5 Fakta Keracunan Antikoagulan pada Kucing, Super Fatal!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Racun tikus adalah salah satu penyebab kasus keracunan paling banyak pada kucing. Efek yang ditimbulkan racun tikus bisa sangat fatal, sehingga berbahaya jika sampai tertelan oleh kucing.
Salah satu kandungan yang membuat racun tikus bisa berefek fatal pada targetnya adalah antikoagulan. Zat ini dapat menyebabkan pendarahan hingga kematian.
Supaya cat owner lebih memahami kasus keracunan antikoagulan pada kucing, yuk, simak uraian penjelasannya di bawah ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan antikoagulan?
Dilansir VCA Hospitals, antikoagulan adalah kandungan dalam racun tikus yang berfungsi untuk membunuh dengan cara mencegah pembekuan darah. Tikus yang menelan racun berisi antikoagulan akan mati karena pendarahan hebat.
Kejadian mengerikan ini bisa menimpa kucing pada kondisi tertentu. Kucing yang menelan racun tikus berisi antikoagulan juga akan mengalami pendarahan dan bisa berakhir dengan kematian.
2. Gejala tidak tampak sebelum kondisi benar-benar buruk
Dilansir PetMD, kucing yang mengalami keracunan antikoagulan akan mengalami kelemahan, kondisi tidak stabil, pendarahan, kesulitan bernapas, hingga ascites atau akumulasi cairan di rongga perut.
Namun, jika racun antikoagulan yang masuk tidak terlalu banyak, kucing tidak akan menunjukkan gejala. Biasanya, gejala baru akan muncul beberapa hari dan kondisi tubuh sudah telanjur parah.
Baca Juga: 7 Fakta Virus Panleukopenia yang Mematikan, Pecinta Kucing Wajib Tahu!
3. Penanganan secara cepat dan tepat harus segera dilakukan
Editor’s picks
Dilansir VCA Hospitals, penanganan yang diberikan berupa dekontaminasi dengan memicu muntah untuk mengeluarkan racun, pemberian zat pengikat racun, pemberian penawar racun, dan terapi cairan.
Penanganan kasus keracunan antikoagulan sangat berpacu dengan waktu. Semua prosedur di atas hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter hewan. Cat owner tidak boleh coba menangani sendiri karena berpotensi membuat keadaan semakin buruk.
4. Perawatan pasca keracunan bisa memakan waktu lama
Menurut laporan VCA Hospitals, pemberian vitamin K1 untuk terapi kasus pendarahan dapat dilakukan selama beberapa minggu. Sekitar 48 jam setelah konsumsi vitamin K1 dihentikan, pemeriksaan darah sebaiknya dilakukan untuk memastikan kucing tidak perlu lagi mengonsumsi vitamin K1.
Pada saat proses penyembuhan berlangsung, gerak kucing sebaiknya dibatasi untuk menghindari timbulnya luka karena trauma. Jika kucing sudah dinyatakan sembuh, maka aktivitasnya boleh kembali seperti semula.
5. Pencegahan adalah upaya terbaik
Kucing bisa mendapatkan paparan antikoagulan melalui berbagai sumber. Pertama, paparan bisa berasal dari tempat tinggal kucing jika pemilik menyimpan racun tikus di rumah yang masih bisa dijangkau oleh kucing.
Kedua, jika kucing dipelihara secara outdoor, kucing bisa bepergian ke berbagai tempat dan mungkin tidak sengaja memakan umpan tikus yang berisi antikoagulan. Oleh sebab itu, menjauhkan antikoagulan dari jangkauan kucing dan memelihara kucing secara indoor dapat menjadi pencegahan yang tepat.
Antikoagulan yang terkandung di dalam racun tikus bisa menyebabkan pendarahan serius hingga kematian apabila tertelan oleh kucing. Upaya pencegahan adalah yang terbaik. Namun, jika keracunan sudah telanjur terjadi, segera bawa kucing ke dokter hewan terdekat untuk penanganan yang tepat. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: 5 Perlakuan Manusia pada Kucing yang Sering Dibenci Kucing, Yuk Sadar!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.