Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Seberapa Cepat Sih Kecepatan Cahaya?

ilustrasi kecepatan cahaya (pexels.com/Karol D)
ilustrasi kecepatan cahaya (pexels.com/Karol D)
Intinya sih...
  • Kecepatan cahaya: nilai dan signifikansinya
  • Sejarah pengukuran kecepatan cahaya
  • Kecepatan cahaya dalam berbagai medium

Pernahkah kamu bertanya-tanya, berapa kecepatan cahaya sebenarnya? Pertanyaan ini bukan hanya menarik, tetapi juga penting untuk memahami banyak aspek dalam ilmu fisika dan teknologi, ya. Kecepatan cahaya adalah salah satu konstanta fundamental dalam alam semesta yang memengaruhi berbagai fenomena, mulai dari komunikasi hingga pemahaman kita tentang ruang dan waktu.

Untuk kamu yang penasaran, artikel ini membahas secara lengkap tentang berapa kecepatan cahaya, bagaimana para ilmuwan mengukurnya, serta bagaimana kecepatan ini berubah saat cahaya melewati berbagai medium. Yuk, mulai perjalanan ilmiah ini!

1. Kecepatan cahaya: nilai dan signifikansinya

ilustrasi cahaya (pexels.com/Shivansh Sharma)
ilustrasi cahaya (pexels.com/Shivansh Sharma)

Kecepatan cahaya di vakum adalah sekitar 299.792.458 meter per detik. Nilai ini kerap dibulatkan menjadi 3 x 10^8 m/s untuk memudahkan perhitungan. Kecepatan ini menerangkan batas kecepatan tertinggi di alam semesta, yang menandakan tidak ada informasi atau materi yang dapat bergerak lebih cepat dari cahaya di vakum, dalam laman WIRED.

Konstanta ini sangat penting dalam teori relativitas khusus Einstein, yang menyatakan bahwa kecepatan cahaya adalah sama untuk semua pengamat, terlepas dari gerakan relatif mereka terhadap sumber cahaya.

2. Sejarah pengukuran kecepatan cahaya

ilustrasi Jupiter (pixabay.com/TBIT)
ilustrasi Jupiter (pixabay.com/TBIT)

Pada tahun 1676, astronom Denmark Ole Rømer adalah orang pertama yang berhasil mengukur kecepatan cahaya. Dengan mengamati gerakan bulan Io di sekitar Jupiter, Rømer menyadari bahwa waktu gerhana Io berubah tergantung pada posisi relatif Bumi dan Jupiter. Dari pengamatan ini, ia memperkirakan bahwa cahaya membutuhkan waktu sekitar 22 menit untuk melintasi diameter orbit Bumi, yang mengarah pada estimasi kecepatan cahaya sekitar 226.000 km/s. 

Meski estimasi ini tidak akurat menurut standar modern, pendekatan Rømer membuka jalan bagi eksperimen selanjutnya. Pada abad ke-19, ilmuwan seperti Armand Fizeau dan Léon Foucault melakukan eksperimen laboratorium yang lebih presisi untuk mengukur kecepatan cahaya, menggunakan teknik seperti roda bergigi dan cermin berputar.

3. Kecepatan cahaya dalam berbagai medium

ilustrasi berlian (pexels.com/Gokul K S)
ilustrasi berlian (pexels.com/Gokul K S)

Kecepatan cahaya tidak selalu sama, karena berubah tergantung pada medium yang dilaluinya. Fenomena ini disebabkan oleh interaksi cahaya dengan partikel dalam medium, yang menyebabkan penurunan kecepatan. Berikut adalah beberapa contoh:

  • Udara: Dengan indeks bias sekitar 1,0003, kecepatan cahaya di udara hampir sama dengan di vakum, yaitu sekitar 299.705.543 m/s.

  • Air: Indeks bias air adalah sekitar 1,33, sehingga kecepatan cahaya di air turun menjadi sekitar 225.000.000 m/s.

  • Kaca: Tergantung pada jenisnya, indeks bias kaca berkisar antara 1,5 hingga 1,9, yang berarti kecepatan cahaya di kaca bisa turun hingga 158.000.000 m/s.

  • Berlian: Dengan indeks bias sekitar 2,42, kecepatan cahaya di berlian turun drastis menjadi sekitar 124.000.000 m/s.

Perubahan kecepatan ini menyebabkan fenomena seperti pembiasan, di mana cahaya membelok saat memasuki medium dengan indeks bias berbeda.

4. Eksperimen Fizeau dan Foucault

ilustrasi roda bergigi (pexels.com/Miguel Á. Padriñán)
ilustrasi roda bergigi (pexels.com/Miguel Á. Padriñán)

Pada pertengahan abad ke-19, ilmuwan Prancis Armand Fizeau dan Léon Foucault melakukan eksperimen untuk mengukur kecepatan cahaya secara lebih akurat. Fizeau menggunakan roda bergigi yang berputar untuk memotong berkas cahaya, sementara Foucault menggunakan cermin berputar untuk mengukur waktu tempuh cahaya.

Eksperimen ini menjelaskan estimasi kecepatan cahaya yang makin mendekati nilai yang diterima saat ini. Metode mereka menunjukkan bahwa cahaya memiliki kecepatan yang dapat diukur secara eksperimental, memperkuat pemahaman bahwa cahaya tidak bergerak secara instan.

5. Teori relativitas dan konstanta kecepatan cahaya

ilustrasi cahaya (pexels.com/Kushal Verma)
ilustrasi cahaya (pexels.com/Kushal Verma)

Teori relativitas khusus yang dikembangkan oleh Albert Einstein pada awal abad ke-20 menyatakan bahwa kecepatan cahaya di vakum adalah konstanta universal dan tidak tergantung pada gerakan sumber atau pengamat. Ini artinya tidak ada objek atau informasi yang bergerak lebih cepat dari cahaya.

Namun, beberapa teori alternatif telah diajukan yang mempertanyakan konstanitas kecepatan cahaya. Misalnya, penelitian oleh Paul Davies dan timnya menunjukkan bahwa kecepatan cahaya mungkin telah berubah selama sejarah alam semesta, berdasarkan pengamatan terhadap cahaya dari quasar yang jauh.

Jadi, sekarang kamu sudah tahu berapa kecepatan cahaya dan kenapa hal ini penting, kan? Kecepatan cahaya bukan cuma angka besar yang sulit dibayangkan, tapi juga menjadi dasar bagi banyak teknologi modern, seperti GPS dan internet. Selain itu, ilmu tentang cahaya membantu kita memahami alam semesta, dari bintang-bintang jauh hingga cara kerja waktu dan ruang. Semoga setelah membaca ini, kamu jadi makin penasaran untuk terus belajar hal-hal menarik lainnya di dunia sains!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us