Banjir bandang sering datang tanpa aba-aba. Dalam hitungan menit, aliran air yang awalnya tenang bisa berubah menjadi arus deras yang menyeret batu besar, batang pohon, hingga bangunan sekitarnya. Fenomena ini kerap terjadi di wilayah pegunungan atau daerah aliran sungai yang rusak, terutama setelah hujan dengan intensitas tinggi. Tak heran, banjir bandang dikenal sebagai salah satu bencana hidrometeorologi paling mematikan karena daya rusaknya yang ekstrem dan sulit diprediksi.
Secara sains, dahsyatnya banjir bandang bukan hanya soal volume air, tetapi juga kecepatan dan energi yang dibawanya. Air yang mengalir cepat memiliki daya dorong besar, apalagi ketika bercampur dengan material sedimen seperti pasir, lumpur, dan bebatuan. Kombinasi ini membuat banjir bandang bertindak layaknya “tembok bergerak” yang mengantam apa pun di jalurnya. Lalu, seberapa kuat sebenarnya terjangan banjir bandang jika dilihat dari kacamata ilmiah?
