Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi primata (unsplash.com/Kien Lee)

Intinya sih...

  • Keberadaan primata Indonesia penting untuk keberlangsungan ekosistem
  • Lutung Jawa, Tapanuli orangutan, dan kukang Jawa adalah primata yang terancam punah akibat hilangnya habitat dan perburuan liar.
  • Sangihe tarsier, lutung belang Sumatra Timur, dan bekantan juga menghadapi ancaman serupa di habitat masing-masing.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, termasuk dalam hal primata. Dari Sabang hingga Merauke, berbagai spesies primata unik dan langka menghuni hutan-hutan tropis kita.

Namun, banyak dari mereka kini menghadapi ancaman serius akibat hilangnya habitat dan perburuan liar. Bertepatan dengan Hari Primata yang jatuh pada 30 Januari, yuk kenali enam primata Indonesia yang mendapatkan status perlindungan khusus.  

1. Trachypithecus auratus (Lutung Jawa)

ilustrasi Trachypithecus auratus (commons.wikimedia.org)

Lutung Jawa, atau Trachypithecus auratus, adalah salah satu primata endemik yang hanya ditemukan di Pulau Jawa dan beberapa bagian kecil Bali. Primata ini dikenal karena bulunya yang lebat dan berwarna kehitaman, meskipun ada varian warna jingga keemasan. 

Lutung Jawa hidup di kawasan hutan tropis, termasuk hutan bakau dan pegunungan. Sebagai hewan arboreal, mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di pepohonan, memakan dedaunan muda, buah, dan bunga.

Namun, populasi lutung Jawa semakin terancam oleh alih fungsi lahan menjadi perkebunan dan perburuan liar. Oleh karena itu, spesies ini masuk dalam daftar merah IUCN dengan status “Rentan” (Vulnerable), serta dilindungi oleh hukum di Indonesia.

2. Tapanuli Orangutan (Pongo tapanuliensis)

ilustrasi Tapanuli Orangutan (commons.wikimedia.org)

Tapanuli orangutan adalah primata yang luar biasa langka dan menjadi spesies orangutan terbaru yang diidentifikasi secara ilmiah pada tahun 2017. Spesies ini hanya ditemukan di wilayah Batang Toru, Sumatra Utara yang menjadikannya primata endemik Indonesia dengan habitat yang sangat terbatas.

Dengan populasi kurang dari 800 individu, Tapanuli orangutan dinobatkan sebagai kera besar paling terancam punah di dunia.

Primata ini memiliki ciri fisik yang unik dibandingkan spesies orangutan lainnya, seperti rambut yang lebih tebal dan keriting. Mereka hidup di hutan tropis yang lebat, memakan berbagai jenis buah, daun, dan serangga. 

Sayangnya, ancaman terhadap habitat mereka sangat serius. Alih fungsi lahan untuk proyek pembangunan, termasuk pembukaan tambang dan pembangunan pembangkit listrik tenaga air di Batang Toru. 

3. Kukang Jawa (Nycticebus javanicus)

ilustrasi Javan Slow Loris (commons.wikimedia.org)

Javan slow loris, atau kukang Jawa, adalah primata kecil yang terkenal dengan wajahnya yang menggemaskan dan mata besar yang memikat. Kukang Jawa merupakan primata nokturnal yang endemik di Pulau Jawa, hidup di hutan hujan tropis, hutan bambu, hingga area perkebunan.

Kukang Jawa memiliki kemampuan unik, yaitu kelenjar di lengannya menghasilkan racun yang bisa digunakan sebagai pertahanan diri. 

Primata ini cenderung bergerak lambat, memanjat dan bersembunyi di dahan pepohonan untuk mencari makanan seperti getah pohon, buah, serangga, dan nektar. Sayangnya, keunikan kukang Jawa sering menjadi bumerang bagi kelangsungan hidupnya.

Kukang sering menjadi target perburuan liar untuk dijadikan hewan peliharaan eksotis, sementara alih fungsi hutan di Jawa semakin mempersempit habitatnya. Saat ini, kukang Jawa diklasifikasikan sebagai “Kritis” (Critically Endangered) oleh IUCN. 

4. Sangihe tarsier (Tarsius sangirensis)

ilustrasi Sangihe Tarsier (commons.wikimedia.org)

Sangihe tarsier adalah primata kecil endemik Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Dengan ukuran tubuh yang hanya sebesar genggaman tangan manusia, tarsier ini memiliki ciri khas berupa mata besar yang sangat tajam yang memungkinkan mereka melihat dengan baik di malam hari.

Primata nokturnal ini biasanya hidup dalam kelompok kecil di hutan primer maupun sekunder, dan mereka memakan serangga sebagai sumber makanan utama.

Populasi Sangihe tarsier terancam oleh deforestasi akibat perluasan lahan pertanian dan aktivitas manusia lainnya. Meski demikian, upaya konservasi terus dilakukan, termasuk perlindungan habitat dan kampanye kesadaran masyarakat.

Perlindungan tarsier Sangihe tidak hanya penting untuk menyelamatkan spesies ini, tetapi juga untuk menjaga ekosistem unik di wilayah Sulawesi.

5. Lutung belang Sum atra Timur (Presbytis percura)

Lutung belang Sumatra Timur atau East Sumatran banded langur adalah primata endemik Sumatra yang memiliki ciri khas pola bulu berwarna hitam dan putih mencolok. Primata ini hidup berkelompok di kawasan hutan dataran rendah hingga perbukitan, memakan dedaunan muda, buah-buahan, dan bunga sebagai sumber makanan utama.

Status konservasi lutung belang Sumatra Timur kini berada dalam kategori “Terancam Punah” (Endangered) akibat deforestasi yang masif, terutama untuk keperluan perkebunan kelapa sawit.

Habitat mereka yang semakin menyusut membuat kelangsungan hidup spesies ini menjadi perhatian serius. Pelestarian hutan dan pengawasan ketat terhadap aktivitas ilegal menjadi langkah penting untuk melindungi mereka dari ancaman kepunahan.

6. Monyet bekantan (Nasalis larvatus)

ilustrasi Proboscis Monkey (commons.wikimedia.org)

Proboscis monkey, atau bekantan, adalah primata unik yang mudah dikenali berkat hidungnya yang besar dan menggantung, terutama pada jantan. Primata ini merupakan spesies endemik yang hanya ditemukan di hutan bakau, rawa, dan tepi sungai di Pulau Kalimantan.

Bekantan memiliki kemampuan berenang yang luar biasa, dengan kaki berselaput yang memudahkan mereka menyeberangi sungai.

Sayangnya, populasi bekantan terus menurun akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan, terutama kelapa sawit, serta perburuan liar. Bekantan kini berstatus “Terancam Punah” (Endangered) di daftar IUCN. 

Berbagai upaya konservasi, seperti perlindungan habitat mangrove dan kampanye anti-perburuan, menjadi langkah penting untuk melestarikan primata ikonik Kalimantan ini. 
 

Melestarikan primata Indonesia bukan hanya tentang melindungi spesies-spesies langka ini, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem yang menopang kehidupan kita. Dari lutung Jawa hingga bekantan, keberadaan mereka mencerminkan kekayaan alam Indonesia yang tak ternilai. Namun, ancaman seperti deforestasi, perburuan, dan perdagangan ilegal terus mengintai mereka.

Referensi

Russell A. Mittermeier, Kim E. Reuter, Anthony B. Rylands, Leandro Jerusalinsky, et al. "The World’s 25 Most Endangered Primates 2022–2023". Primates in Peril.  
"Indonesian Primates and PROFAUNA’s Actions to Save Them". Diakses pada Januari 2025. Profauna
"Proboscis Monkey". Diakses pada Januari 2025. The IUCN Red List. 
"East Sumatran Banded Langur". Diakses pada Januari 2025. The IUCN Red List. 

Editorial Team