Kalau kamu pernah ke Eropa Tengah, sulit untuk tidak jatuh cinta pada Budapest. Budapest punya segalanya: arsitektur megah, sejarah panjang, suasana romantis, sampai biaya hidup yang cukup bersahabat. Terletak di sisi Barat dan Timur dari Sungai Danube, Budapest yang tersohor mendapat julukan The Pearl of Danube karena kemasyhurannya. Tapi siapa sangka, Budapest yang merupakan penggabungan dari tiga kota--yaitu Obuda, Buda, dan Pest--sebenarnya baru 'lahir' secara resmi pada abad ke-19. Yuk, kita ulik sejarahnya!
Sejarah Budapest, Penyatuan Tiga Kota Menjadi Satu di Jantung Eropa

Intinya sih...
- Budapest, kota dengan arsitektur megah, sejarah panjang, dan biaya hidup bersahabat
- Terbentuk dari penggabungan tiga kota: Obuda, Buda, dan Pest pada abad ke-19
- Budapest berkembang pesat di bawah naungan Kekaisaran Austria-Hungaria, menjadi pusat budaya dan politik di Eropa Tengah
1. Sebelum dikuasai Romawi, wilayah cikal bakal Budapest awalnya dihuni suku Celtic
Kalau mau mundur jauh ke belakang, kawasan Obuda--sebelah Barat Budapest--sudah dihuni manusia sejak ribuan tahun lalu. Sekitar abad ke-4 SM, suku Celtic dari cabang Eravisci bermukim di daerah ini. Mereka membangun pemukiman kecil, mengembangkan perdagangan lokal, dan membentuk cikal bakal kehidupan kota.
Lalu, pada abad ke-1 Masehi, bangsa Romawi datang dan mendirikan Kota Aquincum di atas bekas permukiman Celtic tadi. Sampai sekarang, reruntuhan Aquincum masih bisa kamu lihat di Budapest bagian utara. Sementara itu, di seberang sungai, area Pest saat masa Romawi masih berupa rawa-rawa luas dan lahan pertanian, dengan sedikit aktivitas manusia.
2. Abad ke-4 M, ketika Romawi runtuh, Budapest sempat dikuasai beberapa suku
Setelah kekuasaan Romawi melemah pada abad ke-4, wilayah ini silih berganti dikuasai oleh berbagai suku seperti Hun, Avar, dan Slavia. Sampai akhirnya, wilayah tersebut dihuni oleh suku Magyar--leluhur bangsa Hungaria--pada akhir abad ke-9. Suku Magyar mendirikan Kerajaan Hungaria di bawah Raja Stephen I, lalu wilayah ini berkembang sebagai pusat kekuasaan lokal.
Pada awal abad ke-16, Kesultanan Utsmaniyah sempat merebut Buda dan Pest, tapi kemudian dikalahkan oleh Habsburg Austria pada 1686. Sejak saat itu, kawasan ini masuk dalam Kekaisaran Austria hingga terbentuknya sistem monarki ganda Austria-Hungaria pada 1867. Di sinilah cikal bakal Budapest modern mulai terbentuk, menuju masa keemasan kota yang megah dan penuh karakter.
3. Tiga kota bersatu menjadi Budapest pada abad ke-19 M
Selama berabad-abad, kawasan Budapest (Barat dan Timur) berkembang berdampingan namun tetap terpisah akibat Sungai Danube yang membelah Budapest. Barulah di abad ke-19--zaman Kekaisaraan Austria-Hungaria--semangat modernisasi mulai mendorong ide untuk menghubungkan kedua kota ini secara permanen. Pembangunan sebuah jembatan megah di atas Sungai Danube menjadi simbol awal perubahan besar tersebut.
Pada tahun 1849, Szechenyi Chain Bridge (Jembatan Rantai) berdiri kokoh di atas Sungai Danube. Selain membuka jalan menuju penyatuan Obuda, Buda, dan Pest, keberadaan jembatan mempercepat pertumbuhan hubungan ekonomi, sosial, dan budaya di kawasan itu. Akhirnya, pada 17 November 1873, Obuda, Buda, dan Pest resmi bersatu membentuk kota baru bernama Budapest.
4. Budapest mencapai era keemasan di bawah Kekaisaran Austria-Hungaria
Setelah penyatuan, Budapest berkembang pesat di bawah naungan Kekaisaran Austria-Hungaria. Sebagai ibu kota wilayah Hungaria, Budapest menerima banyak investasi dan proyek pembangunan, termasuk Gedung Parlemen di tepi Danube yang sekarang jadi ikon kota. Transportasi publik, sistem drainase, gedung-gedung megah, dan sekolah-sekolah modern dibangun selama era ini.
Salah satu sistem transportasi publik yang terkenal adalah jalur metro pertama di daratan Eropa, yaitu Metro Line 1. Jalur ini mulai dioperasikan di Budapest pada tahun 1896. Sampai sekarang jalur tersebut masih aktif dan masuk warisan dunia UNESCO. Budapest pun menjelma dari kota regional menjadi salah satu pusat budaya dan politik paling penting di Eropa Tengah.
5. Budapest pernah hancur pada Perang Dunia II dan jatuh ke rezim komunis
Seperti banyak kota lain di Eropa, Budapest tak bisa menghindari dampak gejolak abad ke-20. Dua perang dunia mengguncang fondasi kota yang sedang berkembang pesat ini. Banyak bangunan bersejarah hancur, dan kehidupan masyarakat berubah drastis di bawah tekanan perang dan politik. Setelah Perang Dunia II, Budapest jatuh ke dalam pengaruh Uni Soviet dan memasuki masa kelam di bawah rezim komunis. Masa sulit ini mengubah wajah kota secara sosial dan ekonomi.
6. Revolusi Hungaria membawa Budapest bebas dari rezim komunis dan kembali bersinar
Setelah Perang Dunia II, Hungaria masuk ke dalam Blok Timur dan hidup di bawah kekuasaan komunis selama lebih dari empat dekade. Situasi mulai berubah pada tahun 1989, saat Revolusi Hungaria berhasil menggulingkan pemerintahan komunis. Era baru kebebasan membuka jalan bagi Budapest untuk membangun kembali identitas dan kejayaannya. Perlahan, kota ini memperbaiki infrastrukturnya, merevitalisasi warisan budayanya, dan kembali terhubung dengan dunia internasional. Budapest pun bersinar lagi sebagai salah satu destinasi paling memikat di Eropa.
Berjalan di Budapest hari ini seperti menyusuri halaman-halaman sejarah yang hidup. Dari jejak suku Celtic hingga kemegahan era Austria-Hungaria, kota ini terus menampilkan perpaduan masa lalu dan masa kini dengan anggun. Budapest bukan sekadar ibukota, ia adalah kisah panjang Eropa yang dibingkai oleh Sungai Danube.