5 Fakta Katak Titicaca, Diburu untuk Dijadikan Jus

Dipercaya sebagai minuman tradisional dengan banyak khasiat

Katak adalah hewan ampfibi yang punya keunikan tersendiri. Salah satu jenis katak yang punya penampilan paling istimewa adalah katak air Titicaca (Telmatobius culeus) yang tinggal di Danau Titicaca, di perbatasan Peru dan Bolivia.

Sayangnya, populasi satwa endemis Danau Titicaca ini telah berkurang secara signifikan akibat perburuan dan berbagai penyebab lain. Konon, katak air Titicaca dipercaya berkhasiat untuk meningkatkan gairah seksual dan sebagai obat untuk beragam penyakit, sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Namun, satu fakta yang mengejutkan adalah cara konsumsi katak ini bukan diolah menjadi makanan, melainkan dibuat menjadi jus!

Bagaimana bisa seperti itu? Yuk simak fakta-fakta berikut ini!

1. Tinggal di dasar Danau Titicaca

https://www.youtube.com/embed/VosMbumTzIg

Sesuai dengan namanya, katak air Titicaca adalah hewan akuatik yang memerlukan lingkungan air untuk menunjang kehidupannya. University of Michigan melaporkan, katak ini tinggal di perairan dalam yang dekat dengan dasar Danau Titicaca. Perlu diketahui bahwa Danau Titicaca sendiri berada di ketinggian 3.812 meter dan kedalaman maksimalnya mencapai 281 meter.

Katak yang tinggal di dasar danau umumnya merupakan katak yang telah dewasa. Katak muda lebih sering berada di area perairan yang lebih dangkal dari danau tersebut.

2. Katak yang mirip dengan skrotum

https://www.youtube.com/embed/d2_9ktRU4K4

Katak yang satu ini memiliki penampilan khas yang membuatnya cukup berbeda dengan katak pada umumnya. Dilansir University of Michigan, katak air Titicaca memiliki lipatan kulit permanen yang longgar, berserat, dan berkelenjar di bagian sisi tubuh, punggung, dan kaki belakang.

Akibat banyaknya lipatan kulit yang ada pada tubuh katak tersebut, maka tidak heran jika satwa ini juga mendapat julukan sebagai katak skrotum Titicaca atau Titicaca Scrotum Frog, seperti dilansir Amphibian Survival Alliance. Sebenarnya, seperti dilansir BBC News, lipatan kulit tersebut berperan untuk membantu katak menyerap oksigen dengan maksimal, mengingat mereka tinggal di Danau Titicaca yang minim oksigen akibat terletak di ketinggian lebih dari 3.800 meter di atas permukaan laut.

3. Diburu untuk dikonsumsi manusia

https://www.youtube.com/embed/FlTmrzK7ggY

Ancaman terbesar yang menurunkan populasi katak air Titicaca secara drastis ternyata sangat mengerikan. Katak ini diburu untuk dijadikan jus katak dan dikonsumsi manusia. National Geographic melansir, katak air Titicaca menjadi bahan utama minuman tradisional orang-orang Peru. Katak akan dikuliti, dicampur dengan madu dan maca root, lalu dihaluskan menjadi jus katak.

Jus katak ini dipercaya sebagai minuman untuk merangsang hasrat seksual. Namun, tidak jarang juga diklaim sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit, seperti asthma dan osteoporosis, tanpa ada bukti medis yang menyertainya.

Baca Juga: Katak Tebu Australia Mendadak jadi Kanibal, Ini Faktanya

4. Pencemaran lingkungan turut meningkatkan mortalitas katak

https://www.youtube.com/embed/lKgagopQQ-c

Selain akibat perburuan masif, penurunan populasi katak air Titicaca juga disebabkan oleh pencemaran lingkungan. Dilaporkan National Geographic, terdapat kematian katak air Titicaca yang mencapai 10 ribu ekor akibat polusi pada tahun 2016.

Sumber polusi tersebut berasal dari sampah rumah tangga, limbah medis, hingga limbah peternakan yang mengalir ke danau akibat tersapu air hujan. Oleh sebab itu, pada musim hujan, biasanya tingkat mortalitas katak air Titicaca akan meningkat pesat.

5. Keberadaannya semakin terancam punah

https://www.youtube.com/embed/EQEtj3AQFQo

Penurunan populasi secara signifikan akibat perburuan, polusi, serta faktor lainnya, menyebabkan satwa ini semakin terancam punah. Pada tahun 2020, IUCN mempublikasikan laporan bahwa katak air Titicaca masuk ke dalam kategori endangered species.

Namun, harapan masih ada karena seperti dilansir Amphibian Survival Alliance, Huachipa Zoo yang berlokasi di Lima, ibu kota Peru, dan Alcide d’Orbigny’s Museum of National History di Cochabamba, Bolivia telah melakukan usaha penangkaran yang telah dimulai masing-masing sejak tahun 2010 dan 2012. Bagaimana pun juga, eksistensi satwa ini harus tetap dilindungi.

Katak air Titicaca adalah salah satu katak dengan keunikan tersendiri. Sayangnya, akibat keserakahan manusia, populasi katak telah banyak berkurang. Semoga dengan adanya usaha konservasi, jumlah katak ini bisa kembali meningkat.

Baca Juga: 5 Fakta Indian Bullfrog, Katak Kuning Bersuara Aneh yang Bikin Heboh

Ratna Kurnia Ramadhani Photo Verified Writer Ratna Kurnia Ramadhani

Manusya mriga satwa sewaka.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya