NASA Umumkan Pengiriman Manusia ke Bulan, Ditunda!

- Artemis II diluncurkan tidak lebih awal dari April 2026, pendaratan di Bulan dilakukan pertengahan 2027.
- Koch dan Glover akan menjadi perempuan dan orang kulit berwarna pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa.
- Orion mengalami masalah pada perisai panas, misi Artemis III mungkin ditunda hingga 2028.
Diumumkan bahwa tahun depan manusia tidak akan menginjakkan kakinya ke Bulan. Pun pada 2026 yang akan datang, tidak akan menjadi tahun ketika manusia kembali ke permukaan Bulan.
Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) menyebut bahwa misi Artemis II diperkirakan akan diluncurkan tidak lebih awal dari April 2026 dan pendaratan berikutnya di Bulan dilakukan pada pertengahan 2027.
Rencana awal
Menurut IFL Scinece, Artemis II sebelumnya ditetapkan pada September 2025, akan membawa astronot NASA Reid Wiseman, Victor Glover, Christina Koch dan astronot Kanada Jeremy Hansen terbang mengelilingi Bulan.
Ini tidak hanya akan menjadi kunjungan pertama yang bersejarah ke satelit kita sejak 1972, tetapi juga merupakan perjalanan terjauh yang pernah dilakukan manusia selama lebih dari 50 tahun.
Koch dan Glover juga akan menjadi perempuan dan orang kulit berwarna pertama yang pernah melakukan perjalanan ke luar angkasa.
Masalah perlindungan astronot

Artemis I terbang di lintasan yang sama dengan Artemis II pada November 2022, tapi tidak diluncurkan. Misi tersebut diluncurkan untuk menguji Space Launch System (SLS) NASA—roket masifnya, yang masa depannya juga masih belum jelas—dan juga kapsul Orion yang akan membawa para kru.
Pengujian ini sangat penting untuk keselamatan astronot yang melakukan perjalanan melalui atmosfer Bumi. Dari salah satu pengujian tersebut, sebuah masalah terjadi pada Orion yakni perisai panas tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Maka, misi ini harus ditunda dari tanggal peluncurannya yang semula pada tahun 2024, menjadi September 2025. Masalah ini sekarang mendorongnya lebih jauh lagi, dengan tanggal baru tidak lebih awal dari April 2026.
Ada masalah di kapsul yang membawa kru
Administrator NASA, Bill Nelson, mengatakan bahwa penundaan selama beberapa bulan akan memberikan tim misi waktu untuk memastikan bahwa kapsul Orion siap mengantarkan para astronot ke luar angkasa dan kembali ke Bumi dengan aman.
Perisai panas kapsul Orion mencapai suhu lebih dari 2.750 derajat C (5.000 derajat F) saat menerobos atmosfer dengan kecepatan sekitar 40.000 kilometer (25.000 mil) per jam.
Perisai haruslah sempurna. Namun setelah berhasil diluncurkan dan kembali ke Bumi, tim yang meneliti kapsul tersebut menemukan adanya erosi, beberapa bagiannya bahkan telah putus.
Keselamatan astronot

Orion terbang dengan lintasan yang belum pernah digunakan sebelumnya oleh kapsul berawak. Mungkin saja itu terlalu berat bagi pesawat. Lintasan yang berbeda akan membuat para astronot tetap aman. Meskipun memiliki solusi, NASA ingin memastikan bahwa semuanya telah diatur untuk keselamatan para astronot.
"Kadang-kadang di luar angkasa, penundaan itu menyakitkan. Memperlambat itu menyiksa, dan itu bukan hal yang ingin kami lakukan," tambah astronot Wiseman, yang merupakan komandan Artemis II.
"Kami sangat menghargai kesediaan untuk mengambil risiko untuk benar-benar memperlambat dan memahami akar penyebabnya, menentukan jalan ke depan, tindakan korektif untuk Artemis II dan Artemis III," lanjutnya.
Masalah lainnya
Artemis III akan menjadi saksi kembalinya manusia ke permukaan Bulan untuk pertama kalinya sejak Apollo 17 pada 1972. Awaknya belum diumumkan, tapi akan ada perempuan dan orang kulit berwarna pertama yang berjalan di Bulan.
Masalah perisai panas Orion bukanlah satu-satunya alasan mengapa orang-orang skeptis tentang tanggal peluncurannya pada 2026. Misi ini juga telah mengalami penundaan.
Prototipe pakaian antariksa yang akan dikenakan akhirnya diluncurkan pada bulan Oktober setelah beberapa kali mengalami penundaan. Ada juga aspek utama dari kendaraan pendaratan di Bulan. Artemis tidak seperti Apollo di mana Orion tidak membawa wahana pendaratannya sendiri.
Wahana pendaratan itu akan disediakan untuk Artemis III dan Artemis IV oleh Space X dan kemudian oleh Blue Origin. Di sinilah letak intinya.
Libatkan perusahaan swasta

Starship milik SpaceX adalah modul bulan yang akan mengantarkan pendarat bulan, tapi belum beroperasi. Beberapa tes pertama berakhir dengan ledakan, mengartikan bahwa kendaraan luar angkasa ini gagal mendemonstrasikan pendaratan vertikal yang aman di tanah. Jika hal tersebut tidak dapat didemonstrasikan secara konsisten, NASA tidak dapat menyetujuinya untuk digunakan.
Uji coba penting lainnya yang telah direncanakan untuk Starship pada 2025 adalah pengisian bahan bakar di luar angkasa. Starship yang mendarat di Bulan akan tetap berada di sekitar Bulan, sehingga perlu mengisi bahan bakar di sana. Pengujian bertujuan untuk menunjukkan bahwa pendekatan ini juga aman.
"Transfer propelan kriogenik berskala besar dari kapal luar angkasa ke kapal luar angkasa merupakan kemampuan penting yang diperlukan untuk misi sistem pendaratan manusia di kapal luar angkasa untuk Artemis III dan Artemis IV," kata juru bicara NASA.
Menurutnya, uji transfer propelan adalah bagian dari serangkaian tes, bersama dengan tinjauan desain terperinci yang akan memberikan data dan bukti kepada NASA untuk mengesahkan pendarat.
Setelah demonstrasi transfer propelan, agensi Amerika Serikat itu akan meninjau hasil tes dan mengesahkan sistem pendarat sebelum misi berawak untuk memastikan keselamatan astronot dan keberhasilan misi.
Banyak yang berspekulasi bahwa Artemis III mungkin akan ditunda lebih lama lagi. Beberapa bulan lalu, sebuah analisis yang diterbitkan oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintah menunjukkan bahwa misi pendaratan di Bulan mungkin akan ditunda hingga 2028, sangat dekat dengan peringatan 60 tahun pendaratan di Bulan yang pertama.