ilustrasi Candi Prambanan (pexels.com/Pixabay)
Denah komplek Candi Prambanan asli berbentuk persegi panjang. Keseluruhan area terbagi menjadi tiga bagian, Jaba (bagian luar), Tengahan (bagian tengah), dan Njeron (bagian dalam).
Bagian luar merupakan area pagar bebatuan yang kini tinggal reruntuhannya. Seluruh area njaba memiliki luas sekitar 390 meter persegi. Saat ini, pelataran luar tinggal area kosong saja. Gak diketahui apakah sebelumnya pernah ada bangunan atau hiasan lain.
Pelataran tengah berbentuk persegi dengan luas 222 meter persegi. Mirip dengan pelataran depan, tengahan juga memiliki pagar yang telah runtuh. Bagian tengah ini memiliki empat teras berundak.
Di teras terbawah yang paling kecil, ada 68 candi kecil berderet melingkar yang saling terhubung antar pintu. Teras kedua terdapat 60 candi, ketiga 52 candi, dan teratas ada 44 candi. Namun, nyaris seluruh bangunan candi telah hancur dan tersisa reruntuhan batunya saja.
Di pelataran belakang, terdapat dua candi yang berdiri tegak membujur dari utara dan selatan. Di barisan barat, terdapat tiga candi menghadap timur. Yang paling utara bernama Candi Wisnu, di tengah ada Candi Syiwa, dan selatan ada Candi Brahma.
Di sebelah timur, ada tiga buah candi yang disebut sebagai wahana (kendaraan). Disebut demikian karena masing-masing candi diberi nama kendaraan dewa, seperti Candi Garuda kendaraan Wisnu, Candi Nandi (lembu) kendaraan Syiwa, dan Candi Angsa kendaraan Brahma.
Masing-masing candi memiliki denah yang sama. Berbentuk bujur sangkar dengan luas 15m2 dan tinggi 25m. Di ujung utara dan selatan lorong penghubung candi juga terdapat candi lain yang disebut Candi Apit.
Dilansir Badan Otorita Borobudur, jumlah keseluruhan candi di kompleks Prambanan berkisar sekitar 240 bangunan dengan berbagai ukuran. Namun, yang berhasil dipugar hanya 18 candi dan sisanya dalam bentuk batuan yang berserakan.
Meski bukan berjumlah 1.000 candi, kisah kegagalan Bandung Bondowoso sangat melekat di hati masyarakat Indonesia terkait sejarah Candi Prambanan. Termasuk pula, kutukan Roro Jonggrang menjadi arca. Hingga saat ini, Arca Roro Jonggrang masih bisa dijumpai di kawasan Candi Prambanan. Nah, menurutmu, apakah legenda tersebut benar-benar terjadi?