Ketika ada seseorang yang meninggal, manusia akan melakukan berbagai ritual untuk memakamkannya. Ada yang langsung menguburnya di dalam tanah, meletakkan mayat ke dalam peti, atau membakar jasad hingga menjadi abu.
Ternyata tidak hanya kita saja yang melakukannya. Hewan pun memiliki ritual kematian yang unik sekaligus mengharukan. Bagaimana mereka melakukannya? Simak penjelasan berikut ini!
Simpanse juga merasakan kesedihan saat ada anggota keluarganya yang mati. Dilansir dari Live Science, mereka akan berkumpul dengan diam melihat anggota yang sedang sekarat. Terkadang mereka pun mencoba mengendus, mengitari, dan menggerakkan jasad tersebut seakan tidak percaya bahwa ia sudah tiada.
Ketika ada bayi simpanse yang mati, sang induk akan menggendong tubuh anaknya itu hingga beberapa minggu atau bahkan bulanan. Ia terus mencoba untuk melindungi, merawat, dan berkomunikasi dengan jasad tersebut. Sedangkan ketika ada induk yang mati, anaknya akan terus berada di samping jasad hingga ia menyusul mati karena kelaparan.
Kamu pernah melihat video induk gajah yang menangis karena kehilangan anaknya? Ternyata gajah memang bisa merasakan kesedihan lho. Biasanya mereka akan berkumpul dan sesekali menyentuh jasad dengan belalainya.
Dilansir dari PBS.org, terkadang mereka menutupinya dengan tanah dan dedaunan, seakan membuat kuburan sederhana. Setelahnya, gajah terus mendatangi kuburan tersebut selama berminggu-minggu.
Gorila adalah hewan yang hidup berkelompok dan memiliki hubungan yang kuat antara satu sama lain. Ketika ada anggotanya yang mati, mereka menjadi stres. Sama seperti spesies sebelumnya, gorila akan berkumpul dan kemudian mengubur jasad dengan dedaunan. Terkadang mereka juga tetap menjaga tubuh tak bernyawa tersebut dari predator selama berminggu-minggu hingga membusuk.
Spesies lain yang memiliki ritual berkabung adalah anjing. Hewan yang dikenal emosional ini terus mengeluarkan suara seperti rengekan ketika ada temannya yang mati. Menurut laman Cesars Way, sering kali mereka tetap tinggal di dekat jasad tersebut untuk melindunginya. Dalam kasus tertentu, induk anjing menunjukkan kesedihan dengan cara mengubur sendiri jasad sang anak.
Induk singa laut memiliki ikatan yang sangat kuat dengan anaknya. Ketika sang anak mati, induknya pun menjadi emosional dan depresi. Tak jarang mereka mengeluarkan suara seperti tangisan dan terus menemani jasadnya selama berhari-hari.
Dilansir dari The Dodo, Andrea Else Hahn pernah menyaksikannya di San Diego, California. Ibu singa laut mengendus-endus tubuh bayinya yang gagal dilahirkan. Ia berada di samping jasad tersebut selama beberapa hari.
Ketika ada satu anggota yang mati, seluruh kawanan lumba-lumba bisa menjadi sangat emosional. Sesekali mereka menepuk tubuh tak bernyawa tersebut dengan moncongnya. Setelah itu, seluruh anggota akan menggiring jasad sambil melindunginya dari predator selama beberapa hari.
Lain lagi ketika ada lumba-lumba muda yang mati. Dilansir dari Smithsonian, sang induk yang berkabung akan membawa tubuh si anak ke mana-mana dengan siripnya. Ini dapat berlangsung selama berhari-hari.
Ketika ada jerapah yang mati, kelompoknya akan mengelilinginya dan bergantian menundukkan kepala mereka di hadapan tubuh tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga akan melakukan penjagaan selama beberapa hari untuk melindungi jasad dari serangan predator. Bahkan terkadang kawanan hewan lain seperti kerbau, banteng, dan sapi juga terlibat dalam penjagaan tersebut untuk menghormati anggota jerapah yang mati.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, rata-rata hewan yang melakukan ritual tertentu adalah mereka yang hidup secara berkelompok. Ini karena pada umumnya mereka memiliki ikatan yang kuat dengan satu sama lain.