Sejarah Hand of Glory, Potongan Tangan Mayat yang Memiliki Aura Magis

Seperti dilansir dari laman thewhitbyguide.co.uk, pada mulanya Hand of Glory tidak sengaja ditemukan oleh Dr. Chalmers yang baru saja membeli sebuah pondok tua di Danby. Sebelumnya, pondok tersebut diketahui adalah milik seorang laki-laki yang dianggap memiliki reputasi buruk oleh penduduk setempat. Pria dengan reputasi buruk tersebut kemungkinan adalah seorang kriminal, tetapi tidak pernah ada bukti yang dapat digunakan  untuk menangkapnya.

Suatu hari, Dr. Chalmers menemukan sebuah potongan tangan kanan manusia mati yang tergantung di ambang pintu. Dr Chalmers kemudian memutuskan untuk tetap menyimpan tangan tersebut di rumahnya.

Ketika dirinya beranjak tua, Dr. Chalmers mempertimbangkan untuk menguburkan tangan mayat tersebut di halaman gereja Danby sebelum dirinya meninggal, tetapi rencana tersebut ia urungkan. Kemudian Dr. Chalmers memberikan tangan mayat tersebut kepada sejarawan yang bernama Joseph Ford.

Nama Hand of Glory diambil dari sebutan spesies tumbuhan mandrake yang memiliki nama ilmiah French Maine De Glorie. Tumbuhan mandrake/mandragora adalah spesies tumbuhan yang sering digunakan sebagai bahan obat herbal.

Akar dari tumbuhan mandrake ini memiliki keunikan yaitu berbentuk seperti tubuh manusia. Mungkin hal tersebutlah yang membuat tumbuhan mandrake sering dikaitkan dengan Hand of Glory.

Masyarakat inggris pada abad ke-16 sangat mempercayai kekuatan magis dari Hand of Glory ini. Beberapa orang yang memiliki niat jahat akan menggunakan kekuatan Hand of Glory ini sangat akan melakukan aksi pencurian atau perampokan.

Cara pencuri menggunakannya adalah dengan cara menempatkan sebuah lilin yang menyala di atas Hand of Glory, maka akan dapat membuat semua penghuni rumah lokasi pencurian akan tertidur pulas seperti orang yang sedang koma. Menempatkan lilin menyala pada Hand of Glory juga dianggap akan membuat para pencuri bisa memasuki ruangan yang terkunci.

Ada pula versi lain saat menggunakan Hand of Glory untuk aksi pencurian, yaitu dengan cara membakar jari-jari Hand of Glory seperti lilin. Setiap satu jari mewakili satu orang penghuni rumah yang akan dirampok. Apabila salah satu jari tidak mau terbakar, artinya satu orang di dalam rumah tersebut masih terjaga.

Melansir dari artikel yang diterbitkan pada laman atlasobscura.com, Hand of Glory dalam sejarahnya adalah tangan kanan seorang penjahat yang telah menjalani hukuman mati di tiang gantungan. Seram ya!

Tangan penjahat yang telah mati di tiang gantungan tersebut diambil pada tengah malam dan disalahgunakan untuk sebuah ritual. Jadilah tangan tersebut dipercaya memiliki keuatan gaib oleh masyarakat Eropa kuno.

Menurut Sabine Baring Gould (1873) dalam tulisannya yang berjudul Curious Myths of Middle Ages, Hand of Glory yang diambil dari tangan orang yang mati di tiang gantungan selanjutnya akan dibungkus dalam sebuah gulungan dan ditarik kuat-kuat supaya dapat memeras habis darah yang mungkin tersisa. Kemudian potongan tangan itu akan diletakkan di dalam tembikar kemudian ditambahkan garam serta lada secara menyeluruh, mirip seperti proses membuat acar.

Tangan tersebut didiamkan selama 2 minggu sampai menjadi kering, lalu tangan tersebut akan dikeringkan lagi di bawah sinar matahari. Tangan itu akan dikeringkan sampai benar-benar kering. Agar dapat berfungsi sebagai lilin, tangan tersebut akan dilapisi dengan lemak pria yang digantung, dan wijen Lapland.

Itulah kisah yang menarik sekaligus menyeramkan dari mumi tangan paling terkenal dalam sejarah peradaban Eropa. Jika tertarik untuk melihat Hand of Glory yang asli secara langsung, kamu bisa mengunjungi Museum Whitby di Yorkshire, Inggris.