NASA Deteksi Sinyal Misterius dari Luar Galaksi Kita

Sinyal ini terdeteksi secara tak terduga

Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" tak terduga yang datang dari luar galaksi kita. Sinyal ini terdeteksi secara tidak sengaja saat para ilmuwan sedang menganalisis data selama 13 tahun dari Teleskop Luar Angkasa Sinar Gamma Fermi.

Teleskop canggih ini dapat mendeteksi sinar gamma, yang merupakan semburan cahaya energik yang sangat besar. Sinar gamma sering kali tercipta ketika bintang meledak atau terjadi ledakan nuklir.

Sebuah makalah yang menjelaskan temuan ini diterbitkan pada Rabu (10/1/2024) di The Astrophysical Journal Letters.

Peneliti awalnya mencari sinar gamma tertua

NASA Deteksi Sinyal Misterius dari Luar Galaksi Kitailustrasi luar angkasa (pixabay.com/David Monje)

Para peneliti dalam proses mencari salah satu fitur sinar gamma tertua untuk menciptakan atom pertama. Sinar ini dikenal sebagai latar belakang gelombang mikro kosmik atau CMB.

Alih-alih menemukan sinar CMB, para peneliti mendeteksi sinyal yang datang dari arah yang sama dengan fitur lain yang tidak dapat dijelaskan. Sinyal ini memiliki beberapa partikel kosmik paling energik yang pernah mereka deteksi.

"Kami menemukan sinyal yang jauh lebih kuat, dan di bagian langit yang berbeda dari yang kami cari." tulis Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA pada Kamis (11/1/2024). 

Hipotesis terkait sinyal misterius

NASA Deteksi Sinyal Misterius dari Luar Galaksi Kitailustrasi luar angkasa (pixabay.com/Pexels)

Peneliti berpendapat bahwa temuan ini mungkin berkaitan dengan fitur sinar gamma kosmik yang diamati oleh Observatorium Pierre Auger di Argentina pada tahun 2017.

Para astronom yakin kedua fenomena tersebut mungkin berasal dari satu sumber yang tidak diketahui, mengingat struktur keduanya yang mirip. Mereka berharap dapat menemukan sumber misterius tersebut atau mengembangkan penjelasan alternatif untuk kedua fitur tersebut. 

Penemuan tak terduga NASA dapat membantu para astronom mengkonfirmasi atau menyanggah gagasan tentang bagaimana struktur dipol tercipta.

"Ketidaksepakatan dengan ukuran dan arah dipol CMB dapat memberi kita gambaran sekilas tentang proses fisik yang terjadi di alam semesta awal, yang berpotensi terjadi ketika usianya kurang dari sepertriliun detik," tulis Fernando Atrio-Barandela, salah satu penulis makalah penelitian dalam The Astrophysical Journal Letters.

Baca Juga: Penjelasan NASA Soal Asteroid Tabrak Bumi 2024, Benarkah?

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya