Proses Terjadinya Tsunami yang Perlu Diwaspadai!

Bencana ini menghancurkan kehidupan di Bumi

Bumi menjadi tempat hidup dan menciptakan kehidupan bagi manusia. Bumi mengandung sumber daya alam yang berguna untuk kesejahteraan manusia. Akan tetapi, bumi menyimpan potensi bencana yang harus diwaspadai manusia. Manusia sering melupakan bahwa bumi juga menyimpan potensi bencana. 

Kejadian tersebut bisa dikatakan bencana jika mengakibatkan kerusakan atau menghambat keberlangsungan hidup manusia dan memicu adanya korban jiwa serta kerusakan infrastruktur. Bencana yang memiliki potensi merusak salah satunya adalah tsunami. Tsunami menjadi ikatan dari gempa tektonik yang pusatnya di laut. Tsunami dapat menghancurkan sarana kehidupan manusia. 

Apa itu tsunami?

Proses Terjadinya Tsunami yang Perlu Diwaspadai!Ilustrasi tsunami (IDN Times/Mardya Shakti)

Diartikan secara sederhana, tsunami merupakan gelombang laut yang dahsyat karena adanya gempa bumi. Dampak terjadinya tsunami cukup merusak yang mengakibatkan kejadian ini dikatakan sebagai bencana gelombang laut.

Menurut Arief Mustofa Nur dalam Jurnal Geografi Unnes, tsunami berasal dari Jepang, tsu berarti pelabuhan dan nami berarti gelombang. Tsunami digunakan untuk gelombang pasang yang akan masuk ke pelabuhan.

Misalnya, di laut lepas terjadi gelombang pasang sebesar 8 m tetapi saat masuk ke pelabuhan akan mengalami penyempitan dan membuat tinggi gelombang pasang menjadi 30 m. Tsunami dapat terjadi apabila gempa bumi berada di dasar laut dan bergerak secara vertikal yang cukup besar. Selain itu, longsoran di laut dan letusan gunung api di laut juga bisa menjadi penyebab terjadinya tsunami.

Dilansir National Ocean Service, tsunami merupakan gelombang raksasa yang terjadi karena meletusnya gunung berapi di bawah laut atau gempa bumi. Tinggi gelombang tsunami tidak akan bertambah di kedalaman samudra. Gelombang akan semakin tinggi saat bergerak ke daratan. Jarak dari sumber gelombang bukan penentu kecepatan gelombang tsunami karena yang menentukan adalah kedalaman laut. Di perairan dalam, gelombang tsunami akan merambat sangat cepat dan ketika sampai ke perairan dangkal akan melambat.

Tanda-tanda tsunami

Proses Terjadinya Tsunami yang Perlu Diwaspadai!Ilustrasi info tsunami (IDN Times/Arief Rahmat)

Terkadang suatu peristiwa  yang akan muncul karena terdapat tanda-tanda sebelumnya. Melansir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, tanda-tanda akan munculnya tsunami di antaranya:

  1. Tercium bau garam yang menyengat
  2. Air mengalami pasang secara tiba-tiba
  3. Terdengar suara bergemuruh sangat keras di laut
  4. Muncul buih-buih dalam jumlah banyak
  5. Terlihat gelombang tinggi berwarna hitam tebal memanjang di garis lempeng

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah Mengenai Bencana Tsunami, Mengerikan!

Penyebab terjadinya tsunami

Proses Terjadinya Tsunami yang Perlu Diwaspadai!Ilustrasi tsunami (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut The Global Historical Tsunami Database sejak tahun 1900, lebih dari 80 persen kemungkinan tsunami dihasilkan oleh gempa bumi. Namun, tsunami juga dapat disebabkan oleh tanah longsor, aktivitas gunung berapi, jenis cuaca tertentu, dan kemungkinan objek dekat bumi, misalnya asteroid dan komet yang bertabrakan atau meledak di atas lautan.

