5 Fakta Infeksi Parvovirus pada Anjing yang Wajib Dog Owner Pahami

Rentan pada anjing yang belum divaksinasi

Salah satu penyakit yang paling banyak menyerang anjing, terutama yang masih berusia muda adalah canine parvovirus atau Canine parvovirus 2. Penyakit ini mudah menular dan cukup mematikan bila tidak segera mendapatkan perawatan yang memadai.

Namun, apa sebenarnya canine parvovirus tersebut? Simak lima faktanya di bawah ini, agar dog owner semakin paham.

1. Salah satu jenis virus dengan tingkat penularan yang tinggi

5 Fakta Infeksi Parvovirus pada Anjing yang Wajib Dog Owner Pahamiilustrasi anak anjing (unsplash.com/Hendo Wang)

Canine parvovirus (CPV) adalah jenis virus dengan tingkat penularan yang tinggi. Meskipun asal-usulnya belum dapat dipastikan, tapi virus ini diduga merupakan bentuk mutasi dari Feline Panleukopenia Virus (FPV) yang menyebabkan penyakit distemper pada kucing, seperti dilansir Cornell University.

Selain mudah menular, virus ini juga dapat bertahan lama di lingkungan. MSD Veterinary Manual melaporkan, bahwa canine parvovirus yang ada di ruangan dapat tetap aktif selama 2 bulan selama dalam kondisi suhu ruang. Sementara di alam terbuka bisa bertahan dalam hitungan bulan, bahkan tahun, selama terlindung dari paparan sinar matahari.

2. Manusia berpotensi menjadi agen penularan

5 Fakta Infeksi Parvovirus pada Anjing yang Wajib Dog Owner Pahamiilustrasi seorang perempuan dan anjing kesayangannya (pexels.com/Dominika Roseclay)

Dilansir American Veterinary Medical Association, penularan canine parvovirus yang paling utama adalah ketika terjadi kontak langsung antara anjing yang sehat dan sakit. Selain itu, lingkungan dan benda apa pun yang terkontaminasi virus juga dapat menjadi perantara penyebaran penyakit.

Manusia yang tidak menjaga kebersihan juga berperan menjadi agen penularan. Sebagai contoh, orang tersebut tidak mencuci tangan setelah kontak dengan anjing sakit atau anjing yang tidak diketahui riwayat kesehatannya. Lalu, ia langsung menyentuh anjing yang sehat, maka hal itu berpotensi dapat menyebarkan canine parvovirus.

Baca Juga: 5 Fakta Penyakit von Willebrand pada Anjing, Bikin Darah Sulit Membeku

3. Anjing yang terinfeksi dapat mengalami diare berdarah

5 Fakta Infeksi Parvovirus pada Anjing yang Wajib Dog Owner Pahamiilustrasi seekor anak anjing (pexels.com/Pixabay)

American Veterinary Medical Association juga melaporkan, bahwa anjing yang terinfeksi canine parvovirus kerap menunjukkan gejala berupa lemas, tidak memiliki nafsu makan, demam, atau bahkan penurunan suhu tubuh, serta muntah. Bahkan yang paling sering adalah diare berdarah. Kotoran yang bercampur darah tersebut biasanya berbau amis, sehingga cukup mudah dikenali.

Gejala klinis tersebut biasanya muncul 2-14 hari pasca infeksi, tetapi paling umum terjadi pada hari kelima sampai ketujuh, seperti dilansir MSD Veterinary Manual. Oleh karena itu, pemilik anjing harus tetap berhati-hati.

4. Belum ada obat yang mampu menyembuhkan infeksi parvo

5 Fakta Infeksi Parvovirus pada Anjing yang Wajib Dog Owner Pahamiilustrasi anjing yang sedang tidur (unsplash.com/Josh Hild)

Kabar buruknya, hingga saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat mengatasi infeksi ini hingga tuntas. Melansir Cornell University, penanganan utama pada anjing yang terkena canine parvovirus berupa pemberian terapi cairan dan obat-obatan untuk mengatasi gejala klinis yang muncul.

Meskipun sangat mengerikan, tapi harapan kesembuhan masih terbuka. Dilansir MSD Veterinary Manual, setidaknya 70-90 persen anjing penderita canine parvovirus dapat diselamatkan apabila segera mendapatkan terapi suportif yang memadai dengan segera.

5. Vaksinasi adalah tindakan pencegahan terbaik

5 Fakta Infeksi Parvovirus pada Anjing yang Wajib Dog Owner Pahamiilustrasi seekor anak anjing (pexels.com/Torsten Dettlaff)

Mengingat penyakit ini terbilang mematikan dan belum ada terapi yang bisa menyembuhkan dengan tuntas, sebaiknya para pemilik anjing melakukan upaya pencegahan berupa vaksinasi. Dilansir Cornell University, anak anjing sudah mulai bisa mendapatkan vaksinasi untuk canine parvovirus sejak usia 6 minggu.

Vaksinasi ini diulang setiap 3-4 minggu sampai usianya menginjak 16 minggu. Vaksinasi booster juga harus dilakukan, tepat 1 tahun pasca suntikan vaksin terakhir.

Canine Parvovirus adalah salah satu penyakit yang paling banyak menginfeksi anjing. Oleh karena itu, dog owner jangan ambil risiko. Selalu jaga kebersihan hewan, lingkungan, dan yang paling penting segera bawa anjing kesayangan untuk vaksinasi di dokter hewan terdekat, ya!

Baca Juga: 5 Fakta Unik Mexican Free Tailed Bat, Kelelawar Berwajah Anjing!

Ratna Kurnia Ramadhani Photo Verified Writer Ratna Kurnia Ramadhani

Manusya mriga satwa sewaka.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya