Sumber Referensi :
Bucherie, A., Werner, M., van den Homberg, M., & Tembo, S. (2022). Flash flood warnings in context: combining local knowledge and large-scale hydro-meteorological patterns. Natural Hazards and Earth System Sciences, 22(2), 461-480.
https://www.usgs.gov/programs/landslide-hazards/science/early-warning-system#overview
7 Tanda Alam yang Sering Muncul Sebelum Banjir Bandang Terjadi

- Air sungai keruh dan alirannya makin deras, tanda longsoran atau volume air besar turun dari atas.
- Ada suara gemuruh misterius dari arah hulu, berasal dari arus membawa batang pohon dan material berat lainnya.
- Hujan ekstrem di daerah pegunungan bisa menampung air dalam jumlah besar, memicu banjir bandang.
Banjir bandang dikenal sebagai bencana yang datang tiba-tiba. Air bisa meluncur dari hulu tanpa memberi waktu lama untuk lari. Tapi, ternyata alam sering kasih kode keras sebelum bencana ini benar-benar terjadi. Sayangnya, banyak orang nggak sadar kalau tanda itu sebenarnya sudah muncul.
Biar makin waspada, yuk kenali tanda-tanda alam yang wajib kamu perhatikan!
1. Air sungai tiba-tiba keruh dan alirannya makin deras

Air yang mendadak berubah jadi cokelat pekat biasanya bukan hal biasa. Itu tanda ada longsoran, sedimen, atau material besar dari daerah hulu. Kalau arusnya ikut makin deras padahal hujan di sekitar nggak seberapa, artinya ada volume air besar yang sedang turun dari atas. Hati-hati, ini sinyal awal banjir bandang.
2. Ada suara gemuruh misterius dari arah hulu

Sebelum banjir bandang datang, sering muncul suara gemuruh seperti batu bertumbukan. Gemuruh tersebut berasal dari arus yang membawa batang pohon, batu besar, dan material berat lainnya. Semakin keras suaranya, semakin dekat gelombang airnya. Kalau sudah terdengar jelas, segera cari tempat yang lebih tinggi!
3. Hujan ekstrem terjadi lama di daerah pegunungan

Kamu mungkin merasa hujan di daerahmu biasa saja. Tapi kalau di hulu sungai hujan lebat seharian, justru itu yang bahaya. Daerah pegunungan yang diguyur hujan terus menerus bisa menampung air dalam jumlah besar. Saat debitnya penuh, air akan turun sekaligus ke hilir dan memicu banjir bandang. Makanya, info cuaca di hulu itu penting banget!
4. Sungai mengeluarkan bau lumpur pekat atau alirannya berubah aneh

Tiba-tiba mencium bau lumpur kuat di sekitar sungai? Itu berarti sedimen, tanah, dan material organik sedang terbawa dari hulu. Aliran sungai yang mendadak berbelok, memutar, atau terlihat tidak stabil juga menandakan tekanan air meningkat. Kombinasi keduanya kerap menjadi kode bahwa sungai sedang “menyimpan” muatan air besar.
5. Awan cumulonimbus gelap menumpuk di arah gunung

Awan cumulonimbus adalah awan badai: tinggi, gelap, tebal, dan berlapis-lapis. Kalau awan ini diam di satu area di pegunungan, hujan intens biasanya akan berlangsung lama. Efeknya? Debit sungai naik cepat dan potensi banjir bandang makin besar. Pengamatan visual seperti ini sebenarnya bisa jadi early warning alami.
6. Tanah sekitar sungai mulai gembur dan muncul retakan kecil

Tanah yang berubah jadi lembek, gembur, atau retak-retak bukan sekadar masalah struktur tanah. Ini tanda ada tekanan air yang naik dari dalam tanah. Semakin lama, retakannya bisa melebar cepat. Saat tekanan air mencapai titik maksimum, aliran besar bisa menerobos dan jadi banjir bandang. Ini merupakan sinyal fisik paling kritis.
7. Satwa liar bergerak menjauhi sungai atau hewan peliharaan tampak gelisah

Hewan punya insting kuat dalam membaca perubahan alam. Ketika banjir bandang akan terjadi, satwa liar biasanya bergerak menjauhi sungai. Hewan peliharaan pun kadang menunjukkan perilaku tidak biasa, misalnya gelisah atau naik ke tempat lebih tinggi. Jangan abaikan tanda ini—bisa jadi mereka merasakan ancaman lebih cepat dari manusia.
Sinyal alam memang bisa membantu memperkirakan risiko banjir bandang. Tapi tetap saja, bencana ini banyak dipengaruhi faktor lain: kondisi hulu, bentuk sungai, struktur tanah, hingga tata guna lahan. Ada kalanya banjir bandang muncul tanpa peringatan apa pun.
Karena itu, tetap mengutamakan informasi resmi dari BMKG, BPBD, dan sistem peringatan dini setempat. Tanda alam boleh jadi petunjuk, namun keputusan tanggap darurat harus berdasarkan data akurat.

















