Punya Banyak Ragam dan Karakter, Ini 5 Fakta Fauna Peralihan

Dunia fauna merupakan ekosistem yang kompleks karena berkaitan langsung dengan berbagai jenis spesies hewan yang ada. Sejak zaman purba, organisme sudah mengalami evolusi yang menyebabkan mereka menjadi spesies saat ini. Well, sebetulnya, semua organisme modern di Bumi ini pun masih mengalami evolusi dan kita termasuk di dalamnya.
Di Indonesia sendiri, terdapat banyak spesies fauna dengan jenis dan karakteristiknya masing-masing. Nah, salah satu pengelompokan fauna yang dilakukan adalah berdasarkan zona geografisnya. Ya, di negara kita, ada istilah fauna peralihan yang merujuk pada spesies hewan tertentu. Penasaran, kan? Yuk, simak artikel ini!
1. Pengertian fauna peralihan

East to Wallace dalam lamannya menjelaskan bahwa fauna peralihan merujuk pada pengelompokan spesies tertentu di beberapa pulau yang ada di Indonesia. Nah, zona atau kepulauan yang dijadikan acuan dalam menentukan klasifikasi ini adalah wilayah yang terletak di antara Kalimantan dan Papua.
Di sini, tentunya kamu sudah mengetahui tempatnya, bukan? Yup, fauna peralihan adalah semua hewan endemik yang ada di tiga wilayah utama, yakni Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Ilmuwan dan ahli satwa sudah sangat tertarik dengan wilayah ini sejak dulu karena di sanalah terdapat banyak spesies endemik yang unik.
2. Berhubungan dengan seorang ahli biologi bernama Alfred Wallace

Adanya klasifikasi tentang fauna peralihan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari jejak-jejak penelitian Alfred Russel Wallace. Menurut Britannica, ia merupakan ilmuwan sekaligus naturalis yang berasal dari Inggris. Secara umum, bidang riset dan studi yang ia lakukan mirip dengan apa yang juga dilakukan oleh Charles Darwin.
Pada abad ke-19, Wallace sempat berkunjung ke beberapa wilayah Indonesia—kala itu Hindia Belanda. Ia menyadari bahwa terdapat perbedaan karakter fauna yang sangat jelas di wilayah yang menjadi perbatasan atau peralihan antara Kalimantan dan Papua. Alfred Wallace juga melakukan riset mendalam tentang sejarah penjelajahan yang dilakukan oleh Ferdinand Magellan pada 1521.
Ya, eksplorasi Magellan di Asia menyimpulkan bahwa perbedaan karakter dan jenis spesies dapat dikelompokkan oleh kepulauan yang saling terpisah. Nah, studi yang Alfred Wallace lakukan pun menyimpulkan bahwa fauna endemik di wilayah peralihan memang sangat unik dan tidak ada persamaan dengan wilayah lain. Ia menamakan zona peralihan itu sebagai Garis Wallace-Weber. Weber pun termasuk seorang ilmuwan yang meneliti akan hal ini.
3. Ada banyak spesies dari fauna peralihan di Indonesia

Komodo adalah salah satu jenis spesies yang masuk ke dalam golongan fauna peralihan. Di samping itu, ada juga anoa, tarsius, soa-soa layar, burung maleo, babi rusa, dan kuskus beruang. Semuanya hanya ada di wilayah Garis Wallace dan mereka memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh satwa lainnya.
Bahkan, masih ada banyak lagi jenis fauna dan flora yang ada di wilayah tersebut. Jika dijumlah, mungkin terdapat ratusan hingga ribuan jenis organisme dalam zona Wallace. Keragaman spesies dan ekosistem yang ada di zona ini membuktikan bahwa kepulauan di Indonesia memang memiliki kekayaan fauna dan flora yang sangat melimpah.
4. Sayangnya, beberapa dari spesies tersebut terancam punah

Dilansir Critical Ecosystem Partnership Fund, beberapa spesies yang ada di zona peralihan terancam punah. Jumlahnya makin lama makin sedikit dan ini wajib menjadi perhatian bersama. Salah satu spesies yang berada di ambang kepunahan adalah burung maleo asal Sulawesi. Bahkan, spesies tersebut pernah dianggap punah dan akhirnya ditemukan kembali pada 1998.
Mamalia endemik di wilayah ini juga sangat beragam. Namun, berdasarkan studi yang dilakukan oleh ahli satwa, disimpulkan bahwa sepertiga spesies di wilayah Garis Wallace masuk ke dalam daftar hewan nyaris punah. Jika tak dijaga, bukan tidak mungkin mereka akan benar-benar hilang dari muka Bumi pada masa depan.
5. Keunikan fauna berasal dari penggabungan Asia dan Australia pada zaman purba

Pada masa lampau, sekitar puluhan ribu hingga jutaan tahun lalu, benua di Bumi pernah saling bersatu dan menimbulkan dampak ekosistem. Ya, Asia dan Australia pernah berdempetan hingga membentuk dataran luas dengan berbagai organisme yang berevolusi. Discover Magazine melansir bahwa pada zaman es, benua Asia dan Australia sangat dekat dan sempat menjadi sebuah daratan utama.
Pada ratusan ribu hingga jutaan tahun lalu, benua-benua di Bumi mengalami pergerakan dan mulai saling menjauh satu sama lain. Nah, garis-garis patahan purba itulah yang dijadikan acuan oleh Wallace dalam mengukur dan menentukan zona fauna antara Kalimantan dan Papua pada zaman modern.
So, kamu sudah mengetahui beberapa fakta sains tentang fauna peralihan. Rupanya, mereka terbentuk sejak zaman purba dan terus berevolusi hingga saat ini. Semoga artikel ini dapat menambah wawasanmu di bidang fauna, ya!