Menurut Nanin Trianawati Sugito dalam Jurnal Pendidikan Geografi UPI, tsunami diakibatkan karena berbagai gangguan (disturbance) terhadap air dengan skala yang besar. Pergerakan dasar laut yang secara mendadak dan berpindah secara vertikal bisa mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kerak bumi yang bergerak secara vertikal ini akan membuat naik atau turunnya dasar laut secara mendadak sehingga kesetimbangan air di atasnya mengalami gangguan. Hal ini akan membuat aliran energi air laut ketika sampai di pantai menghasilkan gelombang besar yang mengakibatkan tsunami. 

Patahan bumi atau sesar menjadi tempat di mana gerakan vertikal ini terjadi. Di daerah subduksi di mana lempeng samudera masuk ke bawah lempeng benua akan mengakibatkan terjadinya gempa bumi.

Tsunami juga dapat terjadi karena  tanah longsor di dasar laut dan runtuhan gunung api yang akan membuat gangguan air laut. selain itu, meteor atau benda kosmis yang jatuh dari atas dengan ukuran yang cukup besar akan mengakibatkan mega tsunami dengan tinggi hingga ratusan meter.

Proses terjadinya tsunami

Proses Terjadinya Tsunami yang Perlu Diwaspadai!ilustrasi tsunami (pexels.com/Ray Bilclif)

Dilansir Britannica, setelah terjadinya gempa bumi atau impuls pembangkit yang lain, hubungan gelombang osilasi progresif yang sederhana disebarkan dengan jarak yang sangat jauh di atas permukaan laut pada lingkaran yang mengalami pelebaran terus-menerus. Tsunami dapat bergerak hingga 800 km per jam di perairan dalam.

Panjang gelombang bisa mencapai lebih dari 500 km dengan amplitudo gelombang (tinggi) yang sangat kecil sekitar 30 sampai 60 cm. Kecepatan gelombang akan berkurang jika terjadi gesekan dengan naiknya dasar laut saat gelombang mendekati pantai sebuah benua.  Kecepatan yang akan berkurang dapat memperpendek panjang gelombang dan meningkatkan amplitudo gelombang (tinggi). 

Selama 10 sampai 15 menit perairan pantai dapat naik setinggi 30 m di atas permukaan laut normal. Pergerakan perairan landas kontinen akan dimulai ketika permukaan laut sudah naik. Tiga sampai lima gerakan besar akan membuat kerusakan. Aliran deras yang muncul secara umum dapat menumbangkan pohon, membawa perahu jauh ke pantai, menyerat bangunan hingga menghanyutkan seluruh pantai.

Pergerakan ini akan terus berlanjut hingga permukaan laut mencapai kesetimbangan. Topografi dasar laut dekat pantai dan konfigurasi garis pantai dapat memantulkan dan membiaskan tsunami. Gelombang tsunami yang datang pertama kali bisa saja palung gelombang yang akan membuat air surut dan memperlihatkan dasar laut yang dangkal. Namun, puncak gelombang yang memiliki potensi mengikuti palung akan terjadi beberapa menit setelahnya.

Baca Juga: 5 Bencana Terbesar Alam Semesta yang Menantang Imajinasi

Selain itu, melansir dari International Tsunami Information Center, proses terjadinya tsunami bisa dikarenakan gempa bumi, tanah longsor di bawah laut, batu yang jatuh, dan kemerosotan bawah laut, serta letusan gunung berapi. Berikut penjelasan lebih detailnya:

  1. Bagaimana gempa bumi dapat menimbulkan tsunami?
    Dilansir International Tsunami Information Center, tsunami yang paling merusak dihasilkan dari gempa besar dan dangkal dengan pusatnya atau garis patahannya berada di dasar laut. Hal ini sering terjadi di wilayah bumi dengan subduksi tektonik di sepanjang batas lempeng tektonik. 

    Tingginya gempa di wilayah tersebut terjadi karena adanya tumbukan lempeng tektonik. Saat terjadinya pergerakan oleh lempeng-lempeng dan melewati satu sama lain akan mengakibatkan gempa bumi besar, yang dapat mengimbangi, memiringkan, atau menggeser area dasar samudra yang luas  hingga berjarak 1000 km atau lebih. Pergeseran vertikal di area yang luas secara tiba-tiba  dapat mengganggu permukaan laut sehingga dapat memindahkan air  yang nantinya menghasilkan gelombang tsunami yang merusak. 

    Dari wilayah sumber, jarak yang ditempuh oleh gelombang sangat jauh sehingga akan membuat kehancuran di sepanjang jalurnya. Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua gempa bumi akan mengakibatkan tsunami. Gempa akan menghasilkan tsunami apabila berkekuatan lebih dari 7,5 Richter.

    Sebagian besar tsunami muncul karena di zona subduksi mengalami gempa bumi dangkal dan besar. Pasifik sepanjang zona subduksi ring of fire mengalami lebih dari 80 persen tsunami. Saat pecahnya gempa bumi besar akan membuat slip vertikal pada patahan tersebut cukup besar dan mengakibatkan lautan di atasnya terganggu yang kemudian akan mengakibatkan tsunami yang melebar ke semua arah.

  2. Bagaimana tanah longsor di bawah laut, batu yang jatuh, dan kemerosotan bawah laut menghasilkan tsunami?
    Dilansir International Tsunami Information Center, gelombang tsunami terjadi karena perpindahan air akibat jatuhnya tanah longsor atau kemerosotan di bawah laut secara tiba-tiba. Kejadian ini dapat terjadi karena kegagalan dan tidak stabilnya lereng bawang bawah laut karena adanya pergerakan tanah dari gempa bumi yang kuat. 

    Gempa bumi yang besar mengakibatkan banyak tanah longsor di bawah laut yang menimbulkan tsunami. Energi gelombang tsunami secara umum dihasilkan karena adanya tanah longsor atau batu yang berjatuhan secara cepat dan bergerak menjauhi sumbernya kemudian melintasi lautan. Energi dan ketinggian tsunami secara cepat akan berkurang dari sumbernya.

  3. Bagaimana letusan gunung berapi dapat menimbulkan tsunami?
    Dilansir International Tsunami Information Center, letusan gunung berapi yang dahsyat menjadi gangguan impulsif yang dapat membuat pindahnya air dalam jumlah besar dan mengakibatkan gelombang tsunami yang merusak daerah secara langsung. Dalam hal ini, gelombang muncul karena air berpindah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh ledakan vulkanik karena kegagalan lereng gunung berapi atau ledakan phreatomagmatic dan keruntuhan ruang magmatik vulkanik. 

    Gunung berapi menjadi salah satu sumber yang dapat menciptakan tsunami setinggi gempa terbesar. Keadaan ini disebabkan karena gempa vulkanik, letusan bawah laut, aliran piroklastik, keruntuhan kaldera, tanah longsor, lahar, letusan phreatomagmatic, keruntuhan bangku lava, dan gelombang udara dari ledakan besar.

Dampak tsunami bagi kehidupan

Proses Terjadinya Tsunami yang Perlu Diwaspadai!IDN Times/ Helmi Shemi

Dilansir National Oceanic and Atmospheric Administration, meskipun tsunami tidak sering terjadi tetapi akan menjadi ancaman besar bagi kehidupan. Tsunami dengan kekuatan yang besar menjadi ancaman bagi kesehatan manusia, properti infrastruktur, sumber daya, dan ekonomi pesisir, baik itu regional hingga nasional.

Kerusakan dan kehancuran akibat tsunami disebabkan karena banjir, erosi, dampak gelombang, arus kuat, dan puing-puing yang mengambang. Dampak adanya tsunami lokal yang besar merupakan tambahan dari dampak gempa bumi yang terjadi sebelumnya dan mendorong terjadinya bahaya yang menimbulkan kehancuran langsung.

Dilansir SMS Tsunami Warning, dampak tsunami di garis pantai ada yang tidak terlihat dan ada yang menghancurkan. Dampak terjadinya tsunami menyesuaikan karakteristik peristiwa yang menimbulkan tsunami, jarak dan titik asal, ukurannya, dan konfigurasi ke dalam air laut di sepanjang pantai yang mendekati tsunami. Oleh karena itu, SMS Tsunami Warning menjelaskan dampak dari terjadinya tsunami di antaranya:

  1. Penghancuran
    Besarnya jumlah energi dan air yang terkandung oleh tsunami mengakibatkan kerusakan yang parah saat menghantam daratan. Kehancuran terjadi karena dua mekanisme yaitu dinding air yang bergerak dengan kecepatan tinggi yang menghantam dinding air dan besarnya jumlah air yang mengalir dari tanah dan membawa semuanya.

    Gelombang tsunami akan menghantam garis pantai dan menghancurkan semua yang menghalangi jalannya. Ketika gelombang tsunami menghancurkan infrastruktur di pantai, mereka akan berlanjut ke daratan dan menyapu lebih banyak bangunan, pohon, mobil dan peralatan buatan manusia. Kehancuran akibat tsunami akan meninggalkan jejak kehancuran dan kesengsaraan di belakangnya.

  2. Kematian
    Korban jiwa menjadi dampak terbesar dan terburuk dari tsunami. Korban tidak dapat melarikan diri dari saat bencana tsunami melanda. 

    Ratusan hingga ribuan orang dapat meninggal karena tsunami. Nyawa menghilang saat terjadinya tsunami disebabkan karena tenggelam, bangunan runtuh, tersengat listrik, dan ledakan dari gas yang rusak, serta adanya puing-puing yang mengambang.

  3. Penyakit 
    Di daerah dekat pantai akan dibanjiri air laut yang dapat  merusak infrastruktur seperti saluran pembuangan dan pasokan air bersih untuk minum akibat gelombnag tsunami. Daerah yang dilanda tsunami akan berisiko terkena penyebaran penyakit akibat pencemaran air minum dan banjir. 

    Air yang tergenang dan sudah terkontaminasi akan menimbulkan penyakit, seperti malaria. Kondisi yang terjadi ini tidak memungkinkan untuk tetap sehat dan kesulitan dalam pengobatan karena infeksi dan penyakit akan dengan cepat menyebar serta berisiko untuk meninggal.

  4. Dampak lingkungan
    Dampak terjadinya tsunami bukan hanya dirasakan oleh manusia saja melainkan juga pada tumbuhan, sumber daya, dan hewan. Tsunami merusakan sumber daya alam dan menghancurkan habitat hewan. Hewan dari mati karena tenggelam dan hewan laut mati karena populasi kehidupan laut mengalami keracunan bahan kimia berbahaya yang hanyut ke laut.

    Permasalahan paling kritis yang dihadapi karena tsunami adalah limbah padat dan puing-puing. Pembersihan yang tidak sesuai, seperti pembakaran dan pembuangan terbuka akan mengakibatkan dampak sekunder terhadap lingkungan. 

    Pencemaran tanah dan air akan mempengaruhi kesuburan tanah lahan pertanian. Sisa-sisa bahan tanaman yang sudah ber kontaminasi akan mempengaruhi hasil panen dalam jangka menengah sampai panjang ditambah dengan keberadaan limbah toilet dan septic tank akan mencemari pasokan air.

    Radiasi karena kerusakan pembangkit listrik akan memberikan dampak bahaya bagi hewan dan manusia yang dapat menyebabkan kehancuran akibat hilang nya molekul pada elektronnya. Akibat dari rusaknya radiasi pada struktur DNA  menyebabkan cacat lahir, kanker, hingga kematian. 

  5. Biaya
    Biaya yang sangat besar dibutuhkan ketika tsunami terjadi karena para korban membutuhkan bantuan. Masalah biaya yang paling besar terjadi setelah tsunami karena untuk biaya rekonstruksi dan pembersihan.

    Infrastruktur harus diganti dan bangunan yang masih berdiri perlu dihancurkan kemudian dibersihkan. Hilangnya pendapatan lokal dan kerugian akibat kerusakan infrastruktur akan menjadi permasalahan untuk jangka waktu ke depan. Total biaya yang dibutuhkan karena tsunami bisa mencapai miliaran.

  6. Efek psikologis
    Korban dari peristiwa tsunami sering mengalami permasalahan psikologis yang dapat berlangsung selama berhari-hari, bertahun-tahun, bahkan seumur hidup. Kesedihan dan depresi  yang dialami oleh korban akibat kehilangan harta yang mereka cintai. Korban kehilangan orang yang dicintai, rumah, dan usaha yang dijalankan.

Mitigasi bencana tsunami

Proses Terjadinya Tsunami yang Perlu Diwaspadai!Wisata Mangrove Lantebung (IDN Times/Asrhawi Muin)

Menurut Tri Wijanarko, Linda, Tondobala, dan Frits Ontang Poedjianto Siregar dalam Jurnal Spasial, mitigasi bencana sebagai upaya dalam melakukan pencegahan untuk meminimalkan dampak korban jiwa ataupun kerusakan yang akan terjadi nantinya. Mitigasi dapat dilakukan  melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Dilansir Badan Penanggulangan Bencana Daerah, mengingat jika bencana alam merupakan risiko yang tidak dapat dihindarkan sehingga mitigasi menjadi sesuatu yang penting dan diperlukan agar dapat mengurangi dampak dari bencana. Mitigasi sebagai langkah dengan berbagai prosedur dan tahapan untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana. Menurut Tri Wijanarko, Linda, Tondobala, dan Frits Ontang Poedjianto Siregar dalam Jurnal Spasial, mitigasi mempunyai 2 golongan yaitu:

1. Mitigasi struktural

Upaya struktural sebagai upaya  penanggulangan bencana tsunami secara teknis yang berfokus  pada pengurangan energi tsunami yang menjalar hingga pesisir. Upaya struktural terbagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan pemahaman mekanisme terjadinya tsunami, di antaranya:

  1. Alami, meliputi penanaman hutan mangrove di sepanjang kawasan pantai dan perlindungan terumbu karang.
  2. Buatan, meningkatkan desain bangunan dan infrastruktur menggunakan prinsip rekayasa konstruksi tahan tsunami, membuat peraturan perencanaan tata ruang untuk tanggap bencana, serta membuat konstruksi pemecah gelombang tanggul dan pemecah gelombang di sepanjang pantai untuk menahan tsunami.

2. Mitigasi non-struktural

Upaya non-struktural sebagai upaya non teknis yang berkaitan dengan pengaturan dan penyesuaian antara aktivitas manusia dengan upaya mitigasi struktural ataupun upaya lainnya agar sejalan. Upaya non-struktural meliputi:

  1. Membuat kebijakan mengenai standarisasi bangunan pemukiman atau bangunan lainnya dan infrastruktur sarana dan prasarana.
  2. Membuat peta potensi bencana tsunami, peta tingkat ketahanan, dan peta tingkat kerentanan yang dapat didesain untuk kompleks pemukiman ‘akrab bencana’ dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
  3. Adanya kebijakan mengenai tata guna lahan, tata guna ruang, atau zonasi kawasan pantai yang aman bencana.
  4. Mikrozonasi daerah rawan bencana dalam skala lokal.
  5. Memberikan pelatihan dan simulasi mitigasi bencana tsunami.
  6. Terdapat kebijakan mengenai eksplorasi dan kegiatan perekonomian masyarakat kawasan pantai.
  7. Pengembangan sistem peringatan dini karena bahaya tsunami.
  8. Memberikan penyuluhan dan sosialisasi upaya mitigasi bencana tsunami.

Apakah penjelasan di atas membuat kamu semakin paham tentang proses terjadinya tsunami? Semoga informasi ini akan membantu kamu semakin memahami proses terjadi terjadinya tsunami, tanda-tanda bencana ini, apa penyebabnya, dampak bagi kehidupan, hingga mitigasi bencana.

Baca Juga: 5 Tanda Bahwa Manusia Tidak Bisa Melawan Alam, Bencana Salah Satunya 

Topik:

  • Rihanna Bunga
  • Achmad Fatkhur Rozi
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya