisa disebut sebagai salah satu sosok yang membuka gerbang penjajahan di Indonesia. Karena jejak perjalanan yang ia lakukan, membuat kekuatan Eropa lain seperti Belanda, Perancis, dan Inggris menindas Nusantara.

Harus diakui, Magellan memiliki keberanian yang penuh tekad menyeberangi samudera tak bernama. Dia juga penuh ambisi yang memuncak untuk mencari jalan pintas menuju Pulau Rempah-Rempah.

Inilah kisah penjelajahan tersebut, yang membuat Kepulauan Rempah-Rempah kian jadi rebutan kekuatan-kekuatan Eropa.

1. Ferdinand Magellan 'Sang Pengkhianat'

Ferdinand Magellan: Pembawa Spanyol ke NusantaraFerdinand Magellan (Wikipedia.org/The Mariner's Museum Collection)

Abad ke-16 adalah titik penting di kawasan Asia Tenggara. Ini karena para penjelajah Eropa mulai menemukan sumber rempah-rempah yang sangat mereka cari di kawasan tersebut.

Perkembangan geografi dan astronomi yang semakin baik di Eropa, khususnya para mualim Portugis, membuat para pelautnya menjelajah dan melacak sumber rempah-rempah sambil berpegang pada prinsip Gold, Gospel dan Glory.

Tapi Spanyol juga tak mau kalah saing. Mereka juga melakukan penjelajahan dan menemukan wilayah-wilayah baru, yang kemudian menjadi tempat penjajahan mereka. Salah satu orang yang membuka jalur penjajahan itu adalah Ferdinand Magellan.

Magellan adalah warga Portugis. Masa mudanya, ia melayani kerajaan dan mendapatkan pendidikan yang baik. Masa dewasa, ia ikut dalam pelayaran ekspedisi Portugis ke Afrika Timur, kemudian Gujarat, Goa, dan akhirnya pada tahun 1511, sampai di Malaka.

Karena kemelut politik yang terjadi, Ferdinand Magellan akhirnya mengalihkan kesetiaannya ke pesaing Portugis, yakni Spanyol yang saat itu dipimpin oleh Raja Charles. Magellan mengumpulkan informasi dari berbagai rekan pelaut dan dukungan ahli peta serta para astronom.

Akhirnya, ia mengajukan proposal kepada Raja Charles, rute untuk mencapai Kepulauan Rempah-Rempah lewat Samudera Atlantik, bukan melalui Samudera Hindia seperti para pelaut sebelumnya. Menurut  Mark Cartwright dalam World History Encyclopedia, proposal itu secara resmi diterima Sang Raja pada bulan Maret 1518.

Titik penting proposal Magellan adalah keyakinan bahwa di Amerika Selatan saat ini, ada sebuah selat yang dapat memotong perjalanan untuk bisa mencapai Kepulauan Rempah-Rempah di Nusantara. Saat itu, belum ada pelaut Eropa yang pernah mengetahui atau bahkan melewatinya.

2. Keputusasaan yang menimbulkan pemberontakan awak kapal

Ferdinand Magellan: Pembawa Spanyol ke NusantaraIlustrasi kapal Victoria rombongan Armada de Molucca (Wikipedia.org/Ortelius)

Ferdinand Magellan kemudian ditunjuk jadi kapten untuk lima kapal yang disediakan oleh raja. Lima kapal tersebut adalah Trinidad (100 ton), San Antonio (120 ton), Concepcion (90 ton), Victoria (85 ton), dan Santiago (75 ton).

Awak kapal terdiri dari beragam warga negara dengang jumlah 270 personel. Salah satunya dari Venesia yang bernama Antonio Pigafetta, orang yang dipasrahi jadi sekretaris, yang mencatat rincian perjalanan ekspedisi tersebut.

Di sebelah selatan sungai Guadalquivir, Ferdinand Magellan sebelum berangkat mengucap sumpah setia dan menerima berkat resmi di gereja Santa Maria de la Victoria. Perkiraan ekspedisi itu akan memakan waktu selama delapan bulan.

Pada 10 Agustus 1519, rombongan yang dipimpin oleh pelaut Portugis yang mengabdi untuk Spanyol itu berangkat dari Seville. Rombongan lima kapal itu bernama Armada de Molucca dan tujuan awal persinggahan mereka adalah Kepulauan Canary, yang berlokasi di sebelah barat Maroko saat ini.

Dari Kepulauan Canary, rombongan dengan cepat menuju Sierra Leone untuk menghindari armada Portugis yang berniat mencegat eskpedisi itu. Dari Sierra Leone, mereka bertolak ke Atlantik, melewati samudera penuh badai untuk menuju Amerika Selatan.

Dalam perjalanan itu, para awak kapal, khususnya dari orang-orang Spanyol yang merasa lebih tinggi derajatnya, mulai tidak senang kepada Magellan yang disebut "pengkhianat" itu. Mereka bertanya-tanya mengapa tidak mengambil jalur pelayaran seperti biasa yang lebih mudah dan tidak penuh badai.

Pemberontakan pun terjadi karena putus asa menuruti keyakinan adanya samudera yang akan mengantar mereka lebih singkat ke Kepulauan Rempah-Rempah.

Beberapa orang mulai tidak mau mematuhi perintah, dan tidak mau memanggil Magellan dengan sebutan kehormatan. Magellan bahkan diancam akan ditikam.

Ketika rombongan itu mencapai Rio de Janeiro dan berlabuh, hukuman dijatuhkan. Mereka yang memberontak diturunkan pangkatnya, dan seorang awak kabin yang melakukan sodomi terhadap awak lain yang lebih muda, dihukum mati dengan cara dicekik.

Tapi sebagai catatan, Rio de Janeiro ketika itu telah "ditemukan" oleh pelaut Portugis sebelumnya sehingga yang memiliki "hak kepemilikan" adalah Portugis. Hingga saat ini, bahasa di Brasil adalah bahasa Portugis sedangkan sebagian besar negara Amerika Latin menggunakan bahasa Spanyol.

Baca Juga: 10 Potret Marc Gasol, Sang Legenda Memphis Grizzlies dari Spanyol

3. Pembantaian dan kapal karam

Ferdinand Magellan: Pembawa Spanyol ke Nusantarailustrasi kapal karam (Unsplash.com/ Aneta Foubíkova)

Hukuman kejam yang dijatuhkan oleh Magellan beberapa krunya, memiliki pengaruh. Kebencian mereka terhadap pemimpin itu semakin membesar. Ini nanti akan berdampak buruk bagi rombongan tersebut.

Setelah dari Rio, Armada de Molucca melanjutkan perjalanan di sepanjang pantai menuju ke selatan, yang saat ini adalah Argentina. Tapi selama tiga bulan mereka mencari jalan dan sempat tersesat di muara Rio de la Plata yang dangkal, mereka akhirnya istirahat menunggu badai musim dingin yang menghantam.

Rombongan itu berlindung di Saint Julian dan bertahan selama lima bulan sambil mengurangi jatah makan, yang itu semakin menimbulkan kebencian kepada sang pemimpin armada.

Tak lama setelah berada di St. Julian, pemberontakan kembali dilakukan. Tiga kapten kapal yang berasal dari Spanyol, yakni Juan de Cartagena, Gaspar de Quesada dan Luiz Mendoza memberontak.

Dalam upaya sengit untuk memadamkan pemberontakan, Mendoza terbunuh selama konflik. Sedangkan Quesada dipenggal, tubuhnya dimutilasi dan dipajang sebagai cara untuk memberikan pukulan mental bagi siapa saja yang akan berani memberontak. Sementara Cartagena ditinggal di darat.

Beberapa awak kapal lain dihukum kerja paksa di kapal dan tidak dihukum kejam karena Magellan masih membutuhkan tenaga mereka selama perjalanan menuju Kepulauan Rempah-Rempah.

Kapal Santiago kemudian dikirim lebih dulu untuk mencoba menjajaki wilayah. Sialnya kapal disapu badai dan hancur terdampar.  Beruntungnya, awak kapal sebagian besar selamat. Kini Armada de Molucca berarti hanya tinggal empat kapal saja.

4. Pemberontakan berulang dan kapal berputar pulang

Ferdinand Magellan: Pembawa Spanyol ke NusantaraPemandangan Selat Magellan pada tahun 2020. (Unsplash.com/Delaney Van)

Semua awak kapal Santiago akhirnya bisa diselamatkan di ditempatkan di empat kapal yang tersisa. Setelah perjalanan yang sulit, pada tanggal 21 Oktober 1520, lebih dari setahun ketika mereka memulai ekspedisi, akhirnya menemukan sebuah selat yang ia cari.

Selat tersebut saat ini berada di Chile, dan dinamakan sebagai selat Magellan. Lewat selat tersebut, akhirnya Magellan dapat menemukan sebuah samudera yang luas, yang ia namakan sebagai Mar Pacifico atau Samudera Ketenangan, yang kini juga kadang disebut sebagai Laut Teduh.

Namun selama menyeberangi selat, salah satu kapal lain yang bernama San Antonio, berputar arah dan berbalik. Kapal yang membawa sebagian besar cadangan makanan itu kembali ke Spanyol, dan para krunya mencemooh Magellan dan melontarkan fitnah-fitnah untuk mencoreng nama pemimpin Armada de Molucca itu.

5. Kematian menjemput Magellan saat sumber rempah-rempah tinggal sejengkal

Ferdinand Magellan: Pembawa Spanyol ke NusantaraPeta perjalanan Magellan-Elcano (Wikipedia.com/Semhur)

Menatap samudera yang tenang itu, Magellan menganggap bahwa perjalanan untuk mengarunginya akan lebih cepat. Faktanya, butuh tiga bulan lagi bagi Armada de Molucca untuk bisa melintasinya.

Selama perjalanan, dengan hanya tiga kapal, para kru mulai kelaparan karena kehabisan makanan dan mereka hanya bisa berdoa berharap bertemu daratan. Penyakit kudis juga mulai menyerang para kru tersebut.

Pada Maret 1521, akhirnya mereka sampai di pulau yang saat ini bernama Guam, di mana mereka akhirnya dapat mengisi kembali persediaan makanan mereka. Tiga kapal itu akhirnya melanjutkan perjalanan yang akhirnya pada 27 April 1521, Armada de Molucca mencapai Filipina.

Di Filipina, satu-satunya negara yang dipengaruhi secara kuat bahasa Spanyol hingga saat ini, Magellan dan anak buahnya terlibat dalam persaingan antara kepala suku. Dalam keberpihakannya pada salah satu kepala suku, Magellan tewas dalam sebuah pertempuran.

Selain kehilangan pemimpinnya, Armada de Molucca juga kehilangan kapal Concepcion yang dibakar oleh orang-orang Filipina. Pada akhirnya, hanya tinggal dua kapal yang kemudian melanjutkan perjalanan kru Magellan menuju sumber rempah-rempah, yakni di Maluku dan kepemimpinan digantikan oleh Juan Sebastian de Elcano.

6. Bermula dari 'pengkhinat', berakhir dianggap sebagai 'pengkhianat'

Ferdinand Magellan: Pembawa Spanyol ke Nusantarailustrasi cengkeh (Unsplash.com/K15 Photos)

Juan Sebastian de Elcano akhirnya memimpin sisa-sisa Armada de Molucca dan melanjutkan perjalanan dari Filipina ke barat menuju Brunei Darussalam, dan kemudian kembali timur dan berbelok ke selatan untuk menuju sumber rempah-rempah yang mereka cari.

Dua kapal yang dipimpin oleh Elcano, Victoria dan Trinidad, pada akhirnya membuang jangkar di pulau Tidore pada tanggal 8 November 1521.

Dalam buku Magellan Voyage Around the World volume ke-2, pulau itu disebut oleh Antonio Pigafetta sebagai TadoreRombongan Armada de Molucca yang tinggal dua kapal itu, disambut baik dan akhirnya mereka membangun relasi dan mengisi kapalnya penuh dengan rempah-rempah.

Ketika kapal Trinidad dan Victoria telah penuh dengan rempah-rempah, khususnya cengkeh, mereka meninggalkan Tidore. Tapi sial, Trinidad rusak dan harus bertahan untuk diperbaiki. Raja Tidore saat itu, dalam catatan Pigafetta, memerintahkan 225 tukan kayu untuk membantu memperbaiki.

Victoria akhirnya berangkat lebih dulu dan Trinidad akan menyusul kemudian. Kapal Victoria yang dipimpin oleh Elcano meluncur menuju Ambon, kemudian ke Timor, dan memilih jalur selatan pulau Jawa untuk mengarungi Samudera Hindia, langsung menuju Tanjung Harapan di Afrika Selatan. 

Elcano melanjutkan perjalanan dan sebelum sampai Spanyol, singgah di Tanjung Verde. Pada hari Senin, 8 September 1522, akhirnya kapal Victoria itu sampai di Sevilla dengan penuh muatan rempah-rempah. Sebanyak 381 karung cengkeh yang dimuat, jauh lebih mahal dari pada biaya perjalanan lima kapal Armada de Molucca.

Pada hari Selasa, rombongan itu menuju gereja Santa Maria de la Victoria, tempat awal Ferdinand Magellan disumpah. Hanya saja, ketika Magellan dulu berangkat dengan 270 orang, kini tinggal 18 orang saja, dengan kondisi tubuh kurus kering. 

Dengan perkiraan ekspedisi akan selesai dalam delapan bulan, faktanya, butuh faktu tiga tahun ekspedisi itu baru selesai. Selain itu, dari lima kapal yang dikirim, hanya satu kapal yang sukses membawa rempah-rempah.

Tragisnya lagi, Ferdinand Magellan tidak menerima penghargaan yang semestinya atas ekspedisi itu. Cemoohan dan fitnah dari kru kapal San Antonio yang pulang lebih dulu, telah tersebar luas. 

Tak satu pun dari janji yang dibuat Raja Charles ditepati, baik kepada Magellan yang telah almarhum, atau kepada ahli warisnya. Baik Spanyol maupun Portugis saat itu, sama-sama menilai bahwa Magellan adalah pengkhianat.

Baca Juga: 5 Tempat Bersejarah yang Wajib Dikunjungi di Spanyol, Penuh Cerita!

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya