Sejarah Kedekatan Kucing dengan Manusia dan Manfaat Memeliharanya

Penelitian menunjukkan kucing dapat mengenali emosi dasar manusia 

Tahukah kamu? Kucing telah hidup di antara manusia sejak ribuan tahun yang lalu, lho. Pada awalnya kucing-kucing berkeliaran di gudang biji-bijian milik manusia, untuk menangkap tikus dan hama lainnya. Dan akhirnya menyebar ke suluruh dunia, saat para pelaut membawa kucing ke atas kapalnya. Penyebaran ini menunjukkan bahwa kucing menumpang kapal dengan pedagang, sebab kucing pintar menangkap tikus.

Sebuah studi pada tahun 2016 menemukan DNA dari kucing Mesir di situs Viking di Jerman Utara yang berasal antara tahun 700 dan 1000 M. Selain itu, dalam beberapa abad terakhir, manusia telah melakukan pembiakan beberapa kucing untuk menunjukkan ciri-ciri tertentu. Untuk mengetahui bagaimana sejarah kedekatan kucing dengan manusia, dan apa manfaat memeliharanya, cari tahu, yuk!

1. Kapan kucing dijinakkan oleh manusia? 

Sejarah Kedekatan Kucing dengan Manusia dan Manfaat Memeliharanyailustrasi kucing di karpet (istockphoto.com/CCat82)

Menurut sejarah, kucing yang pertama kali dijinakkan adalah jenis kucing domestik (Felis Catus). Kucing ini merupakan anggota karnivora kecil dari keluarga Felidae. Dan satu-satunya jenis kucing yang berdekatan dengan manusia, hingga dijadikan sebagai hewan peliharaan yang membahagiakan. Selain dapat mengendalikan hama, kucing juga telah memberikan sebuah persahabatan yang hangat pada manusia.

Kemudian kucing didomestikasi sekitar 10.000 tahun yang lalu, setelah dilakukan pembiakan dengan ras yang berbeda. Penelitian menunjukkan sebuah studi genetik tahun 2017, menemukan bahwa kucing domestik saat ini diturunkan dari Felis Silvertris Iybica, subspesies kucing liar dari Near East. Gen dari kucing yang ditemukan di Near East, Eropa, dan Afrika mengungkapkan bahwa sekitar 10.000 tahun yang lalu di Turki, kucing mulai bergaul dengan manusia dan berpisah dari kerabat liarnya. 

2. Masyarakat Mesir kuno diduga sebagai penggemar berat kucing

Sejarah Kedekatan Kucing dengan Manusia dan Manfaat Memeliharanyasarkofagus untuk mumi kucing Mesir (istockphoto.com/Zsanett Laluska)

Pemakaman kucing peliharaan tertua yang diketahui berasal dari Siprus, tempat manusia dan kucing dikubur bersama 9.500 tahun yang lalu. Tulang kucing juga telah ditemukan terkubur di lubang sampah berusia 5.300 tahun di China, ini menunjukkan bahwa kucing juga merupakan bagian dari kehidupan manusia di belahan timur. Bahkan jika kucing bergabung dengan orang-orang di Near East, di Mesir kuno lah mereka mengambil peran utama. 

Either way, orang Mesir menghargai campuran perlindungan dan kemandirian kucing, dan melihat sifat-sifat dewa mereka pada kucing. Terkadang juga dimumikan dengan penuh kasih di samping pemiliknya yang telah meninggal. Namun, ada juga kucing-kucing yang dikorbankan dalam jumlah besar sebagai bagian dari ritual keagamaan pada masa itu. Bastet, dewi berkepala kucing dipuja sebagai pelindung dan sebagai dewa kehamilan dan persalinan.

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Kucing Busok, Kucing Endemik Pulau Raas Madura  

3. Apakah kucing merasakan emosi dengan manusia?

Sejarah Kedekatan Kucing dengan Manusia dan Manfaat Memeliharanyailustrasi kedekatan kucing dengan manusia (istockphoto.com/Morsa Images)

Walaupun kucing bukan hewan yang cerdas secara sosial, namun ada pembuktian bahwa kucing menjalin ikatan emosi dengan manusia, lho. Sebuah studi tahun 2002 di Journal of American Veterinary Medical Association menemukan bahwa kucing dapat mengembangkan kecemasan akan perpisahan. 

Oleh sebab itu, kucing seringkali menunjukkan kecemasannya dengan tindakan, buang air kecil dan buang kotorannya pada tempat yang tidak seharusnya. Kucing juga tampaknya tunduk pada pemiliknya, dalam percobaan tahun 2015 di mana mereka disajikan dengan objek yang tidak dikenal yaitu sebuah kipas angin. Nah, dari kucing-kucing ini, 80% melihat antara kipas angin dan pemiliknya.

Sementara itu pemiliknya berbicara tentang kipas dengan nada suara yang meyakinkan atau khawatir. Kucing yang mendengar nada khawatir, lebih mungkin daripada kucing yang pemiliknya tenang untuk melihat ke arah pintu keluar ruangan. Ini menunjukkan bahwa kucing memahami emosi negatif dalam suara manusia dan meresponsnya. 

4. Studi tahun 2020 di jurnal Animals

Sejarah Kedekatan Kucing dengan Manusia dan Manfaat Memeliharanyailustrasi kucing konflik (istockphoto.com/Jaka Suryanta)

Ternyata selain memahami emosi manusia, kucing juga dapat mengenali emosi dari kucing lainnya. Dalam sebuah studi tahun 2020 di jurnal Animals, peneliti menunjukkan kucing peliharaan dengan gambar wajah manusia yang sedang marah atau bahagia, di samping rekaman manusia yang tertawa atau pun sedang marah. Selain itu para peneliti juga menunjukkan, gambar-gambar kucing yang marah dan puas bersama rekaman kucing mendesis dan kucing mendengkur.

Dalam beberapa kasus, gambar-gambar itu cocok dengan suara-suara emosional di tempat lain, mereka tidak cocok. Lalu, para peneliti kemudian mengukur berapa lama kucing melihat, setiap gambar saat suara yang cocok atau tidak cocok dimainkan. Hasilnya menunjukkan bahwa kucing melihat gambar, lebih lama ketika suara emosionalnya cocok.

Kucing juga menunjukkan, lebih banyak stres saat terpapar rangsangan yang mewakili kemarahan manusia dan kucing lainnya. Temuan ini menunjukkan bahwa kucing dapat memproses emosi dasar manusia, bahkan saat ditampilkan oleh spesies lain. 

"Temuan ini menunjukkan bahwa kucing telah mengembangkan ketrampilan sosial, yang memungkinkan mereka untuk memahami sinyal emosional manusia, yang merupakan faktor kunci untuk pemeliharaan hubungan antar spesies dan untuk memperkuat ikatan manusia dengan kucing," para peneliti menyimpulkan.

5. Bagaimana kucing membantu manusia? 

Sejarah Kedekatan Kucing dengan Manusia dan Manfaat Memeliharanyailustrasi kucing dan pemiliknya (istockphoto.com/Evrymmnt)

Selain kucing masih bekerja untuk mengendalikan tikus di sekitar peternakan, pembibitan, dan gudang. Dari sebagian besar waktu, kucing juga memberikan persahabatan bagi orang-orang. 

Sains menunjukkan bahwa kucing, telah melakukan pekerjaannya dengan baik. Sebuah studi tahun 2016 di jurnal Ilmu Perilaku Hewan Peliharaan, menemukan bahwa menghabiskan waktu dengan kucing, dapat mengurangi detak jantung dan tekanan darah pada pemiliknya, dibandingkan dengan sukarelawan yang tidak memiliki kucing.

Dan sebuah penelitian lainnya, yang dipublikasikan secara online di jurnal Anthrozoos pada tahun 2015, menemukan bahwa kucing mengurangi mood negatif dari pemiliknya juga, lho. Sebab, jika kita berinteraksi dengan kucing dapat mengaktifkan korteks prefrontal, bagian depan otak kita yang berhubungan dengan tugas-tugas komplek. 

Dan sebuah studi tahun 2020 di jurnal PLOS One menemukan bahwa bermain dengan membelai, melatih, dan memberi makan kucing. Aktivitas ini semuanya, termasuk dapat mengaktifkan wilayah korteks pprefontal, yang terkait dengan empati dan komunikasi nonverbal. Jadi, selain kedekatan kucing dengan manusia sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, ternyata kucing juga dapat memberikan dampak positif pada pemiliknya.

Salma Wati Photo Verified Writer Salma Wati

Let it flow in its own time

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya