Kenapa Badai Tidak Terjadi di Khatulistiwa? Ini Penjelasannya

Disebabkan oleh efek coriolis

Badai besar sering terjadi di belahan Bumi utara dan selatan, tetapi tidak pernah terjadi di daerah khatulistiwa. Di beberapa negara, fenomena alam ini memiliki dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Contohnya di Amerika, mereka memiliki badai seperti Badai Katrina, Camilla, atau Sandy. Akan tetapi, kenapa badai tersebut tidak sampai ke Indonesia? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Disebabkan oleh efek coriolis

Kenapa Badai Tidak Terjadi di Khatulistiwa? Ini Penjelasannyailustrasi efek coriolis (oceanservice.noaa.gov)

Para ahli menyebutkan bahwa badai tidak terjadi di khatulistiwa karena efek coriolis atau coriolis effect. Dilansir laman National Geographic, efek coriolis adalah peristiwa berbeloknya sirkulasi udara di bumi.

Seharusnya, udara bergerak dari area bertekanan tinggi (kutub) ke area bertekanan rendah (khatulistiwa). Secara sederhana, udara akan bergerak dalam garis lurus. Akan tetapi, bumi yang berotasi menimbulkan pembelokan sirkulasi sehingga terjadi efek coriolis. 

2. Efek coriolis membelokkan pergerakan udara

Kenapa Badai Tidak Terjadi di Khatulistiwa? Ini Penjelasannyailustrasi tornado tali (unsplash.com/Nikolas Noonan)

Dilansir laman NOAA's National Ocean Service, efek coriolis membelokkan udara ke kanan di belahan bumi utara dan membelokkan udara ke kiri di belahan bumi selatan. Ini membuat pergerakan udara di bumi melengkung dan tidak berada dalam garis lurus. 

Tidak hanya udara, efek coriolis membelokkan semua materi di bumi, seperti air laut. Hal ini tentunya juga memengaruhi pergerakan badai yang menyebabkan badai hanya terjadi di tempat-tempat tertentu. 

Baca Juga: 8 Gempa Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah, Tragis

3. Efek coriolis dan daerah khatulistiwa

Kenapa Badai Tidak Terjadi di Khatulistiwa? Ini Penjelasannyailustrasi tornado (unsplash.com/Nikolas Noonan)

Untuk memahami bagaimana efek coriolis tidak menyebabkan badai di daerah khatulistiwa, kita bisa menggunakan analogi pergerakan bola. Bayangkan seseorang berdiri di garis khatulistiwa sebagai sumbu rotasi bumi.

Saat orang tersebut melemparkan bola dari khatulistiwa ke arah kutub utara, kita mungkin akan berpikir bahwa bola tersebut bergerak lurus. Namun, efek corialis menyebabkan perubahan pergerakan arah bola sedikit menyimpang ke arah timur (ke kanan).

Di sisi lain, jika bola dilempar dari khatulistiwa ke arah kutub selatan, bola akan membelok ke arah kiri pelempar, yaitu bagian timur bumi. Di sini lah efek coriolis berperan dalam pergerakan badai. 

Profesor meteoroligi di University of Hawaii, Gary Barnes, menyatakan bahwa efek coriolis maksimum berada di kutub bumi dan berada paling rendah di khatulistiwa. Terlebih lagi, tidak ada badai yang terbentuk dari lintang 5 derajat hingga garis khatulistiwa.

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Tornado, Menakutkan sekaligus Memukau

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya